Choiri, Amaludin (2017) Kajian psikolinguistik dalam naskah dan pementasan drama topeng Kayu karya Koentowijoyo / Amaludin Choiri. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Choiri Amaludin. 2017. Kajian Psikolinguistik dalam Naskah dan Pementasan Drama Topeng Kayu Karya Koentowijoyo. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing Prof. Dr. H. A. Syukur Ghazali M.Pd. Kata Kunci psikolinguistik kesenjangan stichomythia dialogue naskah drama pementasan drama Topeng Kayu Dunia teater hari ini mulai diminati oleh banyak kalangan. Terbukti dengan bermunculannya berbagai kelompok teater mulai dari teater sekolah teater lembaga maupun teater-teater mandiri (luar lembaga) sehingga intensitas pementasan drama meningkat. Sebuah pementasan drama merupakan perwujudan dari naskah drama sebagai bahan dasar utamanya. Sebagai bahan dasar pementasan naskah drama harus dianggap sebagai pesan yang harus tersampaikan dalam pementasan. Akan tetapi sering pesan naskah drama tidak tersampaikan dengan baik dalam pementasan. Hal ini disebabkan pemahaman aktor terhadap naskah drama yang dipentaskan kurang baik dan mendalam. Untuk itu pemahaman mendalam terhadap dialog naskah drama harus dimiliki oleh aktor karena dialog dalam naskah drama terkadang memiliki kesenjangan stichomythia dialogue yang mengandung banyak subteks di dalamnya. Pemahaman aktor yang kurang baik terhadap subteks dalam dialog akan mengakibatkan munculnya berbagai kesalahan dalam pementasan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan dialog dalam naskah drama Topeng Kayu karya Koentowijoyo yang memiliki kesenjangan stichomythia dialogue yang menyimpan subteks dan transkrip video pementasan drama Topeng Kayu karya Koentowijoyo. Peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data dibantu dengan instrumen penjaring data. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penjaring data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan (1) menelaah jenis kesenjangan stichomythia dialogue dialog naskah drama (2) melakukan klasifikasi terhadap tingkat kesulitan pemahaman kesenjangan stichomythia dialogue (3) mentranskrip video pementasan drama Topeng Kayu karya Kuntowijoyo menjadi data tertulis (4) melakukan pengkodean dan (5) melakukan uji keabsahan data. Tahap analisis data dilalui dalam dua tahapan yaitu menggunakan teknik analisis isi dengan pendekatan kajian psikolinguistik pada analisis naskah dan analisis ketersampaian pesan pada pementasan. Pengecekkan keabsahan data dilakukan dengan membaca dan menelaah kembali hasil analisis data pada naskah dan analisis data pada transkrip pementasan drama. Berdasarkan analisis data penelitian ini diperoleh beberapa hasil sebagai berikut. Pertama naskah drama Topeng Kayu karya Koentowijoyo memiliki banyak kesenjangan stichomythia dialogue. Kedua berdasarkan klasifikasi tingkat kesulitan pemahaman dialog yang memiliki kesenjangan stichomythia dialogue terdapat empat tingkatan yaitu kategori sangat sulit (SS) sulit (S) sedang (Sd) dan mudah (M) untuk dipahami. Ketiga aktor pemeran dalam pementasan drama Topeng Kayu karya Koentowijoyo melakukan banyak kesalahan dalam pengucapan dialog pada pementasan karena pemahaman yang kurang baik terhadap naskah drama. Hal ini mengakibatkan adanya dialog atau unsur dialog yang hilang kesalahan lakuan kesalahan respon dan kesalahan dalam penyisipan dialog konteks. Keempat karena pemahaman (komprehensi) yang kurang baik tuturan (produksi) dialog aktor dalam pementasan menjadi terganggu sehingga pesan dialog naskah drama tidak tersampai dengan baik dalam pementasan. Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan sebagai berikut. Pertama naskah drama Topeng Kayu karya Koentowijoyo ini merupakan naskah drama yang sulit untuk dipahami karena banyak dialog yang memiliki kesenjangan stichomythia dialogue. Kedua dialog dengan kesenjangan stichomythia dialogue memiliki empat kategori yaitu sangat sulit (SS) sulit (S) sedang (Sd) dan mudah (M) untuk dipahami. Ketiga ketidak tepatan pengucapan dialog pada pementasan mengakibatkan terjadinya berbagai kesalahan dalam pementasan yaitu (1) hilangnya dialog yang mengakibatkan hilangnya pesan dialog (2) aktor melakukan berbagai kesalahan lakuan (3) aktor melakukan kesalahan dan keterlambatan respon terhadap dialog lawan dan (4) aktor melakukan kesalahan dalam menyisipkan dialog-dialog konteks ke dalam dialog naskah. Keempat berdasarkan kesalahan-kesalahan dalam pementasan tersebut dapat diartikan bahwa pesan dalam dialog naskah tidak dapat tersampai dengan baik dalam pementasannya. Kaidah psikolinguistik yang menyatakan bahwa komprehensi berbanding lurus dengan produksi terbukti dalam penelitian ini. Pesan dialog naskah drama harus dipahami dengan baik sehingga pesan dialog tersebut dapat tersampaikan dengan baik dalam pementasan. Dengan demikian peneliti dapat menyarankan beberapa hal. Pertama seorang aktor harus benar-benar memahami dialog dan subteks naskah drama yang akan dipentaskan. Kedua seorang sutradara harus mempertimbangkan kemampuan aktor untuk menentukan naskah drama dan metode pelatihan yang tepat untuk kepentingan pementasan sehingga tuntutan dialog berdasarkan naskah drama tercapai. Ketiga bagi penelitian selanjutnya peneliti dapat melakukan penelitian lanjutan pada ketersampaian pesan naskah drama terhadap penonton pementasan drama. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat melakukan telaah naskah drama dengan kajian psikolinguistik yang berfokus pada struktur sintaktik dan semantik dialog.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PINL Indonesian and Regional Literary Languages |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 30 Oct 2017 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2017 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/9637 |
Actions (login required)
View Item |