Aulia Apriana (2010) Code mixing and code switching in the language of classroom instructions / Aulia Apriana. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah fenomena campur-kode dan alih-kode yang terdapat dalam instruksi kelas atau bahasa pengantar perkuliahan oleh beberapa dosen yang mengajar di jurusan bahasa Inggris Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dikhususkan untuk menelaah alasan yang mendasari keputusan dosen untuk menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan yang mereka sampaikan baik alasan pribadi maupun alasan pedagogik dan apakah penggunaan campur-kode dan alih-kode ini bermanfaat untuk para mahasiswa. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu sosiolinguistik khususnya mengenai fenomena campur-kode dan alih-kode. Penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai-nilai budaya dapat ikut mempengaruhi keputusan seseorang untuk menggunakan campur kode dan alih kode. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman para dosen bahwa penggunaan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahaan sesungguhnya dapat mempengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang disampaikan baik membantu pemahaman mereka maupun membingungkan mereka. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Beberapa data pendukung dalam bentuk angka dan prosentase akan tetap dibahas dianalisa dan dijelaskan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah (i) bahasa pengantar perkuliahan yang disampaikan oleh para dosen (ii) tiga dosen yang mengajar tiga matakuliah yang berbeda dan (iii) 15 mahasiswa yang mengambil tiga matakuliah tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh alasan pribadi yang mendasari keputusan para dosen tersebut untuk menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan mereka. Empat diantaranya pernah dikemukakan dalam penelitian terdahulu yaitu (1) penghubung kalimat (32%) (2) memberi efek humor (24%) (3) kebutuhan leksikal (13%) (4) menghaluskan atau menguatkan permintaan atau perintah (11%) dan tiga lainnya adalah murni hasil temuan penelitian ini yaitu (5) menumbuhkan keakraban (8%) (6) mengatasi masalah leksikal (7%) dan (7) penanda situasi (5%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat tujuh alasan pedagogik yang mendasari keputusan para dosen tersebut untuk menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan mereka. Lima diantaranya pernah dikemukakan dalam penelitian terdahulu yaitu (1) menjelaskan isi ucapan (47%) (2) membantu siswa yang lemah (11%) (3) mempertahankan ekspresi (5%) (4) memberi efek retoris (5%) (5) memberi perintah (4%) dan dua lainnya adalah murni hasil temuan penelitian ini yaitu (6) memberi pertanyaan (25%) dan (7) pertanda berakhirnya kelas (3%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa secara pribadi kebanyakan dosen cenderung menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan mereka untuk menjadi penghubung kalimat. Ini disebabkan karena bahasa ibu dari dosen-dosen tersebut masih bahasa Indonesia sehingga kemunculan beberapa partikel dalam bahasa Indonesia kadang sulit dihindari. Secara pedagogik para dosen tersebut cenderung menggunakan campur-kode dan alih kode untuk lebih menjelaskan materi yang mereka sampaikan. Mereka berpendapat bahwa untuk memastikan bahwa mahasiswa mereka benar-benar mengerti materi yang mereka sampaikan adalah lebih penting daripada mempertahankan menggunakan bahasa Inggris sepanjang waktu. Sekarang bukan lagi saatnya untuk pemerolehan bahasa saja tetapi juga untuk memahami konsep dari materi yang sedang disampaikan. Akhirnya dari wawancara yang dilakukan dengan para mahasiswa diketahui bahwa penggunaan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahaan ternyata dirasakan banyak manfaatnya. Kebanyakan dari mereka menikmati campur-kode dan alih-kode yang digunakan dosen-dosen mereka hanya dua siswa yang berpendapat bahwa campir kode dan alih kode yang digunakan dosen mereka terlalu banyak. Namun tidak seorangpun yang berpendapat bahwa penggunaan campur-kode dan alih-kode tersebut membingungkan mereka. Justru sebaliknya mereka berterimaksih kepada para dosen yang bersedia menggunakan campur-kode dan alih-kode dalam bahasa pengantar perkuliahan agar mereka dapat memahami dengan lebih baik materi perkuliahan yang sedang disampaikan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Inggris (ING) > S2 Pendidikan Bahasa Inggris |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 08 Feb 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/58348 |
Actions (login required)
View Item |