Imkotta, Karly Ferdinand (2013) Pengembangan modul kimia dengan memanfaatkan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Merauke / Karly Ferdinand Imkotta. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Imkotta Karly F. 2013. Pengembangan Modul Kimia Dengan Memanfaatkan Kekayaan Alam Lokal di Provinsi Papua Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merauke. Tesis Jurusan Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Surjani Wonorahardjo Ph.D. (II) Prof. Suhadi Ibnu M.A. Ph.D. Kata Kunci modul pembelajaran kimia Pembelajaran kimia SMP kekayaan sumber daya alam lokal pembelajaran kontekstual. Kekayaan alam lokal di Provinsi Papua seperti buah merah sarang semut daun mamalo lumpur manis dan daun wati belum begitu dikenal oleh masyarakat dan belum tersentuh dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan Kimia di Rumah sehingga diperlukan pengembangan modul. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan modul pembelajaran yang layak digunakan dengan memanfaatkan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua sebagai acuan mengajar bagi guru-guru IPA-Kimia untuk siswa SMP kelas VIII. Pengembangan dilakukan dengan mengadopsi model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan Semmel dan Semmel yaitu define design develop dan disseminate. Hasil penilaian oleh validator dosen guru uji perorangan uji kelompok kecil serta uji lapangan terbatas terhadap modul pengembangan adalah dengan kriteria layak dan tanpa revisi. Hasil penelitian adalah (1) modul pengembangan pemanfaatan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua dinyatakan layak untuk digunakan di SMP (2) modul hasil pengembangan terbukti efektif pada uji lapangan terbatas untuk membantu meningkatkan prestasi dalam belajar kimia. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari tentang sifat struktur dan perubahan zat hukum dan prinsip yang berkaitan dengan perubahan zat serta teori yang menafsirkan perubahan tersebut. Ilmu kimia mencakup materi yang sangat luas yang terdiri dari fakta konsep aturan hukum prinsip teori serta soal-soal yang sudah ada dalam panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hasil observasi pendahuluan yang dilakukan pengembang terhadap siswa SMP di Kabupaten Merauke Provinsi Papua pada pelajaran IPA-Kimia ternyata terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah karena siswa menganggap bahwa pelajaran kimia bersifat abstrak. Hal ini disebabkan kimia hanya bersifat teori tanpa didukung praktikum yang nyata. Disamping itu guru juga kekurangan sumber belajar serta media pembelajaran. Pembelajaran kimia sangat ditentukan oleh cara mengajar guru kimia. Cara mengajar guru sangat mempengaruhi minat peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkannya. Kemampuan profesional guru sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan bakat peserta didik dalam belajar. Dari beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara kemampuan profesional guru dan prestasi belajar. Banyak juga hasil penelitian yang menyatakan bahwa siswa yang belajar sains dengan pendekatan kontekstual mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan seperti yang telah diteliti oleh Zulkarnaen (2004) Taufiq (2004) dan Yusepin (2006). Salah satu pendekatan kontekstual adalah belajar dengan memanfaatkan kekayaan alam lokal seperti tanaman atau bahan alam lainnya yang dapat digunakan sebagai model dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan Kimia di Rumah. Beberapa tanaman obat yang berasal dari Provinsi Papua dan sudah sangat terkenal menyembuhkan beberapa penyakit adalah buah merah dan sarang semut. Dengan sendirinya maka buah merah dan sarang semut sekarang diminati banyak orang sehingga secara otomatis dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Ada juga tanaman tradisional lainnya yaitu daun kayu putih daun Mamalo lumpur manis serta daun Wati. Tujuan dalam penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan modul pembelajaran yang layak digunakan dengan memanfaatkan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua sebagai acuan mengajar bagi guru-guru IPA-Kimia untuk siswa SMP kelas VIII. Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution 1997). Penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut (1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal (2) mengatasi keterbatasan waktu ruang dan daya indera baik untuk peserta didik maupun guru (3) dapat digunakan secara tepat dan variasi seperti untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya dan (4) memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi hasil belajarnya. MODEL PENGEMBANGAN Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi model 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan Semmel dan Semmel. Pemilihan model Thiagarajan disebabkan pola pengembangan yang dipakai sederhana urut dan sistematis dengan memanfaatkan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua. Adapun jenis data dari uji coba modul pengembangan ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian validitas modul pengembangan yang diisi oleh ahli isi yaitu pakar dari dosen Universitas Negeri Malang dan praktisi yaitu guru kimia. Data juga diperoleh dari angket respon peserta didik serta nilai hasil post-test. Data kualitatif diperoleh dari catatan lapangan hasil observasi dan wawancara komentar dan saran dari ahli isi dan komentar dari peserta didik pada uji perorangan dan uji kelompok kecil serta uji lapangan terbatas. Data kuantitatif dan kualitatif tersebut digunakan sebagai acuan revisi untuk mendapatkan modul pengembangan yang memenuhi kriteria kelayakan dan memiliki efektifitas yang tinggi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil validasi serta angket kepada peserta didik dan analisisnya disajikan sebagai berikut. Produk pengembangan divalidasikan kepada empat orang ahli yang terdiri dari dua orang dosen ahli isi dan pembelajaran dari Program Studi Kimia Universitas Negeri Malang dan dua orang guru kimia SMA yang kompeten. Hasil penilaian setiap aspek menunjukan bahwa Pada aspek prapendahuluan rata-rata penilaian dari validator ahli 78 7% dan praktisi (guru) diperoleh skor 82 4% sehingga perolehan rata-rata pada aspek ini adalah 80 5%. Berdasarkan kriteria kelayakkan pada table 3.4 yang telah ditetapkan sebelumnya berada pada rentang 70-84% dengan kriteria adalah layak serta tanpa revisi. Pada aspek pendahuluan rata-rata penilaian dari validator dosen adalah 80 3% dan dari praktisi (guru) diperoleh rata-rata skor 78 3%. Sehingga perolehan rata-rata penilaian pada aspek ini berada pada rentang 79 3%. Berdasarkan kriteria kelayakkan yang telah ditetapkan sebelumnya berada pada rentang 70-84% dengan kriteria adalah layak serta tanpa revisi. Pada aspek bagian inti diperoleh rata-rata penilaian dari validator dosen adalah 78 6% dan dari praktisi (guru) diperoleh rata-rata skor 77 1%. Sehingga perolehan rata-rata penilaian pada aspek ini adalah 77 9%. Berdasarkan kriteria kelayakkan yang ditetapkan aspek bagian inti berada pada rentang 70-84% dengan kriteria adalah layak serta tanpa revisi. Pada aspek bagian penutup rata-rata penilaian dari validator dosen adalah 84 4% dan dari praktisi diperoleh rata-rata skor 84 4%. Sehingga perolehan rata-rata penilaian pada aspek ini adalah 84 4%. Berdasarkan kriteria kelayakkan yang ditetapkan aspek bagian inti berada pada rentang 70-84% dengan kriteria adalah layak serta tanpa revisi. Draft II sebagai hasil revisi setelah mendapatkan penilaian ahli isi dan pembelajaran selanjutnya diujicobakan kepada peserta didik. Tujuan uji coba ini adalah untuk mendapatkan masukan tentang penampilan fisik produk pengembangan meliputi 1) kemenarikan cover 2) kemampuan menarik minat peserta didik untuk belajar 3) kejelasan bahasa pada cover 4) ketepatan memilih huruf 5) kemenarikan halaman dalam serta 6) kemampuan memeriksa kesalahan tulisan maupun untuk menemukan kalimat yang sulit dipahami. Data hasil penilaian dan tanggapan uji perorangan terhadap modul disajikan dalam tabel dibawah ini Tabel 4.5 Hasil Penilaian Terhadap Subyek Perorangan No. Aspek yang dinilai Hasil Penilaian % A B C D E F jumlah 1 Isi dari Modul 4 4 3 4 4 4 23 95.8% 2 Indikator yang dibahas 4 4 4 4 4 4 24 100% 3 Penggunaan gambar 4 4 4 4 4 4 24 100% 4 Tertarik menggunakan modul 3 4 4 3 3 4 21 87.5% 5 Mudah dipelajari 4 4 4 4 4 4 24 100% 6 Bahasa mudah dipahami 4 4 3 4 4 3 22 91.7% 7 Senang belajar dengan modul 4 4 3 3 4 4 22 91.7% 8 Termotivasi untuk mengetahui lebih banyak lagi kekayaan alam lokal di Papua 4 4 4 4 3 4 23 95.8% Rata-rata 183 95.3% Berdasarkan Tabel 4.5 data angket tanggapan terhadap produk modul pengembangan Pemanfaatan Kekayaan Alam Lokal di Papua oleh uji perorangan persentase penilaian aspek indikator yang dibahas serta penggunaan gambar adalah 100%. Aspek isi dari modul dan termotivasi untuk mengetahui lebih banyak lagi kekayaan alam lokal di Provinsi Papua 95 8% aspek bahasa mudah dipahami dan senang belajar dengan modul 91 7% serta tertarik menggunakan modul 87 5%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa rentang persentase yang diperoleh berada diantara 80-100% dengan kriteria sangat layak dan tidak perlu revisi. Hasil uji validitas butir soal adalah 0 81 dengan kriteria sangat valid reliabilitas 0 90 dengan kriteria sangat reliabel serta daya beda adalah 0 63 dengan kriteria baik Data angket tanggapan terhadap produk modul pengembangan Pemanfaatan Kekayaan Alam Lokal di Provinsi Papua oleh uji kelompok kecil total persentase penilaian adalah 82 7% berada pada rentang 80-100% dengan kriteria sangat layak dan tidak direvisi. Penggunaan modul pengambangan juga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik yaitu dengan persentase 93 8% serta membangkitkan rasa ingin tahu dan mencari informasi lebih lanjut tentang kekayaan alam lokal di Provinsi Papua adalah 92 2%. Persentase terendah adalah 73 4% yaitu kemudahan memahami tahap mempelajari modul Beberapa komentar dari peserta didik terkait dengan modul yang diujicobakan dirangkum pada tabel berikut Tabel 4.9 Komentar dan Saran Uji Kelompok Kecil No Komentar 1. 2. 3. 4. 5. Modul ini sangat bagus dan ditemukan banyak sekali hal yang baru Sebagai peserta didik saya sangat berterima kasih karena dengan modul ini saya bisa mengerti dan menghayati tentang kekayaan alam lokal di daerah kita. Contoh dan gambar dalam modul juga menarik perhatian untuk lebih mudah belajar. Seandainya belajar kimia dilakukan seperti ini tentu akan sangat mudah mempelajari kimia. Modul ini sangat memotivasi saya untuk lebih giat belajar kimia lagi. Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa umumnya peserta didik sangat senang belajar dengan menggunakan modul bahkan dengan modul dapat memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar lagi berhubung di Provinsi Papua masih banyak kekayaan alam lokal yang sudah digunakan oleh masyarakat pribumi setempat namun belum dieksploitasi ke tingkat nasional bahkan internasional. Uji lapangan terbatas dilakukan pada kelas VIII c untuk melihat keefektifan modul dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Data yang diperoleh adalah data pre-test dan post-test. Hasil orientasi awal berupa pre-test dan post-test adalah sebagai berikut Tabel 4.10 Data Hasil Pre-test dan Post-test No Keterangan Nilai Rata-rata 1 Pre-test 65 2 2 Post-test 84 1 Berdasarkan Tabel 4.10 nilai pre-test peserta didik lebih rendah dibandingkan dengan nilai post-test. Ada beberapa peserta didik yang nilainya sama atau lebih besar dari 70. Hal ini disebabkan karena banyak kekayaan alam lokal yang belum mereka ketahui manfaatnya seperti daun mamalo lumpur manis dan daun wati. Namun setelah proses pembelajaran menggunakan modul maka nilai post-test untuk semua peserta didik menjadi lebih baik dengan rata-rata 84 1 dan diatas nilai KKM dari SMP Negeri 1 Merauke yaitu 72 dimana dua peserta didik mendapat nilai 73 serta nilai tertinggi 96 7. Berdasarkan uji coba perorangan dan uji kelompok kecil masukan perbaikan dari peserta didik tidak ada sehingga tidak ada revisi dari uji coba ini. Hal ini disebabkan karena peserta didik hanya memberikan penilaian dan komentar tanpa ada saran untuk perbaikan. Semuanya menyatakan modul Pengembangan Kekayaan Alam Lokal di Provinsi Papua sudah baik dan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Beberapa kata yang salah pengetikan sudah direvisi. Dengan dikembangkannya modul Pengembangan Kekayaan Alam Lokal di Provinsi Papua maka salah satu misi Kabupaten Merauke yaitu pengembangan potensi sumber daya alam yang memiliki keunggulan komparatif lintas pasar dapat terwujud. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan dari hasil pengembangan adalah (1) modul pengembangan pemanfaatan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua dinyatakan layak untuk digunakan di SMP (2) modul hasil pengembangan terbukti efektif pada uji lapangan terbatas untuk membantu dalam belajar kimia (3) antusias peserta didik untuk mengetahui manfaat kekayaan alam lokal di Provinsi Papua sangat tinggi (4) hasil belajar menggunakan modul cukup tinggi (5) salah satu misi Kabupaten Merauke dapat terwujud. Saran Saran pemanfaatan produk pengembangan kekayaan alam lokal di Provinsi Papua ialah sebagai berikut (1) penggunaan modul pengembangan ini hendaknya didukung oleh sumber belajar lain yang relevan meskipun hasil uji coba menunjukkan bahwa produk pengembangan sudah layak digunakan (2) modul ini dapat dijadikan salah satu sumber belajar bagi peserta didik (3) guru harus dapat meningkatkan motivasi peserta didik dan menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (4) bagi guru-guru yang mengajar materi IPA-kimia kelas VIII penerapan modul pengembangan ini akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan dibidang kimia (5) modul akan lebih baik manfaatnya jika dilakukan persiapan dengan matang agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami kendala. Produk ini juga dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar guru lebih kreatif dalam menyampaikan materi kepada peserta didik menampilkan pembelajaran yang inovatif dan tidak membosankan bagi peserta didik serta lebih memudahkan peserta didik untuk memahami materi Kimia dengan memanfaatkan kekayaan alam lainnya (6) bagi lembaga atau dinas terkait untuk mendukung kebijakan daerah khususnya tentang pengembangan sumber daya alam maka produk ini dapat digunakan sebagai media alat atau sarana dalam strategi penyampaian pesan pada proses pembelajaran dari seorang pendidik kepada peserta didik. Dengan demikian maka guru dan peserta didik akan lebih tertarik dengan mengaitkan pelajaran di sekolah dengan memanfaatkan kekayaan alam lokal (7) bagi peserta didik produk modul pengembangan ini akan lebih baik manfaatnya jika peserta didik sudah mempelajari terlebih dahulu petunjuk pembelajaran dengan modul dan sudah tahu juga tentang pemanfaatan kekayaan alam lokal (8) penyempurnaan modul harus selalu dilakukan setiap tahun untuk peningkatan kualitas (9) produk ini dapat disebarluaskan dan digunakan oleh peserta didik di tingkat SMP dan sederajat secara luas.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Kimia (KIM) > S2 Pendidikan Kimia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Aug 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/60045 |
Actions (login required)
View Item |