Winarko, Setyawan Hadi (2015) Proses perubahan konsep pada mahasiswa dengan menggunakan konflik kognitif Dual Situated Learning Model (DSLM) pada materi elektrokimia / Setyawan Hadi Winarko. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Winarko Setyawan Hadi. 2015. Proses Perubahan Konsep pada Mahasiswa dengan Menggunakan Konflik Kognitif dan Dual Situated Learning Model (DSLM) pada Materi Elektrokimia. Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dra. Srini M. Iskandar M. Sc. Ph.D. (II) Dr. Endang Budiasih M. S. Kata Kunci perubahan konsep DSLM konflik kognitif elektrokimia Elektrokimia merupakan salah satu topik kimia yang mencakup konsep abstrak yang saling berkaitan diantaranya konsep reaksi redoks yang dikaitkan dengan sel elektrolisis dan sel volta. Keterkaitan antar konsep tersebut sering memunculkan salah konsep jika konsep awal sebagai dasar belum dikuasai dengan benar. Adanya kesalahan konsep harus segera diatasi. Strategi yang sering digunakan dalam mengatasi kesalahan konsep adalah konflik kognitif yang mengakomadasi perspektif epistemologi berupa muncul gagasan baru yang intelligible (dapat dimengerti) plausible (masuk akal) dan fruitfull (memberi suatu kegunaan) serta memunculkan motivasi yang ditimbulkan karena rasa ingin tahu setelah adanya konsep baru yang tidak sesuai dengan pola pikir awal. Pelaksanaan konflik kognitif dilaksanakan pada tiap kesalahan konsep. Pembelajaran lain yang mirip dengan konflik kognitif yaitu DSLM (Dual Situated Learning Model). DSLM dalam penerapannya mengakomodasi baik perspektif epistemologi ontologi dan motivasi dalam mengkonstruk perubahan konsep dimana berbeda dengan konflik kognitif. Perspektif epistemologi dan motivasi sama dengan yang digunakan pada konflik kognitif sedangkan perspektif ontologi menyebutkan perubahan konsep terjadi saat sebuah konsepsi berpindah dari kategori satu ke kategori lain (Matter dan Process). Perbedaan lain ada pada mental set yang berupa konsep menyeluruh yang di bagi menjadi beberapa konsep. Jadi memungkinkan dalam satu mental set akan muncul beberapa kesalahan konsep yang akan diperbaiki dalam satu proses. Adanya kemiripan tersebut membuat peneliti ingin memperdalam dan mengetahui sejauh mana perbedaan tiap tahapan proses pembelajaran yang terjadi di dalamnya. Kedua cara tersebut sama-sama menggunakan analogi sehingga beda dari dua proses ini perlu diperjalas apakah berbeda tahapan atau hanya berbeda istilah dalam pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui proses perubahan konsep yang terjadi pada mahasiswa dalam pelaksanaan konflik kognitif dan DSLM (2) mengetahui bagaimana proses perubahan konsep yang terjadi pada materi elektrokimia yang dilakukan dengan DSLM berbeda dengan yang dilakukan secara konflik kognitif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama sekaligus pengumpul data. Peneliti membangun hubungan dengan mahasiswa dan melakukan wawancara terhadap mahasiswa di universitas. Penelitian dilaksanakan di Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang. Purposive sampling digunakan sebagai teknik sampling. Untuk menjaring subjek penelitian soal pilihan ganda pemahaman konsep tentang elektrokimia diberikan kepada seluruh siswa dalam sebuah kelas. Soal berupa pilihan ganda yang berjumlah 25 nomor dengan lima pilihan jawaban dan diperoleh dua kelompok masing-masing 4 mahasiswa sebagai subjek penelitian. Peneliti berperan sebagai instrumen utama dengan instrumen pendukung berupa instrumen tes pemahaman konsep (untuk membantu pengambilan sampel) protokol wawancara serta desain konflik kognitif dan DSL-CSL event. Data dipaparkan dalam bentuk tabel dan flowchart. Kredibilitas data diuji dengan teknik membercheck sedangkan teknik dependability (pengujian) dicek oleh pembimbing terhadap keseluruhan proses mulai dari menentukan masalah memasuki lapangan menentukan sumber data mengumpulkan data melakukan uji kredibilitas data menganalisis data sampai membuat kesimpulan. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) Miskonsepsi yang dimiliki siswa pada elektrokimia antara lain (i) menganggap larutan elektrolit hanya terisi ion dari elektrolit saja (ii) menganggap reaksi yang terjadi pada sel galvani terdapat dalam larutan dan jembatan garam (iii) menganggap elektrolisis dari garam selalu menghasilkan gas pada anoda dan katoda (iv) menganggap elektroda inert pada elektrolisis ikut terlibat pada reaksi sel dan elektroda aktif tidak terlibat dalam reaksi sel. Terjadi perubahan konsep yang positif (dari salah menjadi benar) setelah mahasiswa melalui proses pembelajaran konflik kognitif maupun DSLM. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya efektif untuk memperbaiki miskonsepsi mahasiswa 2) Terdapat perbedaan proses perubahan konsep yang terjadi pada konsep kognitif dan DSLM dimana terdapat beberapa tambahan proses pada DSLM. Perbedaan proses ada pada tahapan awal yang terdapat prediksi tentang konsep yang dipahami oleh mahasiswa pada konflik kognitif tidak ada karena langsung diberikan anomali. Pada tahapan akhir DSLM terdapat CSL-Event sebagai tindak lanjut untuk mengetahui apakah perubahan konsep telah terjadi secara baik atau belum sedangkan pada konflik kognitif berhenti setelah tahapan simpulan dari proses pembelajaran tanpa ada lanjutan. Pada proses inti perubahan konsep sebenarnya baik konflik kognitif maupun DSLM adalah sama hanya ada perbedaan istilah dan jalur pelaksanaan proses pembelajaran yang berbeda karena hasil akhir sama-sama menunjukkan adanya pembetulan konsep.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Kimia (KIM) > S2 Pendidikan Kimia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 12 Nov 2015 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2015 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/60103 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |