Efek toksik bioinsektisida ekstrak etanol biji hutun (Barringtonia asiatica) terhadap mortalitas nyamuk Anopheles maculatus serta implikasinya dalam pembelajaran masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah / Johanes Pelamonia - Repositori Universitas Negeri Malang

Efek toksik bioinsektisida ekstrak etanol biji hutun (Barringtonia asiatica) terhadap mortalitas nyamuk Anopheles maculatus serta implikasinya dalam pembelajaran masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah / Johanes Pelamonia

Pelamonia, Johanes (2010) Efek toksik bioinsektisida ekstrak etanol biji hutun (Barringtonia asiatica) terhadap mortalitas nyamuk Anopheles maculatus serta implikasinya dalam pembelajaran masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah / Johanes Pelamonia. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Pelamonia Johanes. 2009. Efek Toksik Bioinsektisida Ekstrak Etanol Biji Hutun (Barringtonia asiatica) terhadap Mortalitas Nyamuk Anopheles maculatus Serta Implikasinya dalam Pembelajaran Masyarakat Di Kabupaten Maluku Tengah. Tesis Jurusan Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. A. D. Corebima M.Pd. (II). Dr. Hedi Sutomo S.U. Kata kunci bioinsektisida ekstrak biji hutun Anopheles maculatus pembelajaran masyarakat. Penyakit Malaria saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di 90 negara yang dihuni oleh 2 4 milyar penduduk atau 40% populasi penduduk dunia. Diperkirakan sekitar 1 5-2 7 juta jiwa meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh negara di benua Eropa Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun di beberapa negara di benua Afrika dan Asia Tenggara penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya 1% di antaranya berakibat fatal. Indonesia merupakan daerah endemis malaria dan berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 terdapat 15 juta penderita malaria setiap tahun dan menimbulkan mortalitas 1 2% atau 23.483 orang. Berdasarkan data di Provinsi Maluku pada tahun 2004 jumlah penderita malaria di kota Ambon 7.285 orang Kabupaten Maluku Tengah 16.611 orang Kabupaten Maluku Tenggara Barat 4.402 orang Kabupaten Maluku Tenggara 8.782 orang dan Kabupaten Pulau Buru 4.663 orang sehingga angka kesakitan malaria di provinsi Maluku sebanyak 41.473 orang. Laporan penelitian WHO menunjukan bahwa resistensi nyamuk terhadap insektisida terus meningkat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan insektisida hayati untuk meminimalkan resistensi nyamuk dan lebih ramah lingkungan. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida adalah tanaman hutun. Hutun merupakan tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai racun ikan dan penghalau nyamuk. Kegiatan penelitian ini terdiri dari 2 tahap yakni tahap 1) Pengaruh ekstrak etanol biji hutun terhadap mortalitas Anopheles maculatus stadium larva Hubungan antara peningkatan setiap level konsentrasi ekstrak etanol biji hutun dengan jumlah mortalitas Anopheles maculatus stadium larva. 2) Pengaruh ekstrak etanol biji hutun terhadap mortalitas Anopheles maculatus stadium dewasa Hubungan antara peningkatan setiap level konsentrasi ekstrak etanol biji hutun dengan jumlah mortalitas Anopheles maculatus stadium dewasa. Uji toksisitas dilakukan pada masing-masing stadium dimana stadium larva menggunakan 7 tingkatan berdasarkan standar pengujian WHO. Konsentrasi ekstrak biji hutun yang digunakan untuk stadium larva yaitu 0 0078% 0 0156% 0 0312% 0 0625% 0 125% 0 25% dan 0 5% sedangkan pada stadium dewasa menggunakan tingkatan konsentrasi ekstrak biji hutun yaitu 1 25% 2 5% 3 75% 5% 6 25% 7 5% dan 8 75%. Uji toksisitas yang dilakukan terhadap nyamuk Anopheles maculatus stadium larva dan stadium dewasa diamati selama 24 jam. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan mortalitas Anopeheles maculatus stadium larva dan stadium dewasa setelah terpapar berbagai level konsentrasi ekstrak biji hutun. Nilai rata-rata mortalitas stadium larva di bawah 50% dapat terjadi apabila konsentrasi ekstrak biji hutun diberikan pada level konsentrasi 0 0625% atau di bawahnya sedangkan jumlah mortalitas akan terjadi di atas 50% apabila konsetrasi ekstrak biji hutun diberikan pada level antara 0 0625%-0 5%. Hasil analisis anava satu arah terlihat bahwa nilai Fhitung adalah 733.300 dengan sig 000 (P 0 000 945 0 005). Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan ekstrak etanol biji hutun terhadap mortalitas nyamuk Anopeheles maculatus stadium larva. Uji LSD menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pada setiap pada level konsentrasi yang digunakan dalam pengujian larvasidal. Analisis regresi menunjukan bahwa koefisien regresi yang dihasilkan adalah r 0 996 dengan signifikansi p 0 000 lebih kecil dari nilai 945 0 05. Demikian bahwa adanya hubungan linier antara tingkat konsentrasi ekstrak biji hutun dengan besarnya mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium larva. Nilai LC50 dan LC90 konsentrasi ekstrak biji hutun pada nyamuk Anopheles maculatus stadium larva terlihat bahwa nilai LC50 dan LC90 (50% dan 90%) pada nyamuk Anopheles maculatus stadium larva masing-masing 0 061% dan 0 395%. Peningkatan level konsentrasi ekstrak biji hutun diikuti oleh meningkatnya jumlah mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa. Jumlah mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa akan terjadi di bawah 50% apabila konsetrasi ekstrak biji hutun diberikan pada konsentrasi 5% atau dibawahnya sedangkan jumlah mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa akan terjadi diatas 50% apabila diberikan konsentrasi ekstrak biji hutun pada level konsentrasi antara 5%-8 75%. Hasil analisis anava satu arah terlihat bahwa nilai Fhitung adalah 426.404 dengan sig 000 (P 0 000 945 0 005). Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan ekstrak biji hutun terhadap mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa. Setiap level konsentrasi yang diujicobakan kepada nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa memperlihatkan adanya mortalitas. Konsentrasi ekstrak biji hutun baik pada level tertinggi maupun level terendah seluruhnya atau tingkat toksisitas di atas 50% maupun di bawah 50% seluruhnya memiliki efek toksik sesuai dengan tingkat konsentrasi yang digunakan. Analisis regresi menunjukan bahwa koefisien regresi yang dihasilkan adalah r 0 990 dengan signifikansi p 0 000 lebih kecil dari nilai 945 0 05. Dengan demikian adanya hubungan linier antara tingkat konsentrasi ekstrak biji hutun dengan besarnya jumlah mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa. Hasil analisis menunjukan hubungan yang kuat berpola yang positif semakin tinggi level konsentrasi ekstrak biji hutun maka semakin tinggi pula tingkat mortalitas nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa. Nilai LC50 dan LC90 (50% dan 90%) pada nyamuk Anopheles maculatus stadium dewasa masing-masing 4 303% dan 10 701%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan beberapa saran untuk penelitian lanjutan antara lain 1) perlu dilakukan uji toksisitas terhadap stadium larva dan stadium dewasa spesies lain yang merupakan vektor penyakit sehingga diharapkan dapat menjadi alternatif pengendalian alami bagi nyamuk 2) perlu dilakukan penelitian lanjut tentang proses isolasi atau pemurnian pemisahan kandungan senyawa kimia biji hutun yang merupakan kandungan metabolit sekunder sehingga dapat mengetahui senyawa kimia yang efektif 3) perlu dilakukan penelitian lanjut uji keamanan atau keselamatan sebelum digunakan oleh masyarakat.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 01 Feb 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/60277

Actions (login required)

View Item View Item