Arief Rijadi (2008) Keragaman kritik-respon dalam wacana interaksi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jember / Arief Rijadi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Peristiwa berbahasa secara fungsional dapat ditemukan di dalam berbagai ragam wacana. Salah satunya dapat ditemukan dalam wacana interaksi antarmahasiswa yang memiliki karakteristik yang khas. Di dalam setiap wacana interaksi diyakini terjadi pasangan ujar yang menunjukkan suatu ujaran pengujar akan memunculkan respon mitra ujar sebagai balasannya baik secara verbal maupun non verbal. Pasangan ujar yang dijadikan fokus penelitian ini adalah pasangan ujar kritik respon dalam wacana interaksi antarmahasiswa di PBSI FKIP Universitas Jember. Oleh sebab itu penelitian ini membatasi masalah dan tujuannya pada pendeskripsian keragaman wujud fungsi dan dimensi tutur pasangan ujar kritik respon tersebut. Dengan berlandaskan teori pragmatik teori tindak tutur dan etnografi komunikasi dengan menggunakan pendekatan sosiopragmatik dan etnografi komunikasi atas dasar berpikir etnometodologis penelitian ini mengambil data berupa segmen-segmen pasangan ujar yang mengandung kritik respon beserta konteks yang menyertainya. Data tersebut diambil dari wacana interaksi antarmahasiswa PBSI FKIP Universitas Jember dengan menggunakan metode observasi nonpartisipastif dengan teknik catatan lapangan dan perekaman. Analisis data dilakukan dengan mengikuti model interaktif Miles dan Huberman dan multidisipliner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan ujar kritik respon dalam wacana interaksi antarmahasiswa memiliki keragaman wujud yang terdiri atas pertama kritik respon penyesalan yang mencakup (a) kritik ejekan respon penyesalan (b) kritik keluhan respon penyesalan (c) kritik pujian respon penyesalan (d) kritik respon permaafan (e) kritik ejekan respon permaafan (f) kritik keluhan respon permaafan (g) kritik pujian respon permaafan. Kedua kritik respon penyangkalan yang mencakup (a) kritik ejekan respon penyangkalan (b) kritik keluhan respon penyangkalan (c) kritik pujian respon penyangkalan. Ketiga kritik respon penerimaan yang mencakup (a) kritik ejekan respon penerimaan (b) kritik pujian respon penerimaan. Temuan penting dalam penelitian ini bahwa pandangan tentang pemaknaan kritik yang berkonotasi buruk (ejekan) perlu diluruskan. Artinya dengan pandangan seperti itu penelitian ini telah menjawab permasalahan bahwa kritik tidak berarti buruk melainkan juga berarti baik. Hasil pembahasan masalah dan tujuan penelitian kedua menunjukkan bahwa pasangan ujar kritik respon memiliki keragaman fungsi yang terbagi atas tiga kelompok/klasifikasi yaitu (1) pasangan fungsi yang sering muncul (kritik kompetitif-respon kolaboratif kritik konflikatif-respon kolaboratif dan kritik konflikatif-respon konflikatif) (2) pasangan fungsi yang cukup sering muncul (kritik konflikatif-respon kompetitif kritik konvivial-respon kolaboratif kritik konvivial-respon konflikatif kritik kolaboratif-respon konflikatif kritik konvivial-respon konvivial kritik kompetitif-respon konflikatif dan kritik kolaboratif-respon kolaboratif) dan (3) pasangan fungsi yang jarang muncul dalam wacana interaksi antarmahasiswa (kritik kompetitif-respon kompetitif kritik konflikatif-respon konvivial kritik konvivial-respon kompetitif dan kritik kolaboratif-respon konvivial). Temuan penting yang perlu dikemukakan adalah bahwa secara fungsional pelaksanaan tindak ujar kritik respon ada yang diujarkan dengan menggunakan prinsip kesopanan positif dan ada pula yang menggunakan prinsip kesopanan negatif. Temuan hasil terkait dengan masalah dan tujuan ketiga tentang dimensi tutur meliputi (1) jarak sosial dekat-status sosial sama-formalitas rendah (2) jarak sosial dekat-status sosial sama-formalitas tinggi (3) jarak sosial cukup dekat-status sosial partisipan tutur. tinggi-formalitas tinggi (4) jarak sosial cukup dekat-status sosial sama-formalitas rendah (5) jarak sosial cukup dekat-status sosial sama-formalitas tinggi (6) jarak sosial cukup jauh-status sosial partisipan tutur. tinggi-formalitas rendah (7) jarak sosial cukup dekat-status sosial partisipan tutur. tinggi-formalitas rendah (8) jarak sosial cukup jauh-status sosial partisipan tutur. tinggi-formalitas tinggi (9) jarak sosial dekat-status sosial partisipan tutur tinggi-formalitas rendah (10) jarak sosial jauh-status sosial sama-formalitas rendah (11) jarak sosial cukup dekat-status sosial menengah-formalitas tinggi dan (12) jarak sosial jauh-status sosial menengah-formalitas tinggi. Perihal yang terpenting tentang dimensi tutur dalam berinteraksi adalah motivasi berkomunikasi antarmahsiswa senantiasa dilandasi dengan sikap dan perilaku yang mengarah pada persahabatan. Berbadasarkan hasil penelitian tersebut dikemukakan saran Bagi guru bahasa Indonesia disarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk pembelajaran pragmatik. Bagi pengajar matakuliah keterampilan berbicara dan analisis wacana hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dimasukkannya pengajaran fungsional bahasa. Bagi para peneliti lain yang tertarik pada topik pasangan ujar disarankan untuk melanjutkan penelitian ini dengan mendeskripsikan pola strategi gilir tutur ujaran kritik respon dan pola struktur pasangan ujar kritik respon. Bagi para komunitas praktis seperti anggota dewan dan politikus disarankan untuk bisa bercermin pada hasil penelitian ini agar dalam memberikan kritik dan respon atas kritik dapat memenuhi etika berkomunikasi yang memiliki nilai-nilai berkeadilan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 17 Apr 2008 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2008 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/57912 |
Actions (login required)
View Item |