Kereta api jalur Madiun-Ponorogo tahun 1907-1984 dan nilai pendidikannya / Gilang Eka Damayanti - Repositori Universitas Negeri Malang

Kereta api jalur Madiun-Ponorogo tahun 1907-1984 dan nilai pendidikannya / Gilang Eka Damayanti

Damayanti, Gilang Eka (2011) Kereta api jalur Madiun-Ponorogo tahun 1907-1984 dan nilai pendidikannya / Gilang Eka Damayanti. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Kebijakan Kereta Api Indonesia Kereta Api Jalur Madiun-Ponorogo Dampak Kebijakan Transportasi Penelitian tentang sejarah transportasi merupakan sebuah kajian yang sangat menarik. Dari berbagai jalur kereta api yang ada di Pulau Jawa salah satu jalur tersebut adalah jalur Madiun-Ponorogo. Penelitian terhadap sejarah jalur ini penting karena menyangkut aspek-aspek sosial-ekonomi penduduk kawasan ini dalam hal ini distribusi barang manusia dan juga pengembangan ekonomi sebuah wilayah. Kedua penelitian ini juga memiliki arti penting karena berkaitan dengan efek kebijakan transportasi di tingkat pusat terhadap keberadaan jalur transportasi di kawasan ini. Berdasar latar belakang tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pembukaan jalur kereta api Madiun-Ponorogo. Kedua mendeskripsikan bentuk kebijakan transportasi dari periode Kolonial hingga Orde Baru. Ketiga mengetahui dampak dan nilai pendidikan dari pembangunan kereta api jalur Madiun-Ponorogo 1984. Penelitian skripsi menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitan ini diawali dengan pemilihan topik pengumpulan sumber kritik sumber interpretasi dan diakhir dengan penulisan. Penelitian ini dibatasi dengan cakupan waktu dari tahun 1907 hingga tahun 1984. Tahun 1907 diambil sebagai batas awal karena pada tahun ini merupakan awal pembangunan jalur kereta api Madiun-Ponorogo. Tahun 1984 diambil sebagai batas akhir karena pada tahun tersebut pemerintah membekukan operasional kereta api jalur Madiun-Ponorogo. Berdasar penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama Sejarah pembangunan jaringan rel kereta api jalur Madiun-Ponorogo ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan manusia dalam hal pengangkutan bahan produksi yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang tumbuh subur di daerah tersebut. Kedua belum adanya jalan darat yang memungkinkan untuk pengangkutan massal. Hal ini dikarenakan jalan rusak dan berlubang dan hanya bisa dilalui pada musim kemarau. Ini ditambah dengan belum adanya moda transportasi modern lain selain kereta api di kawasan Madiun-Ponorogo. Disisi lain adanya dua pabrik gula yang menghubungkan daerah di sekitar kawasan tersebut yaitu Pabrik Gula Pagotan dan Kanigoro. Hasil produksi kedua industri gula ini harus diimbangi dengan pembukaan akses dan modernisasi transportasi. Ketiga Pemberhentian operasional ini juga disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam menrespon tren penurunan animo masyarakat terhadap kereta api jalur Madiun-Ponorogo. Tidak ada strategi khusus yang diambil dalam mengatasi permasalahan. Kebijakan penambahan armada bus tidak dianggap sebagai ancaman terhadap kelanjutan operasional kereta api. Kolusi yang terjadi diantara petugas kondektur dengan penumpang yang pembawa banyak barang tidak dicegah sehingga kebocoran itu tidak dapat diatasi. Dari penerapan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan ini secara tidak langsung juga berdampak pada kehidupan masyarakat di sekitar jalur yang dilalui kereta api khususnya jalur Madiun-Ponorogo. Dampak tersebut antara lain terlihat (1) pada penduduk yang telah menggunakan jasa kereta api jalur ini hal ini menyangkut dalam hal menunjang kegiatan perdagangan masyarakat (2) pada wilayah bekas stasiun yang dilalui kereta api jalur ini berdampak pada para pedagang kaki lima atau pedagang asongan yang secara berlahan memindahkan lapaknya guna mempertahankan kesejahteraan hidupnya bahkan beberapa stasiun-stasiun bekas tempat pemberhentian dialihfungsikan menjadi kios daging gudang rempah-rempah dan radio daerah dan (3) pada jalur lalu lintas darat setelah kereta api jalur Madiun-Ponorogo tidak beroperasi kembali jalur lalu lintas darat semakin rame. Hal ini dikarenakan semakin padatnya jasa transportasi lain yang beroperasi disekitar rel kereta api jalur Madiun-Ponorogo seperti bus truk pick up motor dan mobil. Sedangkan nilai-nilai kependidikan yang cantum dalam tulisan ini antara lain nilai sportifitas menghadapi persaingan nilai toleransi dan nilai kejujuran. Hal ini dipertegas lagi karena adanya inefisiensi terhadap transportasi yang selama ini digunakan masyarakat kalah persaingan dengan jasa transportasi lain dan tidak adanya inovasi di bidang layanan jasa khususnya perbaikan gerbong kereta api.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 21 Oct 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/91435

Actions (login required)

View Item View Item