Kurniawati, Pepy Rizma (2020) Dampak erupsi gunung Kelud terhadap kondisi ekologi kawasan Kediri tahun 1901-1919 / Pepy Rizma Kurniawati. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Erupsi gunung api menjadi suatu kajian yang bisa dipilih oleh para sejarawan sebagai topik penelitian sejarah dan merupakan bagian dari sejarah lingkungan. Salah satu gunung yang berpotensi menimbulkan bencana gunung meletus adalah Gunung Kelud. Memasuki abad ke-20 Kelud tercatat pernah meletus di tahun 1901 1919 1951 1966 1990 2007 dan 2014. Selama ini pembahasan mengenai erupsi Kelud di abad ke-20 selalu terbatas pada tahun 1919 kebawah. Padahal erupsi tahun 1901 juga memberikan dampak yang signifikan terhadap daerah sekitarnya termasuk kawasan Kediri. Selain itu dampak erupsi juga hanya dikaji pada bidang sosial atau ekonomi. Padahal erupsi juga memberikan dampak terhadap ekologi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak erupsi Gunung Kelud tahun 1901 terhadap kondisi ekologi kawasan Kediri. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) bagaimana gambaran umum kawasan Kediri tahun 1900-1920 (2) bagaimana peristiwa terjadinya erupsi Gunung Kelud tahun 1901 (3) bagaimana dampak erupsi Gunung Kelud terhadap kondisi ekologi kawasan Kediri tahun 1901-1919 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Dalam metode ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh pemilihan topik heuristik atau pengumpulan sumber kritik sumber interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Secara geografis kawasan Kediri dilalui oleh Sungai Brantas dan terletak diantara lembah di kaki Gunung Wilis dan Gunung Kelud. Daerah bagian timur Kediri memiliki kesuburan yang baik akibat adanya endapan abu vulkanik dan lahar yang sesuai untuk daerah pertanian dan perkebunan. Sementara di bagian barat merupakan daerah yang kurang subur. (2) Erupsi Gunung Kelud tahun 1901 berlangsung pada tanggal 22-23 Mei 1901. Erupsi ini menghasilkan letusan yang cukup besar dengan volume material mencapai 120 juta m3. Dibeberapa titik ketinggian lahar hasil erupsi mencapai ketinggian 58 meter. Distribusi abu vulkanik hasil erupsi juga mencapai daerah Sukabumi Bogor Madiun Surakarta Yogyakarta Kedu dan juga Semarang. (3) Kerusakan ekologi disebabkan oleh abu vulkanik dan juga aliran lahar yang menyebabkan rusaknya berbagai lanskap ekologi seperti persawahan perkebunan dan permukiman serta sungai. Terdapat 5 (lima) aliran lahar pada tahun 1901 diantaranya adalah aliran lahar Mangli aliran lahar Ngobo aliran lahar Koetoengan aliran lahar Petoengkobong dan aliran lahar Gedok. Lahar ini menyebabkan menyebabkan gagal panen rusaknya produk pertanian dan perkebunan dan perubahan yang terjadi pada kondisi sungai. Jika dilihat dalam konteks masa sekarang daerah terdampak erupsi Kelud tahun 1901 adalah Kecamatan Puncu Kecamatan Plosoklaten dan Kecamatan Ngancar yang semuanya merupakan bagian dari Kabupaten Kediri. Selain itu erupsi tahun 1901 juga mengakibatkan adanya suatu respon yang diambil pemerintah kolonial sebagai upaya mitigasi bencana untuk menanggulangi dampak erupsi Kelud. Mitigasi bencana ini diwujudkan dengan adanya usaha pembangunan terowongan air yang berfungsi untuk menurunkan jumlah volume air yang ada di danau kawah Kelud. Adanya mitigasi tersebut berlanjut hingga ke erupsi Kelud pada tahun-tahun berikutnya dan hingga saat ini terowongan tersebut memiliki nama sebagai Terowongan Ampera.
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | ?? ?? |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah |
| Depositing User: | Users 2 not found. |
| Date Deposited: | 05 Oct 2020 04:29 |
| Last Modified: | 09 Sep 2020 03:00 |
| URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/172010 |
Actions (login required)
 |
View Item |