Pemahaman budaya manre saperra dalam kajian keruangan di kecamatan malangke kabupaten luwu utara / Chassellania Kurnia Fitrie Salim - Repositori Universitas Negeri Malang

Pemahaman budaya manre saperra dalam kajian keruangan di kecamatan malangke kabupaten luwu utara / Chassellania Kurnia Fitrie Salim

Salim, Chassellania Kurnia Fitrie Salim (0000) Pemahaman budaya manre saperra dalam kajian keruangan di kecamatan malangke kabupaten luwu utara / Chassellania Kurnia Fitrie Salim. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Manre Saperra memiliki arti makan bersama merupakan upacara adat kebudayaan luwu yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan ikrar yang pernah diucapkan oleh raja kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kegiatan Manre Saperra dilaksanakan setelah permohonan doa raja dikabulkan oleh Tuhan. Manre Saperra sebagai bentuk ikatan suci antara raja dan rakyartnya dan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara adat ini dilakukan sebelum memasuki bulan suci ramadhan. Fokus penelitian adalah analisis pemahaman masyarakat nilai tradisi Manre Saperra konteks sosial Manre Saperra prosesi Manre Saperra yang dilaksanakan oleh masyarakat Luwu. Penelitian menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan geografi dan pemahaman makna etnografi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (participant observation) wawancara mendalam (indeep interview) dan studi dokumentasi. Sumber data penelitian terdiri dari informan kunci dan informan pendukung. Analisis data menggukan analisis keruangan dan tahapan Spredley yaitu analisis domain (Domain Analysis) analisis taksonomi (taxonomic analysis) analisi komponen (Componential analysis) dan analisis tema budaya (Cultural themes). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama konteks sosial yang melatarbeakangi lahirnya tradisi Manre Saperra ini adalah pelepasan Tinja rsquo atau nazar dari Datu Luwu kepada rakyat Pemilihan Pattimang sebagai lokasi dilaksanakannya tradisi Manre Saperra ini berdasarkan dengan faktor sejarah kemudian Pattimang diipilih sebagai Lokasi pelaksanaan Manre Saperra karena puncak kejayaan Kerajaan Luwu terjadi ketika masih berpusat di daerah Pattimang kedua persespi masyarakat terhadap tradisi Manre Saperra rsquo dibagi menjadi 3 bagian yaitu persepsi masyarakat terhadap tradisi Manre Saperra rsquo yang beranggapan bahwa tradisi Manre Saperra rsquo adalah suatu tradisi yang bersumber dari leluhur persepsi masyarakat terhadap tradisi Manre Saperra rsquo yang beranggapan bahwa tradisi Manre Saperra rsquo adalah suatu tradisi yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah S.W.T. dan persepsi masyarakat terhadap tradisi Manre Saperra rsquo yang beranggapan bahwa tradisi Manre Saperra rsquo adalah suatu tradisi yang berfungsi sebagai bentuk pensucian diri sebelum masuk bulan ramadhan. Ketiga Nilai budaya yang terkandung dalam tradisi Manre Saperra ini terdiri dari nilai silaturrahim nilai kegotongroyongan nilai musyawarah nilai religious dan nilai rekonsiliasi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Geografi (GEO) > S2 Pendidikan Geografi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 17 Sep 0000 04:29
Last Modified: 09 Sep 0000 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/161900

Actions (login required)

View Item View Item