Wulan, Adisti Primi (2021) Etnopuitika kesenian tundang mayang Kalimantan Barat / Adisti Primi Wulan. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Tundang Mayang merupakan seni pertunjukan pantun bergendang yang disampaikan secara lisan. Tundang Mayang diperkenalkan oleh Bapak Eddy Ibrahim pada tahun 1992 di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Sebagai sebuah seni pertunjukan Tundang Mayang sering ditampilkan dalam acara-acara resmi di Kalimantan Barat seperti pada acara keagamaan pendidkan pernikahan dll. Tundang Mayang mengandung unsur estetika yang tinggi karena memiliki keindahan gaya Bahasa pilihan kata dan nada yang menarik irama yang khas bait syair yang menghibur sesuai dengan ekpresi penutur Tundang dan diiringi dengan lantunan musik. Fokus penelitian ini ada empat. (1) Bentuk estetika kesenian Tundang Mayang yang meliputi bunyi diksi pengimajian dan bahasa figuratif. (2) Formula estetika kesenian Tundang Mayang yang meliputi formula perulangan dalam kata frasa klausa atau larik dan komposisi skematis makna yang meliputi ide atau gagasan. (3) Fungsi estetika kesenian Tundang Mayang dilihat dari eksistensi budaya (lamaran perkawinan hari besar nasional hari besar agama dan hiburan) pendidikan (meliputi pengajaran pembelajaran penghalus budi pekerti kebenaran hidup memperkaya rohani santun berbahasa dan manusia berbudaya) dan kritik sosial (pengembangan seni dan budaya kesatuan dan persatuan bangsa). (4) Nilai budaya Tundang Mayang yang meliputi nilai adat istiadat nilai keterbukaan nilai keislaman dan nilai solidaritas. Penelitian ini mendeskripsikan bentuk estetika formula estetika fungsi estetika dan nilai budaya kesenian Tundang Mayang Kalimantan Barat. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan etnopuitika dengan fokus pembahasan pada bahasa susastra dan unsur suara. Sumber data penelitian ini diperoleh dari informan kunci Bapak Eddy Ibrahim yang merupakan sumber data utama atau sumber data kunci. Data penelitian ini secara keseluruhan berupa data hasil transkripsi pertunjukan EKTMKB dan transkripsi hasil wawancara dengan narasumber. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan perekaman dan wawancara elektronik. Penelitian ini menghasilkan empat temuan berikut ini. Pertama bunyi pada Tundang Mayang terbagi menjadi rima awal rima tengah dan rima akhir. Diksi dalam Tundang Mayang berupa daya sugesti kata-kata kata-kata ilmiah kata-kata khusus kata-kata populer dan kata-kata arkais. Pengimajian yang terdapat dalam Tundang Mayang meliputi imaji pendengaran imaji perasaan dan imaji visual. Bahasa figuratif yang ditemukan meliputi alegori antitesis hiperbola ironi litotes metafora personifikasi pleonasme sarkasme dan satire. Kedua formula estetika Tundang Mayang terbagi menjadi dua yaitu formula pengulangan dan formula skematis. Temuan mengenai formula pengulangan terbagi menjadi tiga pengulangan utuh pengulangan dengan perubahan dan pengulangan dengan penegasan. Komposisi skematis dalam data ditemukan dua kelompok yakni skema pemaknaan dan skema solusi. Skema pemaknaan dalam penelitian ini ditemukan lima jenis yakni pemaknaan atas rasa syukur pemaknaan akan kalam kitab suci pemaknaan akan kehadiran pemaknaan atas Tuhan dan pemaknaan akan kata-kata. Skema solusi dalam penelitian ini ditemukan empat jenis yakni solusi alternatif solusi utama bagian solusi solusi pekerjaan. Ketiga fungsi Tundang Mayang meliputi eksistensi budaya (lamaran perkawinan hari besar nasional hari besar agama dan hiburan) pendidikan (pengajaran pembelajaran penghalus budi pekerti kebenaran hidup memperkaya rohani santun berbahasa dan manusia berbudaya) dan kritik sosial (pengembangan seni dan budaya kesatuan dan persatuan bangsa). Keempat nilai budaya Tundang Mayang menganai adat istiadat keterbukaan keislaman dan solidaritas. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri adat-istiadat dari enam belas tema keseluruhannya mencerminkan adat-istiadat Melayu yang dipengaruhi agama Islam. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri keterbukaan dari enam belas tema keseluruhannya mencerminkan pendobrakan kebiasaan tradisional menuju modern. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri keterbukaan dari enam belas tema ditemukan sebanyak satu tema yang berciri kuat yakni tema peresmian. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri keislaman dari enam belas tema keseluruhannya mencerminkan pelaksanaan agama syariat yang murni sehingga berdampak pada primordialisme. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri keislaman dari enam belas tema ditemukan sebanyak satu tema yang berciri kuat yakni tema peresmian. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri solidaritas dari enam belas tema keseluruhannya mencerminkan syariat persatuan dalam budaya dan adat sehingga berdampak pada kerukunan antar umat beragama. Komposisi tematik Tundang Mayang yang berciri solidaritas dari enam belas tema ditemukan sebanyak satu tema yang berciri kuat yakni tema acara agama Nasrani. Berdasarkan hasil temuan di atas dapat disimpulkan bahawa Tundang Mayang dari segi bentuk memiliki struktur sendiri yang berbeda dari pantun ataupun syair. Tundang Mayang dapat dikataakan sebagai bentuk transformasi dari pantun dan syair dengan perubahan pada segi bentuk dan penambahan pada iringan musik yang merupakan ruh dari seni pertunjukan tersebut. Fungsi Tundang Mayang tidak hanya terbatas untuk etnik Melayu dan agama Islam tetapi juga bisa dimanfaatkan oleh etnik dan agama yang lain sebagai sarana hiburan pendidikan dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan Tundang Mayang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi siswa dan mahasiswa untuk menguatkan karakter yang baik budi pekerti yang halus dan santun berbahasa.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 24 Jan 2021 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2021 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/263308 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |