Fa'ani, Arini Mayan (2017) Karakteristik siswa pada level transisi dalam berpikir probabilistik / Arini Mayan Fa'ani. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Fa ani Arini Mayan. 2017. Karakteristik Siswa pada Level Transisi dalam Berpikir Probabilistik. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. Purwanto Ph.D (2) Dr. Sudirman M.Si Kata Kunci karakteristik kategori proses berpikir level transisi berpikir probabilistik Berpikir probabilistik merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas mental seseorang dalam merespon masalah probabilitas yaitu masalah yang memuat unsur ketidakpastian. Respon siswa dalam menyelesaikan masalah probabilitas juga beragam. Menurut teori terdapat empat level berpikir probabilistik yaitu (1) level subjektif (2) level transisi (3) level kuantitatif informal dan (4) level numerik. Berdasarkan uji pendahuluan siswa yang belum mendapatkan materi peluang cenderung berada pada level transisi yaitu telah mampu menggunakan penalaran kuantitatif namun tidak konsisten dalam menggunakan penalaran tersebut. Dalam merespon masalah probabilitas seseorang harus sudah mampu mengaitkan konsep-konsep yang dimiliki. Sehingga sebelum mendapat materi peluang karakteristik siswa pada level transisi perlu diketahui agar guru dapat menyusun kegiatan pembelajaran dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkategorikan siswa pada level transisi dan mendeskripsikan proses berpikir siswa pada level transisi. Pengkategorian didasarkan pada karakteristik level transisi pada pedoman pelevelan berpikir probabilistik sedangkan proses berpikir tersebut akan dikaji berdasarkan tiga tahap proses berpikir yaitu (1) pembentukan pengertian (2) pembentukan pendapat dan (3) pembentukan kesimpulan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskripstif. Subjek penelitian yang diambil adalah enam siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kepanjen dengan kriteria yaitu siswa mencapai level transisi dalam berpikir probabilistik dan belum mendapatkan materi peluang secara formal di sekolah. Penelitian ini diawali dengan memberikan tes pelevelan berpikir probabilistik pada 66 siswa di kelas VII-F dan VII-D. Berdasarkan hasil tes tersebut terdapat 12 siswa yang berada pada level transisi dan selanjutnya dikelompokkan menjadi beberapa kategori level transisi. Berdasarkan pengkategorian tersebut dipilih siswa dengan kategori yang dominan untuk digali lebih dalam mengenai proses berpikir dalam merespon masalah probabilitas melalui tes proses berpikir probabilistik dan wawancara secara terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa siswa pada level transisi dapat dikelompokkan menjadi empat kategori diantaranya (1) transisi-terpengaruh yaitu siswa telah mampu menggunakan penalaran kuantitatif namun tidak lengkap siswa masih terpengaruh dengan jawaban pada pertanyaan sebelumnya (2) transisi-subjektif yaitu siswa telah mampu menggunakan penalaran kuantitatif namun masih kembali menggunakan penalaran subjektif 3) transisi-subjektif terpengaruh yaitu siswa mampu menggunakan penalaran kuantitatif namun masih terpengaruh dengan jawaban pada pertanyaan sebelumnya dan kembali menggunakan penalaran subjektif (4) transisi-misinterpretasi yaitu siswa telah mampu menggunakan penalaran kuantitatif namun siswa mengalami misinterpretasi terhadap masalah yang diberikan. Berdasarkan keempat kategori tersebut kategori transisi-terpengaruh dan transisi-subjektif merupakan kategori yang dominan sehingga selanjutnya dideskripsikan proses berpikir siswa pada dua kategori tersebut. Siswa pada kategori transisi-terpengaruh pada tahap pembentukan pengertian mengalami kesalahan dikarenakan ketidakmampuan memahami maksud soal dan kecenderungan menggunakan pendapat pribadi namun terdapat siswa yang telah mampu membentuk pengertian dengan benar dan mengalami asimilasi. Sedangkan pada tahap pembentukan pendapat siswa kembali melakukan kesalahan dikarenakan penalaran yang salah terhadap konsep peluang dan disebut sebagai equiprobability bias. Namun terdapat siswa yang ternyata telah tepat dalam membentuk pendapat dan mengalami akomodasi. Pada tahap pembentukan kesimpulan siswa juga melakukan kesalahan karena skema tentang adil yang dimiliki oleh siswa tidak relevan namun terdapat siswa yang telah mampu membentuk kesimpulan dengan tepat. Selanjutnya siswa pada kategori transisi-subjektif pada tahap pembentukan pengertian tidak mengalami kesulitan yang berarti siswa mengalami asimilasi namun ditemukan siswa yang masih mengalami kesulitan dikarenakan kesalahan interpretasi terhadap soal. Pada tahap pembentukan pendapat siswa juga telah mampu membentuk pendapat dengan benar siswa mengalami akomodasi namun terdapat siswa yang masih mengalami kesulitan dikarenakan adanya pengaruh pendapat subjektif dan kesalahan pada tahap proses berpikir sebelumnya. Pada tahap pembentukan kesimpulan siswa juga menunjukkan proses berpikir yang benar sehingga mampu membentuk kesimpulan dengan tepat. Namun terdapat siswa yang masih salah membentuk kesimpulan karena kesalahan pada tahap proses berpikir sebelumnya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 27 Jul 2017 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2017 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110847 |
Actions (login required)
View Item |