Peranan Sanggar "Mangun Dharma" dalam melestarikan nilai-nilai juang dalam kesenian bantengan di Desa Tumpanbg, Kabupaten Malang / Dina Noviati - Repositori Universitas Negeri Malang

Peranan Sanggar "Mangun Dharma" dalam melestarikan nilai-nilai juang dalam kesenian bantengan di Desa Tumpanbg, Kabupaten Malang / Dina Noviati

Noviati, Dina (2013) Peranan Sanggar "Mangun Dharma" dalam melestarikan nilai-nilai juang dalam kesenian bantengan di Desa Tumpanbg, Kabupaten Malang / Dina Noviati. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci Peranan Melestarikan Nilai-nilai Juang. Kebudayaan Nasional yang berdasarkan Pancasila adalah perwujudan cipta rasa karsa dan karya bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa. Agar nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia tersebut berfungsi efektif sebagai sarana dan media pendukung pembangunan di bidang hubungan politik maka perlu dilestarikan .Sanggar Mangun Dharma yang melakukan kegiatan kebudayaan bantengan salah satunya dengan mengembangkan kesenian yang dimainkan oleh dua orang. Kesenian ini melambangkan semangat keberanian dan kegagahan konon dipersonifikasikan kesenian bantengan ditengarai sebagai simbol kekuatan rakyat Indonesia dalam melawan kolonialisme. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Sanggar Mangun Dharma (2) Untuk mengetahui wujud nilai juang yang terkandung dalam kesenian bantengan (3) Untuk mengetahui cara melestarikan kesenian bantengan di Sanggar Mangun Dharma (4) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam melestarikan kebudayan bantengan di Sanggar Mangun Dharma. Peneliti ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif ini didasarkan pada penelitiannyang dilakukan peneliti tentang kegiatan yang dilakukan di sanggar Mangun Dharma. Sumber data utama yang dijadikan informan oleh peneliti adalah dari sumber informan Pak Soleh peristiwa pagelaran seni dan dokumentasi dari buku Pak Soleh. Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara yang mendalam dan terbuka observasi langsung dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dengan menggunakan reduksi data kategorisasi dan sintesisasi. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa (1) Pertimbangan sanggar Mangun Dharma melestarikan Budaya seni bantengan ini ada beberapa faktor. Kesenian bantengan ini mengandung nilai kebudayaan yang tinggi bagi bangsa Indonesia karena mengandung beberapa unsur-unsur kebudayaan misalnya sistem religi unsur kesenian sistem keorganisasian dalam masyarakat dan lain sebagainnya. Dalam penelitian penulis mendapatkan hasil bahwa kesenian bantengan ini mengandung beberapa unsur kebudayaan. (2) Wujud nilai juang yang terkandung dalam kesenian bantengan antara lain (a) Nilai kejuangan religius kesenian bantengan ini tampak pada saat sebelum pertunjukan itu dimulai maka para anggota bantengan berdoa terlebih dahulu supaya acara berlangsung dengan lancar. (b) Nilai kejuangan tidak mengenal menyerah (c) Nilai Juang Gotong royong (d) Nilai kejuangan Patriotisme (e) Nilai kejuangan pantang mundur (f) Nilai kejuangan persatuan dan kesatuan. (3) Cara melestarikan kesenian budaya bantengan di Sanggar Mangun Dharma ada beberapa cara. Melatih para anggota sanggar untuk belajar kesenian bantengan adalah salah satu upaya untuk melestarikan kesenian ini. Selain itu Sanggar Mangun Dharma juga sering mengadakan pagelaran seni pencak silat yang digabung dengan kesenian bantengan supaya kesenian bantengan ini bisa semakin dikenal masyarakat dan masyarakat mengetahui bangwa kesenian ini sangat unik dan harus dilestarikan. Selaina anggota sanggar Mangun Dharma kita sebagai masyarakat Indonesia juga harus lebih mengenal kebudayaan kita dan ikut melestarikan kesenian tersebut. Sebab kesenian bantengan ini mencerminkan kenerdekaan bangsa Indonesia melawan penjajah. Kesenian bantengan ini mengandung nilai-nilai juang yang sangat tinggi. (4) Kendala-kendala yang dihadapi ini biasanya terletak pada peralatan untuk membuat bantengan. Untuk membuat kepala banteng diperlukan kayu dadap cangkring yang sudah mulai punah. Tetapi anggota sanggar mempunyai cara lain untuk menggati kayu dadap cangring dengan kayu lainnya yang kualitasnya juga harus bagus. Selain itu kendala yang lainnya yaitu untuk membuat tubuh kerangka banteng diperlukan pohon penjalin yang harus dicari dihutan yang biasanya pohon penjalin itu digunakan sebagai sarang ular. Sehingga para anggota sanggar harus berusaha untuk mengambil pohon penjalin itu. Berdasarkan temuan penelitian ada beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan peranan sanggar mangun dharma dalam melestarikan nilai-nilai juang dalam kesenian bantengan. (1) Kesenian bantengan di desa Tulusbesar tumpang kabupaten malang harus tetap dilestarikan karena di dalam kesenian bantengan ini mengandung nilai-nilai juang bangsa Indonesia. Sehingga harus tetap dijaga dan tetap dilestarikan. (2) Di daerah yang lainnya tidak hanya di desa Tulusbesar tumpang saja yang melestarikan kesenian bantengan tetapi di daerah jawa timur khususnya harus tetap menjaga kesenian bantengan ini karena kesenian ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Depositing User: library UM
Date Deposited: 11 Jun 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/51722

Actions (login required)

View Item View Item