Muhammad (2010) Implementasi sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional (studi kasus di SMK Negeri 1 Bontang) / Muhammad Tang. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata Kunci implementasi smk bertaraf internasional. Sekolah Menengah Kejuruan Berstandar Internasional adalah lembaga yang menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan kejuruan yang tamatannya mendapatkan sertifikat berstandar internasional pada satu atau lebih program keahlian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan pengetahuan kepribadian akhlak mulia serta keteramplan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Pengembangan sekolah menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu usaha dengan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasional (SMK-BI). Landasan perwujudan SMK-BI tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 50 ayat (3) juga Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 pasal 61 ayat (1). Pemerintah melalui Direktorat PSMK sejak tahun 2006 telah mengembangkan sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Salah satu rintisan SMK-BI di Kalimantan Timur adalah SMK Negeri 1 Bontang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional pada SMK Negeri 1 Bontang berkaitan dengan persiapan kesiapan input proses output kendala dan solusi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persiapan awal pengembangan sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional adalah menyusun School Development Invesment Plan (SDIP) (2) kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah disesuaikan dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan. Penyusunan KTSP berdsarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar belum mengadopsi kurikulum dari luar negeri atau Negara anggota OECD. Namun muatan pelajaran produktif telah mengadopsi dari perusahaan bertaraf internasional di Kota Bontang. Kemampuan bahasa Inggris guru masih minim. Kualifikasi magister guru baru tercapai 10%. Peralatan yang dimiliki cukup memadai secara kuantitas kualitas dan relevan dengan kebutuhan. Prasarana yang dimiliki meliputi lahan seluas 39.650 m2 ruang kelas/ruang teori sebanyak 21 ruang ruang pimpinan yang nyaman ruang guru ruang tata usaha ruang rapat workshop tempat berolahraga tempat ibadah dan ruang lain yang menunjang pembelajaran. Perpustakaan sudah dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK memiliki bengkel/laoratorium untuk masing-masing program studi keahlian dan memiliki layanan jaringan internet. Sarana pembelajaran yang menggunakan media belum terpenuhi secara maksimal. Siswa terdiri dari masyarakat Kota Bontang dan sekitarnya pulau Jawa dan Sulawesi. Penerimaan siswa baru belum sistem on line (3) model pembelajaran telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran belum terlaksana untuk semua program keahlian. Penyusunan modul dalam dwi bahasa sudah terlaksana. Kerjasama praktek industri dengan industri luar negeri masih belum ada. Kerja sama praktek industri berskala internasional. Bekerjasama dengan industri yang memiliki skala interasional dalam melakukan penilaian kempetensi siswa serta pemberian sertifikat kompetensi siswa. Dipimpin oleh kepala sekolah dibantu empat wakil yaitu wakil bidang kurikulum sarana dan prasarana Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesiswaan. Pengelolaannya menerapkan prinsip musyawarah mufakat. mendapatka sertifikat menajemen mutu ISO 9001 2000 dari sai global tahun 2007 pembiayaan bersumber dari APBD dan APBN serta menerapkan sekolah gratis (4) meluluskan siswanya 100% berturut-turut lima tahun terkahir sejak tahun 2006-2009. Lulusan disamping ada yang melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi juga banyak yang terseraf pada industri (5) kendala yang utama adalah dana untuk mengatasinya mengupayakan memperoleh bantuan dari pemerintah baik pemerintah pusat pemerintah propinsi pemerintah kota dan industri-industri yang ada di Kota Bontang. Kendala penggunaan bahasa Inggris untuk mengatasinya mengupayakan pelatihan-pelatihan bahasa Inggris untuk guru dan karyawan juga akan menerapkan penggunaan bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari. Kendala hubungan kerjasama dengan industri dari luar negeri untuk mengatasinya mengupayakan kunjungan luar negeri untuk menjalin hubungan dengan patner asing. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar (1) lebih memperoritaskan kerjasama industri luar negeri yang memiliki skala internasional (2) sarana pendukung pelaksanaan model pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi agar segera dipasang secara permanen seperti LCD dan komputer di ruang teori maupun bengkel/laboratorium (3) lebih meningkatkan keterapilan dalam bahasa Inggris dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan sekolah aktif menggunakan bahasa Ingris dalam kegiatan sehari-hari. Menerapan bahasa Inggris dengan sistem pin bagi guru atau siswa yang memiliki kemampuan bahasa Inggris jika bertemu dengan sesama pemakai pin wajib menggunakan bahasa Inggris (4) dinas pendidikan agar mengembangkan sekolah menengah kejuruan bertaraf internasional yang lain di Kota Bontang dan (5) bagi peneliti selanjutnya agar meneliti implementasi sekolah bertaraf internasional dengan fokus yang lebih luas.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Teknik (FT) > S2 Pendidikan Kejuruan |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 31 Dec 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/62128 |
Actions (login required)
View Item |