Revolusi fisik di kota Malang tahun 1945-1949/ Helmi wicaksono - Repositori Universitas Negeri Malang

Revolusi fisik di kota Malang tahun 1945-1949/ Helmi wicaksono

Wicaksono, Helmi (2012) Revolusi fisik di kota Malang tahun 1945-1949/ Helmi wicaksono. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Revolusi Fisik Kota Malang. Kota Malang merupakan tempat penting yang baik bagi orang Eropa Timur Asing dan Orang Indonesia sendiri. Kota Malang menjadi salah satu wilayah yang ingin dikuasai Belanda karena potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu wilayah perkebunan serta sebagai pertahanan yang baik dari serangan musuh. Kota Malang pernah menjadi ibukota Propinsi Jawa Timur pada bulan Februari 1947 sampai bulan Juli 1947. Perpindahan Ibukota Propinsi Jawa Timur ke Kota Malang menjadikan Kota Malang sebagai tempat penampungan bagi warga korban perang dari daerah Surabaya dan daerah lain yang dikuasai Belanda. Agresi Militer Belanda pertama pada tanggal 31 Juli 1947 membuat Kota Malang sudah tidak aman lagi sebagai Ibukota Propinsi Jawa Timur. Langkah yang dilakukan oleh penduduk Kota Malang dalam mengantisipasi kedatangan Belanda ke Kota Malang adalah dengan bumi hangus bangunan yang dianggap penting. Keadaan Kota Malang setelah Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949 belum banyak yang menulisnya. Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana sejarah perkembangan Kota Malang sebelum Kemerdekaan sampai Agresi Militer Belanda I tahun 1947. (2) Bagaimana gerilya di Kota Malang pasca Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949. (3) Bagaimana kondisi rakyat Kota Malang pasca Agresi Militer Belanda 1 sampai tahun 1949. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejarah perkembangan Kota Malang sebelum Kemerdekaan sampai Agresi Militer Belanda I. (2) Untuk mengetahui gerilya di Kota Malang pasca Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949. (3) Untuk mengetahui kondisi rakyat Kota Malang pasca Agresi Militer Belanda 1 sampai tahun 1949. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Langkah yang ditempuh dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yang berupa pemilihan topik heuristik kritik interpretasi dan historiografi. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2011 sampai bulan Desember 2011. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Jepang datang di Kota Malang pada tanggal 8 Maret 1942. Tentara Jepang seringkali bertindak semenamena dalam memberikan hukuman kepada orang yang dicurigai di Kota Malang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sampai di Kota Malang pada tanggal 21 September 1945. Kota Malang pasca kemerdekaan memberlakukan penarikan mata uang Jepang pada tanggal 29 Oktober 1946 sebagai gantinya diberlakukan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Belanda menyerang Kota Malang dari arah Lawang Singasari hingga masuk daerah Blimbing. Kota Malang diduduki Belanda pada tanggal 31 Juli 1947. Pihak Belanda berhasil melakukan negoisasi dengan Asisten Residen Malang Soejadi agar pegawai pamongpraja melaksanakan kembali kegiatan sebelumnya. Perkembangan gerilya di Kota Malang pasca Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949 adalah ada pendekatan politik kepada Penduduk Kota Malang tentang sama beratnya perjuangan melawan Belanda di daerah Republik Indonesia dan daerah Pendudukan Belanda. Penduduk Kota Malang ikut mengadakan perlawanan selama bulan Januari 1949 sampai bulan Maret 1949. Selain itu ada Gerakan Rakyat Kota Malang tahun 1949 serta Mayor Hamid Rusdi yang gugur di desa Wonokoyo pada tanggal 8 Maret 1949. Kondisi rakyat Kota Malang pasca Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949 adalah pemberian perintah oleh Asisten Residen Malang Soejadi agar pasar dibuka kembali untuk umum supaya perekonomian berjalan kembali. Perundingan Renville ditanggapi oleh penduduk Kota Malang antara lain penolakan Renville oleh kalangan Pemuda serta sikap keraguraguan oleh kaum intelektual. Pemerintahan di Kota Malang setelah diduduki Belanda melalui Agresi Militer 1 dipegang oleh Asisten Residen Soejadi sampai 29 September 1947. Selanjutnya oleh Moestedjo sampai Januari 1948. Moestedjo menjalankan pemerintahan di Kota Malang dibantu dua orang penasehat yaitu Mr Raspijo dan Dokter Soerodjo. Pada tanggal 27 Januari 1948 pemerintahan Kota Malang berkantor di jalan Ardjuno dan dikepalai oleh Amidarmo. Walikota Malang pada tanggal 21 Agustus 1948 adalah Suhari Hadinoto sampai akhir tahun 1949. Pada tahun 1949 pemerintah Kota Malang menetapkan tarif pajak kendaraan pajak untuk hotel berbagai barang berharga sampai tentang kekacauan ekonomi karena penutupan beberapa pabrik rokok di bulan September 1949. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti peristiwa peristiwa yang terkait dengan revolusi fisik di Kota Malang tahun 19451949. Peristiwa tersebut dapat berupa kondisi masyarakat Timur Asing pada revolusi fisik di sekitar Karesidenan Malang.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 28 May 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/91437

Actions (login required)

View Item View Item