Purnami, Ryan Yuli (2016) Bentukan kata dalam bahasa lisan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) program in country tahun 2015-2016 / Ryan Yuli Purnami. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Purnami Ryan Yuli. Bentukan Kata dalam Bahasa Lisan Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Program In Country Tahun 2015-2016. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Widodo Hs. M.Pd (II) Dr. H. Nurhadi M.Pd. Kata Kunci bentukan kata bahasa lisan BIPA Bentukan kata merupakan salah satu materi tata bahasa yang diajarkan dalam pembelajaran BIPA. Berbagai jenis bentukan kata yang diajarkan dalam setiap tingkat pembelajar BIPA berbeda-beda. Semua diatur sesuai dengan kesulitaan materi bentukan kata tersebut. Bentukan kata digunakan pembelajar BIPA dalam memproduksi kalimat salah satunya dalam produksi bahasa lisan. Penggunaan bentukan kata dalam bahasa lisan pembelajar BIPA inilah yang dikaji dalam penelitian ini. Fokus penelitian ini adalah bentukan kata dalam bahasa lisan pembelajar BIPA program In Country Tahun 2015-2016. Bentukan kata dalam bahasa lisan pembelajar BIPA program In Country tersebut difokuskan pada tiga aspek yakni (1) bentukan kata dengan afiksasi (2) bentukan kata dengan reduplikasi dan (3) bentukan kata dengan pemajemukan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian ini berupa kalimat (data verbal) yang ditranskripsikan ke dalam korpus data. Data verbal ini berupa bahasa lisan pembelajar BIPA interaksi pembelajaran. Pada kegiatan pengumpulan data di lapangan peneliti hadir dan mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas BIPA. Peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi pasif. Instrumen penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan alat bantu yang berupa perekam audio dan tabel analisis. Kegiatan analisis data dimulai setelah data ditranskrip. Data yang telah ditranskrip kemudian direduksi disajikan lalu ditarik kesimpulan. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan diskusi dengan ahli dan teman sejawat peningkatan ketekunan peneliti serta keikutsertaan langsung peneliti. Berdasarkan analisis data diperoleh tiga hasil penelitian. Pertama bentukan kata berafiks merupakan bentukan kata yang sering digunakan yaitu muncul 42 kata bentukan. Kata bentukan yang muncul terdiri dari bentukan kata berprefiks meN- peN se- ter- dan ber- bentukan kata bersufiks an dan bentukan kata berkonfiks meN-kan peN-an dan per-an dan bentukan kata berimbuhan gabung meN- dan -kan. Ditemukan adanya gejala bahasa berupa penggabungan prefiks dengan kata berbahasa Inggris. Bentukan kata dengan afiksasi muncul tidak hanya satu kata saja dalam satu kalimat pembelajar BIPA tetapi muncul penggunaan dua bentukan kata bahkan tiga bentukan kata dengan afiksasi sekaligus dalam satu kalimat. Kedua bentukan kata dengan reduplikasi yang digunakan pembelajar BIPA program In Country dalam berbahasa lisan terdiri atas kata ulang asli dan kata ulang tidak asli. kata ulang asli yang muncul terdiri dari kata ulang utuh dan kata ulang sebagian. Terjadi gejala bahasa berupa pelesapan morfem (aferesis) ber- dalam kata ulang sebagian. Terjadi generalisasi berlebihan dalam bentukan kata dengan reduplikasi yang digunakan pembelajar BIPA. Pembelajar menganggap bahwa reduplikasi sebagai konsep tersendiri terlepas dari afiksasi. Hal ini tergolong dalam kesalahan dalam pembelajaran bahasa. Kesalahan tersebut diduga karena adanya interferensi atau transfer bahasa dan pengaruh bahasa tidak baku yang sering digunakan dalam lingkungan sekitar pembelajar. Ketiga bentukan kata dengan pemajemukan jarang digunakan oleh pembelajar BIPA. Ada lima bentukan kata dengan pemajemukan yang muncul dalam bahasa lisan pembelajar BIPA program In Country. Kelima kata tersebut termasuk dalam kelas kata benda. Dalam bahasa lisan pembelajar BIPA tidak hanya muncul penggunaan satu kata majemuk dalam satu kalimat tetapi penggunaan dua kata majemuk dalam satu kalimat. Terjadi gejala bahasa berupa pelesapan bunyi di awal kalimat (aferesis) pada morfem ber- dalam kata majemuk yang digunakan pembelajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan empat saran. Pertama pengajar BIPA disarankan untuk menyeimbangkan antara latihan kompetensi menulis dan berbicara agar kompetensi bahasa tulis dan bahasa lisan seimbang. Kedua tutor BIPA disarankan dapat menerapkan materi yang telah diajarkan pengajar kepada pembelajar BIPA serta mempraktikkannya dalam situasi nyata. Ketiga pembelajar BIPA disarankan menerapkan materi yang belum dikuasai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat dianjurkan agar pembelajar semakin terbiasa dengan penggunaannya secara tepat. Keempat peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PINL Indonesian and Regional Literary Languages |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 17 Jun 2016 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2016 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/9488 |
Actions (login required)
View Item |