Penggunaan kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas (kajian etnografi komunikasi di SMP Negeri 3 Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang) / Amiruddin T. - Repositori Universitas Negeri Malang

Penggunaan kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas (kajian etnografi komunikasi di SMP Negeri 3 Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang) / Amiruddin T.

Amiruddin T. (2011) Penggunaan kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas (kajian etnografi komunikasi di SMP Negeri 3 Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang) / Amiruddin T. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. H Imam Syafi ie (II) Dr. Sunaryo HS S.H. M.Hum Kata kunci Kesantunan Tindak Direktif Wujud Fungsi Strategi. Penggunaan kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas merupakan realitas komunikasi bahasa yang terikat konteks sosiokultural. Dengan memanfaatkan teori kesantunan tindak tutur dan etnografi komunikasi memotret aktivitas berbahasa di dalam pembelajaran di kelas melalui tiga fokus utama yakni (1) wujud kesantunan tindak direktif (2) fungsi kesantunan tindak direktif dan (3) strategi kesantunan tindak direktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan penggunaan kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas meliputi (1) wujud kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas (2) fungsi kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas dan (3) strategi kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas. penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan pragmatik dan etnografi komunikasi dan memanfaatkan teori kesantunan tindak tutur secara eklektik. Data penelitian terdiri atas data tuturan dan catatan lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi perekaman dan wawancara data yang terkumpul dianalisis melalui empat tahapan yakni pengumpulan data reduksi data penyajian data dan penyimpulan/verifikasi. Berdasarkan analisis data ditemukan diversifikasi wujud fungsi dan strategi kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia oleh guru sebagai berikut. Wujud kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia oleh guru dalam pembelajaran di kelas secara deskriptif diekspresikan melalui tiga modus tuturan yakni (1) modus tuturan deklaratif mengekspresikan tindak (a) memohon sebelum menyatakan informasi (b) menyatakan suruhan (c) menyatakan permintaan dan (d) menyatakan larangan (2) modus tuturan imperatif mengekspresikan tindak (a) wujud tindak ajakan (b) wujud tindak permintaan (c) wujud tindak suruhan (d) wujud tindak larangan dan (e) wujud tindak pengizinan dan (3) modus tuturan interogatif mengekspresikan (a) wujud pertanyaan menyatakan suruhan (b) wujud pertanyaan menyatakan ajakan (c) wujud pertanyaan menyatakan permintaan (d) wujud pertanyaan menyatakan larangan dan (e) wujud tindak pengizinan. Fungsi kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru secara deskriptif diekspresikan melalui (1) fungsi kesantunan dalam perintah mencakup (a) fungsi kesantunan dalam suruhan dan (b) fungsi kesantunan dalam larangan (2) fungsi kesantunan dalam ajakan (3) fungsi kesantunan dalam permohonan (4) fungsi kesantunan dalam permintaan mencakup (a) fungsi kesantunan dalam meminta pengakuan (b) fungsi kesantunan dalam meminta keterangan (c) fungsi kesantunan dalam meminta alasan (d)fungsi kesantunan dalam meminta pendapat dan (e) fungsi kesantunan dalam meminta kesungguhan (5) fungsi kesantunan dalam mengizinkan dan (6) fungsi kesantunan dalam menasihati. Strategi kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas secara deskriptif melalui dua kategori strategi. Pertama strategi langsung atau bertutur terus terang tanpa basa-basi (Bald on Record) yang diekspresikan dalam tuturan bermodus imperatif. Kedua bertutur secara tidak langsung. Bertutur secara tidak langsung terbagi atas dua bagian yakni (1) stratergi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif diekspresikan melalui delapan substrategi meliputi (a) tuturan untuk meningkatkan ketertarikan (memotivasi) (b) memberi petunjuk (c) menggunakan penanda yang menunujukkan jati diri atau kelompok (d) membuat janji atau penawaran (e) menunjukkan rasa optimisme (f) melibatkan lawan tutur dalam kegiatan (g) memberi dan meminta alasan dan (h) mengharap atau menuntut balik dan (2) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif diekspresikan melalui enam substrategi meliputi (a) ungkapan secara tidak langsung (b) meminimalkan pembebenan (c) menyatakan rasa hormat (d) permohonan maaf (e) tidak menyebutkan penutur dan lawan tutur dan (f) permintaan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan sebuah simpulan bahwa pengggunaan kesantunan tindak direktif berbahasa Indonesia guru dalam pembelajaran di kelas direpresentasikan secara beragam melalui wujud fungsi dan strategi dengan menggunakan teori kesantunan teori tindak tutur dan teori etnografi komunikasi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: library UM
Date Deposited: 16 Sep 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/57936

Actions (login required)

View Item View Item