Pujilestari (2012) Analisis kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya pada siswa kelas X SMAN 6 Mataram ditinjau dari gaya kognitif siswa / Pujilestari. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Sri Mulyati M.Pd. (II) Dr. Hery Susanto M. Si. Kata Kunci Pemecahan masalah matematika langkah-langkah Polya gaya kognitif. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan antara Kurikulum KTSP 2006 dengan fakta yang terjadi dilapangan. Menurut kurikulum matematika menjelaska bahwa penyelesaian masalah betul-betul harus dicapai sedangkan fakta dilapangan adalah siswa tidak diajarkan pemecahan masalah melainkan melatih siswa untuk menjawab soal sehingga penguasaan dan pemahaman siswa terabaikan. Penggunaan model pemecahan masalah dari polya dikarenakan beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan model yang lain. Dalam pemahaman suatu masalah juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa yang berbeda-beda yaitu gaya kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya untuk siswa kelas X SMA Negeri 6 Mataram ditinjau dari gaya kognitif siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang berupaya untuk mendeskripsikan teori pemecahan masalah siswa berdasarkan langkah-langkah Polya ditinjau dari gaya kognitif siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Mataram. Subjek penelitian berjumlah 4 siswa yang memiliki gaya kognitif berbeda. Data penelitian berupa data tertulis dan lisan. Data tertulis diperoleh melalui hasil tes tertulis dan data lisan diperoleh dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya kognitif field dependence dalam memahami masalah dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam membuat rencana pemecahan masalah tidak dapat menentukan keterkaitan antara yang diketahui dan yang ditanyakan serta belum dapat menggunakan informasi yang ada untuk merencanakan suatu cara pemecahan dalam menyelesaikan pemecahan masalah belum dapat menggunakan langkah secara benar serta menjawab dengan tepat dalam memeriksa kembali jawaban belum dapat menggunakan kembali informasi yang ia peroleh untuk menyusun rencana baru yang berbeda dari yang sebelumnya. Sedangkan siswa dengan gaya kognitif field independence dalam memahami masalah dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam membuat rencana pemecahan masalah dapat menentukan keterkaitan antara yang diketahui dan yang ditanyakan dapat menentukan informasi lain yang tidak diketahui pada soal untuk merencanakan penyelesaian serta dapat merencanakan suatu pemecahan masalah dalam menyelesaikan pemecahan masalah dapat menggunakan langkah-langkah secara benar serta terampil dalam menjawab soal dalam memeriksa kembali jawaban untuk subjek pertama (FIP) dapat menggunakan informasi yang ada untuk merencanakan dan mengerjakan pemecahan masalah dengan cara yang berbeda serta dapat mengaitkan cara penyelesaian yang digunakan untuk diterapkan pada permasalahan lain sedangkan untuk subjek kedua (FIL) belum mampu menggunakan informasi yang ada untuk merencanakan dan mengerjakan pemecahan masalah dengan cara yang berbeda serta belum mampu mengaitkan cara penyelesaian yang digunakan untuk diterapkan pada permasalahan lain. Adapun persamaan dari gaya kognitif field dependence dan field independence terdapat pada poin memahami masalah yaitu keempat subjek (FDL FDP FIL FIP) sudah dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal baik menggunakan bahasa sendiri maupun menggunakan bahasa yang terdapat pada soal. Perbedaannya terdapat pada poin penyusunan rencana penyelesaian melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali solusi yang diperoleh. Siswa dengan gaya kognitif field dependence kurang mampu dalam menganalisis pola menjadi bagian-bagian yang berbeda. Sebaliknya individu dengan gaya kognitif field independence lebih menunjukkan bagian-bagian terpisah dari pola menyeluruh dan mampu menganalisa pola kedalam komponen-komponennya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 04 Jul 2012 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2012 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110261 |
Actions (login required)
View Item |