Astriani, Meli (2020) Pengembangan modul pendampingan teknologi pupuk hayati berbasis penelitian bioinokulan penghasil hormon auksin dan pelarut fosfat sebagai bahan ajar farmer field school di Kabupaten Malang, Jawa Timur / Meli Astriani. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Pendidikan orang dewasa merupakan aspek penting dalam pendidikan non formal education saat ini yang perlu mendapat perhatian. Pendidikan orang dewasa menerapkan konsep andragogi yang meliputi konsep belajar, peran pembelajar, kesiapan untuk belajar, orientasi dan motivasi belajar. Bentuk pembelajaran orang dewasa yang menerapkan konsep andragogi salah satunya adalah sekolah lapang petani (Farmer Field School). FFS di Indonesia berfokus pada Integrated Pest Management (IPM) yang awalnya muncul untuk menanggulangi penggunaan insektisida, pestisida, dan bahan kimia di lahan pertanian. Seiring berjalannya waktu, petani sangat sulit untuk melepaskan bahan kimia. Jika tidak ditangani dengan serius maka kesuburan tanah menurun, mikroba tanah berkurang, dan menurunkan produktivitas tanaman. Pembelajaran IPM FFS saat ini mengalami pergeseran seperti pelatihan konvensional dengan metode pembelajaran kurang efektif, fasilitator tidak merancang rencana pembelajaran, tidak ditemukan bahan ajar yang berampak pada rendahnya pengetahuan petani. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan melalui kegiatan pendampingan dengan memberikan modul dan strategi pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta menjadi lebih aktif. Modul memuat inovasi baru tentang teknologi pembuatan pupuk hayati yang diimplementasi menggunakan model pembelajaran berlandaskan andragodi yaitu PREPACORE yang terdiri atas langkah pre-empetif, planning, action, observation, dan reflection. Temuan baru (novelty) adalah modul pertama tentang materi teknologi pupuk hayati berbasis penelitian rizobakteria dari akar tanaman kedelai dan Mikro-Organisme Lokal (MOL) yang memiliki kemampuan mensintesis senyawa alami. Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan modul pendampingan teknologi pupuk hayati yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kemudian, mengkaji keefektifan produk pengembangan dalam meningkatkan pengetahuan petani. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE menurut Branch meliputi lima tahap, yaitu analyze (menganalisis), design (merancang), develop (mengembangkan), implement (melaksanakan),dan evaluate (mengevaluasi). Tahap analyze melakukan analisis aspek demografi peserta, kendala dan hambatan terkait kebutuhan sumber belajar, dan pola pembelajaran IPM FFS. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui observasi dan wawancara secara mendalam. Informan dipilih secara snowball sampling, berjumlah 45 petani alumni IPM FFS. Tahap design meliputi perencanaan bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir modul. Bagian isi terdapat kegiatan belajar dan bagian akhir memuat lembar kegiatan pemandu. Pada setiap kegiatan disiapkan lembar evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Pada tahap develop dilakukan dua fase pengembangan yaitu penelitian isolasi dan identifikasi bakteri dan pengembangan modul teknologi pupuk hayati. Tahap implement dilakukan uji coba produk pada sekolah lapang topik khusus agens hayati dengan menggunakan model pembelajaran PREPACORE. Tahap evaluate dilakukan dengan mengujikan efektifitas modul untuk mengukur pengetahuan petani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) modul memenuhi kriteria valid, dinyatakan dari hasil penilaian ahli materi dan bahan ajar dengan pencapaian 89,2% (kategori valid) untuk digunakan dalam proses pembelajaran. (2) kepraktisan modul berdasarkan penilaian pemandu (fasilitator) menunjukkan persentase tinggi mencapai 92% dan respon positif dari petani sebesar 83,05% yang berarti modul valid untuk uji coba di lapangan. (3) efektivitas modul dari hasil analisis n gainscore sebesar 55,62% disimpulkan bahwa modul cukup efektif meningkatkan pengetahuan petani. Pengetahuan petani sebelum pendampingan dan setelah pendampingan mengalami peningkatan pada indikator tentang pupuk organik (90%), pupuk hayati (66,66%), manfaat pupuk organik hayati (87,5%), dan cukup tinggi pada prosedur pembuatan pupuk hayati dari 15,4% (sangat rendah) menjadi 66,66% (tinggi). (4) Hasil penelitian laboratorium yaitu agens hayati potensial yang telah dipatenkan no. S0020190140 untuk temuan Lactobacillus plantarum sebagai bakteri pelarut fosfat dan Pseudomonas plecoglossicida sebagai bakteri berpotensi ganda (penghasil hormon auksin dan pelarut fosfat). Formulasi pupuk hayati mengandung 10 mL kutur bakteri dengan total konsentrasi kerapatan sel 108 cfu/mL yang ditumbuhkan dalam media sederhana. Keunggulan agens hayati ini memberikan sumbangan bioprospeksi pada pengembangan pupuk hayati bagi petani. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan modul teknologi pembuatan pupuk hayati dengan model PREPACORE untuk diimplementasikan dalam skala lebih luas bagi kelompok tani di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini juga dapat dilakukan untuk melatih petani menjadi ahli mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada petani lain. Penelitian lainnya dapat dilakukan perencanaan aplikasi pupuk hayati pada skala produksi massal untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S3 Pendidikan Biologi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 10 Sep 2020 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2020 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/263386 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |