Septi Juwita (2010) Laju erosi Sub Daerah aliran sungai ngasinan Pasca kerusakan hutan di Kecamatan bendungan Kabupaten Trenggalek / Septi Juwita Sari. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kerusakan hutan yang terjadi di Kecamatan Bendungan merupakan penyebab perubahan nilai laju erosi yang terjadi pada Sub Daerah Aliran Sungai Ngasinan. Proses erosi terus terjadi di daerah ini sehingga pada waktu tertentu akan menimbulkan lapisan batuan induk terbuka. Material hasil erosi akan terbawa aliran air dan mengendap pada daerah rendah seperti selokan sungai dan waduk. Endapan di sungai akan memperkecil kapasitas air dan kapasitas tampung sehingga akan menimbulkan bahaya banjir. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya dirasakan oleh daerah dimana erosi t erjadi (daerah hulu) tetapi juga didaerah yang dilalui aliran sungai (daerah tengah) dan daerah hilir. Selain disebabkan oleh kondisi fisik wilayah juga disebabkan oleh penduduk kurang memperhatikan pengelolaan dan pelestarian hutan. Kecamatan Bendungan memiliki ketinggian 825 m di atas permukaan laut dengan kondisi wilayah merupakan daerah pegunungan dengan topografi kasar dan lereng yang curam lebih dari 15 %. Order tanah termasuk order Entisol dan order Oxisol dengan luas wilayah keseluruhan 9.084 ha. Penelitian ini menggunakan metode survey yang bertujuan menggambarkan keadaan sebagaimana adanya dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan laju erosi dan kerusakan hutan di Kecamatan Bendungan. Objek dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan dari hasil tumpang susun peta yaitu peta jenis tanah peta kemiringan lereng dan peta penggunaan lahan sehingga diperoleh satuan lahan sebagai objek penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan persamaan RUSLE untuk memprediksi laju erosi. Data yang diperlukan berupa data primer meliputi struktur tekstur bahan organik kemiringan lereng panjang lereng dan permeabilitas tanah untuk mencari nilai erodibilitas tanah sedangkan data sekunder meliputi data curah hujan peta kemiringan lereng peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan di kecamatan Bendungan. Data tersebut diperoleh dengan observasi lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju erosi yang terjadi di daerah penelitian menyatakan nilai laju erosi tertinggi terjadi pada satuan lahan 3.IV.H yaitu sebesar 971.562 9 ton/ha/th karena memiliki kemiringan lereng 42 % mempunyai sedikit kandungan bahan organik yaitu 0 4% dan penggunaan lahan yang tidak sesuai d engan kemiringan lereng yaitu 50% padang rumput 30% ubi kayu dan 20% pisang sedangkan nilai laju erosi terendah terjadi pada satuan lahan 2.III.H yaitu sebesar 134.551 8 ton/ha/th karena memiliki kandungan bahan organik yang banyak yaitu 4 17 % kemirin gan lereng yang tidak terlalu terjal. Faktor utama penyebab erosi adalah perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi ladang dan penebangan kayu untuk bahan bangunan yang tidak bisa dikendalikan. Mengingat tingginya nilai laju erosi maka sebaiknya tidak memanfaatkan lahan yang memiliki kemiringan lereng yang curam untuk kegiatan pertanian akan tetapi menggunakannya untuk lahan hutan dengan kerapatan tinggi agar nilai laju erosi dapat ditekan. Arahan konservasi yang perlu dilakukan oleh dinas kehutanan ses uai dengan perhitungan peneliti adalah konservasi vegetatif dengan mengubah jenis tanaman mengubah kerapatan tanaman dan reboisasi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Geografi (GEO) > S1 Pendidikan Geografi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Jan 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/53963 |
Actions (login required)
View Item |