Muarifa, Aliffati (2017) Penggunaan afiks dalam karangan mahasiswa Program In Country BIPA Universitas Negeri Malang / Aliffati Muarifa. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Muarifa Aliffati. 2017. Penggunaan Afiks dalam Karangan Mahasiswa Program In Country BIPA Universitas Negeri Malang 2016. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing Prof. Dr. Sumadi M.Pd. Kata Kunci afiks karangan BIPA Afiks merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena bahasa Indonesia merupakan bahasa dengan sistem tempel atau aglutinasi. Penggunaan afiks tidak dapat dihindari karena berpengaruh pada makna sebuah kata bahkan kalimat. Penggunaan afiks ditemukan pada karangan mahasiswa Program In Country 2016. Program In Country merupakan kerjasama antara jurusan ASEAN Studies Universitas Walailak dengan BIPA Universitas Negeri Malang. Fokus penelitian ini adalah bentuk afiks yang digunakan serta ketepatan penggunaan afiks dalam karangan mahasiswa Program In Country 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dan merupakan penelitian analisis teks. Data penelitian berupa bentuk dan ketepatan penggunaan afiks yang terdapat pada karangan sepuluh jurnal harian mahasiswa Program In Country 2016. Instrumen utama adalah peneliti dibantu tabel pengumpul data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Analisis data yang dilakukan meliputi proses reduksi data yang mencakup identifikasi klasifikasi dan pengodean. Selanjutnya dilakukan penyajian data penarikan simpulan dan pengecekan keabsahan temuan. Berdasarkan analisis data diperoleh dua hasil penelitian. Pertama bentuk afiks yang digunakan pada karangan mahasiswa Program In Country 2016 mencakup prefiks sufiks dan konfiks. Afiks yang digunakan meliputi meN- ter- di- ber- peN- se- -an ke-an meN-kan meN-i di-i di-kan ber-an peN-an memper-kan se-nya dan per-an. Penggunaan afiks tersebut belum merata jumlahnya bahkan ada beberapa afiks yang muncul atau digunakan hanya satu kali. Afiks yang paling dominan digunakan adalah prefiks sementara sufiks merupakan afiks yang paling sedikit digunakan. Kedua pada karangan mahasiswa ditemukan penggunaan afiks yang tepat dan tidak tepat. Penggunaan afiks yang tepat meliputi meN- peN- di- ber- se- ter- -an di-kan ber-an meN-i meN-kan ke-an di-i per-an peN-an dan se-nya. Penggunaan afiks yang tidak tepat meliputi meN- peN- di- ber- se- ter- -an di-kan ber-an meN-i meN-kan ke-an per-an peN-an memper-kan serta dua bukan kategori afiks yaitu men-an dan pen-kan. Wujud ketepatan penggunaan afiks tersebut adalah (1) tepat berdasarkan kaidah morfofonemik (2) tepat berdasarkan fungsi afiks dan (3) tepat berdasarkan konteks kalimat. Wujud ketidaktepatan tersebut berupa (1) kesalahan penerapan kaidah morfofonemik (2) kesalahan pemilihan afiks sehingga tidak sesuai dengan konteks dan fungsi afiks dan (3) bentuk yang dilekatkan pada bentuk dasar bukan merupakan kategori afiks. Afiks yang digunakan banyak mengalami kesalahan terjadi pada prefiks meN-. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa penguasaan mahasiswa Program In Country 2016 terhadap penggunaan afiks baik mengingat jumlah ketidaktepatan lebih sedikit daripada jumlah ketepatan penggunaan afiks. Namun demikian mahasiswa perlu belajar lebih mendalam lagi mengingat beberapa afiks yang digunakan masih terbatas jumlahnya. Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan empat saran. Pertama ditujukan kepada pengajar BIPA hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat materi pada silabus bahasa Indonesia untuk penutur asing dan media pembelajaran sebagai upaya untuk memaksimalkan proses belajar pembelajar dalam memahami materi afiks bahasa Indonesia sehingga kesalahan dapat diminimalkan. Kedua ditujukan kepada tutor BIPA supaya berperan aktif dalam membantu pemerolehan bahasa kedua di luar kelas baik dalam situasi formal maupun non-formal serta mengoreksi kesalahan penggunaan afiks yang terjadi pada mahasiswa BIPA Program In Country. Ketiga ditujukan kepada pembelajar BIPA supaya menguasai materi afiks dengan baik karena afiks merupakan aspek yang sangat penting mengingat bahasa Indonesia merupakan bahasa dengan sistem tempel atau aglutinasi. Pembelajar harus segera berkonsultasi dengan pengajar maupun tutor apabila menemui kesulitan. Keempat ditujukan kepada peneliti lain supaya melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda serta kemampuan level yang berbeda.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PINL Indonesian and Regional Literary Languages |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 27 Jul 2017 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2017 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/9581 |
Actions (login required)
View Item |