Ana (2010) Perbedaan persepsi stakeholders, kepala sekolah, dan guru terhadap ujian nasional di sekolah menengah kejuruan negeri Boyolangu Kabupaten Tulungagung / Ana Ningtyas. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci Persepsi Stakeholders Ujian Nasional Perkembangan IPTEKS sekarang sudah semakin pesat oleh karena itu bangsa Indonesia dituntut untuk dapat beradaptasi dan bersaing. Sehingga pemerintah dituntut untuk membuat sebuah Kebijakan pokok pemerintah tentang perluasan akses pendidikan SMK sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan lokal (Departemen Pendidikan Nasional 2010). Kebijakan tersebut sangat menguntungkan bagi siswa lulusan SMK dan tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT) karena mereka dapat bekerja secara langsung tidak seperti siswa yang lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Perubahan tersebut juga terjadi di bidang kurikulum pada proses evaluasi yaitu Ujian Nasional (UN). Setiap kali diselenggarakannya UN pro-kontra masih terjadi diberbagai pihak. Seperti Mahkamah Agung (MA) yang melarang dilaksanakannya UN pada Maret 2010. Hal itu yang menjadi alasan penulis untuk mengadakan penelitian tentang persepsi stakeholders kepala sekolah dan guru terhadap UN. Serta alasan penulis memilih SMK adalah adanya matapelajaran kejuruan diujikan pada UN. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana persepsi stakeholders (DU/DI dan orangtua siswa) kepala sekolah dan guru terhadap UN. Karena selama ini pro-kontra juga terjadi pada Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI) orangtua siswa kepala sekolah dan guru. Selain itu untuk mengetahui sejauhmana adanya perbedaan persepsi antara DU/DI orangtua siswa kepala sekolah dan guru terhadap UN. Rancangan penelitiannya menggunakan rancangan penelitian survei dan deskriptif-komparasi. Untuk penelitiannya dilakukan di tiga sekolah yaitu SMKN 1 2 dan 3 Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Dari jumlah populasi DU/DI orangtua siswa dan guru diambil 10% sampelnya sedangkan untuk kepala sekolah diambil dari jumlah populasi yaitu tiga orang. Dalam pengumpulan datanya peneliti meggunakan angket atau kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 94% atau sebanyak 338 orang menyatakan persetujuannya terhadap pelaksanaan UN. Dengan rician sebagai berikut pertama sekitar 93% atau 29 DU/DI menyatakan setuju karena melalui UN dapat menciptakan output yang unggul. Kedua 95% orangtua siswa menilai bahwa melalui UN proses penilaian siswa lebih yang efektif dalam upaya peningkatan mutu. Ketiga 67% atau 2 orang kepala sekolah menyatakan persetujuannya terhadap UN karena tingkat prestasi siswa dapat diketahui secara murni dapat diketahui tanpa adanya bantuan dari hasil nilai tugas-tugas lain. Sedangkan untuk persepsi guru 100% menyetujui dilaksanakannya UN persepsi tersebut dimungkinkan memiliki alasan tersendiri yaitu UN merupakan produk kebijakan pemerintah sehingga harus dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa posisi UN masih mendapat dukungan dari berbagai pihak terhadap proses penilaian atau penentuan kelulusan yang dipusatkan atau secara nasional. Dengan tidak menyerahkan sepenuhnya kepada para guru di lembaga pendidikan atau sekolah masing-masing. Sehingga secara jelas tergambar bahwa Ujian Nasional layak dijadikan sebagai proses penilaian atau evaluasi hasil belajar pada akhir jenjang pendidikan.Selanjutnya untuk hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik analisis varian satu jalur (One Way Analysis of Variance) menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi antara DU/DI orangtua siswa kepala sekolah dan guru terhadap Ujian Nasional . Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Persepsi DU/DI terhadap Ujian Nasional menunjukkan sebagian besar derajat persepsi menyatakan persetujuannya terhadap dilaksanakannya Ujian Nasional. Karena peranan penting DU/DI terhadap SMK terhadap siswa SMK yang berkompeten setelah lulus dapat direkrut sebagai karyawannya dan hal ini merupakan upaya DU/DI dalam mengkuti perkembangan IPTEK pesat. (2) Persepsi orangtua siswa terhadap Ujian Nasional menunjukkan persetujuannya dengan adanya Ujian Nasional. Orangtua siswa masih menilai bahwa UN merupakan proses penilaian yang paling efektif. (3) Persepsi kepala sekolah terhadap Ujian Nasional juga menyatakan setuju dan menganggap melalui UN kualitas sekolah utamanya siswa dapat diukur. (4) Sedangkan untuk persepsi guru terhadap Ujian Nasional sama 100% menyatakan setuju. Dengan alasan UN merupakan suatu kebijakan pemerintah yang secara nyata harus dilaksanakan. (5) Ada perbedaan persepsi DU/DI orangtua siswa kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan Ujian Nasional. Artinya terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara DU/DI orangtua siswa kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan Ujian Nasional. Jadi kesimpulannya adalah sebanyak 94% responden atau 338 orang menyatakan persetujuannya terhadap pelaksanaan Ujian Nasional. Alasannya UN masih mendapat perhatian dan perlu dipertimbangkan karena baik persepsi guru maupun orangtua siswa adanya persamaan persepsi yaitu melalui UN proses penilaian dapat berjalan efektif. Jadi disarankan kepada semua pihak agar utamanya pengelola Depertemen Pendidikan Nasional agar lebih intensif dalam mensosialisaikan dampak positif yang diberikan dari adanya pelaksanaan Ujian Nasional. Bagi kepala sekolah peran aktif kepala sekolah terhadap informasi yang akurat utamanya mengenai Ujian Nasional memberikan arahan atau bimbingan serta selalu mengingatkan kepada para guru untuk memotivasi siswa lebih giat belajar. Bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran lebih atraktif agar menarik perhatian siswa untuk lebih rajin belajar serta selalu memberikan penilaian bagi siswa pada tiga aspek (kognitif afektif dan psikomotorik). Bagi orangtua siswa sebagai senantiasa selalu memotivasi anaknya untuk selalu belajar dirumah agar ketika Ujian Nasional anaknya tidak merasa kesulitan dalam mengingat materi yang sudah berlalu sewaktu menempuh pendidikan setingkat dibawahnya. Bagi DU/DI peran serta DU/DI dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa setelah lulus memiliki wawasan cara beradaptasi dengan lingkungan kerja atau memberikan kesempatan lowongan untuk dapat bekerja di DU/DI tersebut. Sedangkan bagi siswa sebagai obyek sasaran dalam Ujian Nasional diharapkan lebih rajin belajar karena selain nilai hasil UN siswa lulusan SMK harus mampu bersaing secara global dan berkarya sesuai bidangnya serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S1 Administrasi Pendidikan |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 30 Dec 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/4303 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |