Sarono, Prasetiyo Hadi (2012) Tradisi upacara melasti pada masyarakat Hindu (Studi kasus di Dusun Putuk, Desa Banaran, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri) / Prasetiyo Hadi Sarono. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci Upacara Melasti Masyarakat Dusun Putuk Upacara melasti merupakan upacara untuk menyucikan buwana agung dan buwana alit serta pratima-pratima Pura yang akan dipakai dalam perayaan hari raya Nyepi. Upacara melasti dilaksanakan di laut waduk atau sumber mata air. Upacara melasti dilaksanakan pada panglong ke 13 sasih kesanga (candra). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pelaksanaan upacara melasti yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di Dusun Putuk (2) mengetahui sebab upacara melasti dilaksanakan dua kali oleh masyarakat Hindu di Dusun Putuk (3) mengetahui makna upacara melasti terhadap kehidupan harmonisasi di Dusun Putuk. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yakni dengan menggunakan teknik wawancara mendalam observasi dengan teknik observasi partisipatif dan teknik dokumentasi. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari wawancara dengan para informan di Dusun Putuk hasil observasi di lapangan serta data tertulis yang berasal dari dokumentasi Desa Banaran. Dari hasil penelitian yang telah telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan yakni upacara melasti sangat penting bagi masyarakat Hindu di Dusun Putuk hal ini karena masyarakat Hindu Dusun Putuk percaya bahwa dengan melaksanakan upacara melasti maka mereka akan terhindar dari bencana. Upacara melasti oleh masyarakat Hindu di Dusun Putuk dilaksanakan di Sumber Lo dan di Waduk Siman. Penentuan pelaksanaan upacara melasti berdasarkan penghitungan panca wara dan sapta wara penghitungannya diserahkan kepada jero mangku kemudian dimusyawarahkan dengan umat untuk disepakati bersama. Unsur-unsur yang terkandung dalam pelaksanaan upacara melasti antara lain (1) bersaji (2) berkorban (3) berdo a (4) makan bersama makanan yang telah disucikan (5) menari tarian suci (6) menyanyi nyanyian suci (7) berprosesi atau berpawai. Kegiatan pelaksanaan upacara melasti dibagi dalam tiga tahap yakni tahap pra upacara tahap pelaksanaan upacara dan tahap pasca upacara. Pelaksanaan upacara melasti yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di Dusun Putuk mengandung nilai-nilai harmonisasi. Harmonisasi itu sesuai dengan ajaran dalam agama Hindu yakni tri hita karana (parahyangan pawongan dan palemahan) yakni harmonisasi manusia dengan Tuhan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Makna upacara melasti adalah meminta keseimbangan buwana agung dan buwana alit dan didalamnya terdapat suatu pelestarian alam oleh karena itu upacara melasti harus didukung oleh semua orang karena manfaat upacara melasti bisa dirasakan oleh semua orang. Masyarakat Dusun Putuk sangat mendukung pelaksanaan upacara melasti hal ini merupakan suatu bentuk toleransi antar umat beragama yang harus diteladani oleh semua orang. Karena itu perlu diadakan publikasi secara luas tentang toleransi antar umat beragama di Dusun Putuk agar dapat dijadikan panutan oleh semua orang. Selain itu juga perlu diadakan kegiatan lintas agama di Dusun Putuk untuk menjaga toleransi antar umat beragama di Dusun Putuk.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Jun 2012 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2012 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/54580 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |