Nofitasari, Ika (2009) Mitos masyarakat dalam mencari jodoh ditinjau dari hukum Islam di gunung Kemukus Kabupaten Sragen / Ika Nofitasari. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian tentang mencari jodoh berangkat dari fakta Sosio-Anthropologis yang terjadi di Gunung Kemukus yang dianggap sebagai mitos. Mitos mencari jodoh di Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen sampai sekarang dipercaya terus tetap ada berkembang di tengah kehidupan masyarakat yang sebagian besar (mayoritas) beragama Islam. Ada dua paradigma yang berkembang di tengah-tengah masyarakat mengenai mitos tersebut. Pertama adanya keyakinan di sebagian masyarakat apabila ingin permohonannya terkabul maka pencari jodoh (pengunjung yang berkeinginan untuk ngalap berkah) harus melakukan ritual hubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya. Kedua mengunjungi Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan (nilai-nilai luhur) yang perlu diteladani selain untuk berdoa memohon jodoh ataupun ngalap berkah. Permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana latar belakang Sosio-Anthropologis munculnya mitos mencari jodoh di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen sehingga dijadikan tempat untuk mencari jodoh ataupun ngalap berkah. (2) apakah orientasi mencari jodoh di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen sehingga memotivasi para pengunjung untuk mencari jodoh ataupun untuk ngalap berkah. (3) bagaimana sebenarnya praktek mencari jodoh di Gunung Kemukus Kabupaten Sragen yang dalam kenyataannya praktek tersebut disalahartikan oleh masyarakat sehingga tidak sesuai dengan praktek sebenarnya dan bertentangan dengan hukum Islam. (4) bagaimana cara mencari jodoh menurut hukum Islam yang benar sehingga masyarakat tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama. (5) bagaimana mitos mencari jodoh ditinjau dari hukum Islam sehingga melahirkan pandangan pro dan kontra dalam perkembangannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah kata-kata atau ucapan yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Informan terdiri atas pelaku pencari jodoh masyarakat pengunjung (wisatawan) tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka observasi wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data display data mengambil kesimpulan. Untuk menjamin keabsahan data sebagai berikut perpanjangan kehadiran penelitian ketekunan pengamatan triangulasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) latar belakang munculnya mitos mencari jodoh di Gunung Kemukus berawal dari adanya keyakinan mengenai Pangeran Samudro yang merupakan keturunan Kerajaan Majapahit sekaligus murid Sunan Kalijaga dianggap mempunyai berkah atau kekuatan yang dapat mengabulkan permohonan seseorang termasuk jodoh. (2) orientasi masyarakat mencari jodoh di Gunung Kemukus adalah supaya mereka segera dipertemukan dengan jodohnya yang sesuai dan cocok sehingga dapat membina rumah tangga atau menikah. (3) praktek mencari jodoh di Gunung Kemukus meliputi pertama membawa bunga atau kemenyan yang akan dipergunakan untuk nyekar kedua mencuci muka di sendang Ontrowulan ketiga berdoa di makam Pangeran Samudro sambil menyebut nama Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan keempat membawa pulang sebagian bunga yang sudah digunakan untuk nyekar. Proses tersebut dilakukan selama tujuh kali bisa dalam satu hari bisa juga selang beberapa hari. (4) cara mencari jodoh menurut hukum Islam dapat dilakukan dengan cara berdoa pada Tuhan dan lewat perantara. Perantara di sini bisa lewat orang tua guru ngaji ataupun teman. (5) ada dua anggapan mengenai mitos mencari jodoh jika ditinjau dari hukum Islam yaitu anggapan yang bersifat positif dan anggapan yang bersifat negatif. Anggapan yang bersifat positif merupakan anggapan dari masyarakat yang menganggap bahwa dalam Islam tidak ada ketentuan mengenai larangan seseorang untuk mencari jodoh. Sedangkan anggapan yang bersifat negatif merupakan anggapan dari masyarakat bahwa tidak ada ketentuan dalam Islam yang menjelaskan mengenai mitos mencari jodoh dengan cara berdoa di makam. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar Pemerintah lebih menindaklanjuti perilaku para pencari jodoh (pengunjung) yang datang ke Gunung Kemukus benar-benar untuk berdoa bukan malah melakukan perbuatan asusila dengan alasan sebagai persyaratan untuk mencari jodoh (untuk ngalap berkah). Bagi Dinas Pariwisata perlu mengadakan penataan secara proporsional kawasan Gunung Kemukus serta pembinaan para juru kunci dengan memberi pengarahan yang sebaik-baiknya pada pelaku pencari jodoh (pengunjung) sehingga tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan aturan yang ada.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 03 Mar 2009 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2009 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/51406 |
Actions (login required)
View Item |