Analisis pengaruh variabel makro yang mempengaruhi harga saham setelah krisis global 2008 (studi komparasi Indonesia dan USA) / Galih Ardhian Saputra - Repositori Universitas Negeri Malang

Analisis pengaruh variabel makro yang mempengaruhi harga saham setelah krisis global 2008 (studi komparasi Indonesia dan USA) / Galih Ardhian Saputra

Saputra, Galih Ardhian (2012) Analisis pengaruh variabel makro yang mempengaruhi harga saham setelah krisis global 2008 (studi komparasi Indonesia dan USA) / Galih Ardhian Saputra. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci indeks harga saham gabungan new york composite index inflasi pertumbuhan kurs rupiah pertumbuhan kurs dollar suku bunga SBI suku bunga federal funds rate. Pasar modal dapat dijadikan indikator ekonomi makro di suatu negara. Naik turunnya indeks suatu bursa dapat dinilai sebagai cermin dinamika ekonomi negara tersebut. Tetapi dalam menilai kondisi pasar modal memang tidak bisa dilepaskan dari penilaian keseluruhan situasi ekonomi secara makro seperti tingkat inflasi kurs valas dan pertumbuhan suku bunga. Ketika krisis global pada tahun 2008 menghancurkan perekonomian dunia hampir semua negara yang tidak terimbas krisis yang terjadi. Krisis ini menekan kondisi makro ekonomi negara yang berakibat menurunnya aktivitas pasar modal negara baik di negara berkembang seperti Indonesia dan negara maju seperti Amerika. Sehingga penelitian ini dirancang untuk membadingkan pengaruh variabel-variabel makro ekonomi terhadap indeks harga saham di Indonesia dan Amerika. Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (inflasi pertumbuhan kurs Rupiah tingkat suku bunga SBI) terhadap IHSG untuk Indonesia dan variabel independen (inflasi pertumbuhan kurs Dollar federal funds rate) terhadap NYSE untuk Amerika penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Indonesia (1) Variabel inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diakibatkan karena besarnya arus modal masuk ke dalam perekonomian sehingga mendorong harga saham di (IHSG) (2) Variabel pertumbuhan kurs Rupiah berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) yang diakibatkan karena FDI yang masuk meningkatkan permintaan kurs rupiah sehingga memotivasi para investor untuk berinvestasi (3) Variabel suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi memiliki hubungan yang negatih hal ini dikarenakan gagal bayarnya repo Grup Bakrie dengan kapitalisasi besar sangat besar berpengaruh terhadap pergerakan (IHSG) (4) Inflasi pertumbuhan kurs Rupiah tingkat suku bunga SBI secara simultan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu di Amerika juga menunjukkan bahwa (1) Variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap New York Composite Index (NYSE) tetapi memiliki hubungan yang positif hal ini dikarenakan kuatnya perekonomian dan kebijakan yang tepat dari The Fed sehingga inflasi tidak dapat mempengaruhi harga saham (2) Variabel pertumbuhan kurs Dollar berpengaruh positif signifikan terhadap New York Composite Index (NYSE) hal ini dikarenakan masih besarnya permintaan terhadap Dollar untuk digunakan sebagai alat transaksi perdagangan internasional sehingga harga saham di Amerika mengalami peningkatan (3) Variabel federal funds rate tidak berpengaruh signifikan terhadap New York Composite Index (NYSE) tetapi memiliki hubungan negatif hal ini dikarenakan masih berlanjutnya krisis eropa sehingga The Fed lebih fokus dalam pembenahan stabilitas perekonomian ketimbang menopang kinerja pasar modal (4) Inflasi pertumbuhan kurs Dollar federal funds rate secara simultan berpengaruh terhadap New York Composite Index (NYSE). Dari kedua hasil antara Indonesia dan Amerika hanya variabel inflasi yang berbeda pengaruh antara IHSG dan NYSE. Hal ini dikarenakan perekonomian Amerika lebih stabil dibanding Indonesia sehingga ketika terjadi pergolakan pada perekonomian Indonesia maka akan langsung memunculkan sentimen-sentimen negatif dari investor.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Ekonomi Pembangunan (EKP) > S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 19 Jul 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/41397

Actions (login required)

View Item View Item