Dwi Cahyo Nugroho (2010) Sintesis dan pemanfaatan senyawa kompleks tembaga (II) dengan ligan asetilaseton sebagai bahan pewarna nyala hijau / Dwi Cahyo Nugroho. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Nyala lilin cair dan alat penerangan berbahan bakar minyak adalah kuning kemerahan. Salah satu cara merubah warna nyala yang dihasilkan adalah dengan melarutkan ion logam pada bahan dasar lilin cair atau minyak sehingga bercampur secara homogen. Ion-ion logam tidak dapat bercampur secara homogen dengan lilin cair atau minyak karena perbedaan kepolaran. Oleh karena itu untuk melarutkan ion-ion logam ke dalam bahan dasar lilin cair dan minyak maka kepolaran ion logam harus diturunkan denga cara mengubah ion logam menjadi senyawa kompleks dengan ligan-ligan organik. Dalam penelitian ini digunakan ligan asetilaseton (acac) yang memiliki gugus nonpolar dan ion logam tembaga (II) yang memberikan warna nyala hijau apabila dibakar pada suhu nyala lilin. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh senyawa kompleks yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna nyala hijau. Penelitian ini meliputi 3 tahap yaitu 1) sintesis senyawa kompleks 2) karakterisasi senyawa kompleks dan (3) aplikasi senyawa kompleks. Tahap sintesis senyawa kompleks dilakukan dengan reaksi langsung antara garam tembaga(II) dan asetilaseton dengan perbandingan 1 3 dalam pelarut metanol. Larutan yang diperoleh diperlakukan dengan dua cara. Pertama larutan yang diperoleh diuapkan perlahan pada suhu kamar untuk memperoleh kristal. Kedua larutan yang diperoleh diuapkan pada suhu 40 C untuk memperoleh endapan. Tahap karakterisasi meliputi penentuan titik lebur pengukuran dengan UV-Vis penentuan bilangan koordinasi dengan metode Jobs penentuan gugus fungsi dengan IR dan penentuan muatan kompleks dengan elektrolisis. Pada tahap aplikasi dilakukan penambahan kompleks pada parafin cair dan minyak goreng kemudian dinyalakan. Pada tahap ini juga diteliti pengaruh penambahan besi(III)-acac- ke dalam larutan kompleks Cu(II)-acac- terhadap intensitas dan kejernihan warna nyala hijau yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa kompleks hasil sintesis dari Cu(NO)3.3H2O dan asetilaseton dengan penguapan perlahan pada suhu kamar dihasilkan kristal berwarna biru berbentuk jarum. Senyawa kompleks yang dihasilkan dengan cara penguapan pada suhu 40 C adalah serbuk hijau. Dari hasil karakterisasi diprediksikan senyawa kompleks yang terbentuk memiliki rumus [Cu(acac)Lx]NO3 (L H2O CH3OH x 2 atau 4) tidak larut dalam parafin dan minyak tetapi larut baik dalam alkohol. Penambahan endapan senyawa kompleks pada spiritus lilin cair dan minyak goreng dengan bantuan oktanol memberikan warna nyala hijau saat dibakar. Penambahan larutan kompleks besi (III)-acac- terhadap larutan kompleks Cu-acac- meningkatkan intensitas dan kejernihan warna nyala hijau yang dihasilkan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Kimia (KIM) > S1 Kimia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 24 Feb 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/23268 |
Actions (login required)
View Item |