Eriyanti, Ribut Wahyu (2011) Kekerasan verbal dalam pembelajaran di SMP Kota Malang / Ribut Wahyu Eriyanti. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Program Studi Pendidikan Bahasa Idonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. H. Ahmad Rofi uddin M.Pd. (II) Dr. H. Nurhadi M.Pd. (III) Prof. Dr. H. Imam Syafi ie M.Pd. Kata Kunci kekerasan verbal pembelajaran analisis wacana kritis wujud kekerasan verbal strategi kekerasan verbal Kajian tentang kekerasan dalam konteks pembelajaran telah banyak dilakukan akan tetapi tentang kekerasan verbal masih terbatas. Padahal dampak kekerasan verbal pada siswa bisa lebih serius dibandingkan dengan kekerasan fisik karena sasaran kekerasan verbal adalah aspek psikologis. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian secara lebih mendalam tentang kekerasan verbal khususnya dalam konteks pembelajaran di sekolah. Tujuan penelitian ini secara rinci adalah (1) mendeskripsikan wujud kekerasan verbal (2) menginterpretasi strategi ekspresi kekerasan verbal (3) menjelaskan faktor-faktor pemicu kekerasan verbal dan (4) menjelaskan dampak kekerasan verbal terhadap siswa dalam pembelajaran di SMP Kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kritis dengan ancangan analisis wacana kritis. Data penelitian ini berupa tuturan lisan guru dan siswa yang merepresentasikan kekerasan verbal dalam konteks pembelajaran di SMP Negeri dan Swasta Kota Malang. Sumber data penelitian ini adalah wacana pembelajaran Bahasa Indonesia Matematika IPA IPS PKn. dan BP yang diperoleh melalui observasi. Di samping itu juga digunakan angket untuk menggali data latar belakang budaya dan pendidikan subjek penelitian. Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dibantu dengan alat perekam CCTV Handycame alat pencatat data dan angket. Analisis data didasarkan pada analisis wacana kritis menurut Fairclough yang meliputi analisis (a) teks bahasa (b) praksis wacana dan (c) praksis sosiokultural. Dari penelitian ini ditemukan bahwa (1) terdapat kekerasan verbal guru terhadap siswa dalam pembelajaran yang merentang dari pengabaian siswa dalam menjalin komunikasi penolakan pendapat siswa tuduhan peremehan kemampuan dan martabat siswa penghakiman dan celaan pemaksaan hingga ancaman dan ledakan kemarahan. Dari kategori-kategori tersebut yang dominan adalah penolakan penghakiman disertai celaan dan ancaman kepada siswa. (2) Kekerasan verbal guru terhadap siswa diekspresikan melalui strategi langsung dan taklangsung. Strategi langsung ekspresi kekerasan verbal berbentuk tuturan deklaratif interogatif dan imperative dengan gaya lugas sedangkan strategi taklangsung berbentuk tuturan deklaratif interogatif dan imperative yang diungkapkan dengan gaya pengiasan retoris dan pengabaian. Dari kedua strategi tersebut yang dominan adalah strategi tidak langsung. (3) Kekerasan verbal dalam pembelajaran dipicu oleh adanya (a) ketimpangan kekuasaan guru dan siswa sebagai subjek pembelajaran (b) adanya prasangka sosial guru terhadap siswa baik karena stereotype negatif maupun karena jarak sosial yang renggang antara guru dan siswa (c) ideologi behavioristik yang dianut oleh guru (d) karakteristik institusi sekolah yang birokratis dan (e) situasi pembelajaran yang otokratik. (4) Kekerasan verbal guru berdampak negatif pada proses pembelajaran dan siswa. Dalam pembelajaran kekerasan verbal mengakibatkan situasi pembelajaran kaku dan mencekam karena siswa ketakutan. Kekerasan verbal juga berdampak negatif pada psikologis siswa yakni berupa ketakutan malu kepada teman sekelas tumbuhnya kepatuhan semu perlawanan secara verbal dan menirukan mengolok-olok teman. Berdasarkan temuan tersebut disarankan kepada guru hendaknya mengubah pandangannya terhadap siswa dan pembelajaran dengan menerapkan paradigma konstruktivistik serta menerapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih variatif. Dengan demikian diharapkan dalam menjalin komunikasi edukatif dengan siswa guru dapat lebih menaruh empati dan mengeliminasi kekerasan secara verbal serta mengedepankan penggunaan bahasa yang santun misalnya penggunaan bahasa yang bersifat mengajak menawarkan menyarankan mengingatkan mempersilakan mengundang menyapa dengan bahasa yang halus dan menginformasikan. Kepada kepala sekolah disarankan agar membantu guru menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dengan menggunakan bahasa yang santun dan komunikatif.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 25 Aug 2011 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2011 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/64248 |
Actions (login required)
View Item |