Ekawati, Yunita Kurnia (2016) Pengakuan dan pengukuran aset biologis pada organisasi sektor publik (studi kasus pada Pemerintah Kabupaten Malang) / Yunita Kurnia Ekawati. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Ekawati Yunita Kurnia. 2016. Pengakuan dan Pengukuran Aset Biologis pada Organisasi Sektor Publik (Studi Kasus Pemerintah Kabupaten Malang). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. H. Tuhardjo S.E. M. Si. Ak (II) Dr. Hj. Endang Sri Andayani S.E. M. Si. Ak. Kata Kunci Pengakuan Pengukuran Penilaian Pelaporan Aset Biologis Organisasi Sektor Publik Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pengakuan pengukuran dan pelaporan aset biologis pada organisasi sektor publik yang berlaku secara nasional. Penelitian ini berfokus pada pengakuan pengukuran dan pelaporan aset biologis pada Pemerintah Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi kasus padaPemerintah Kabupaten Malang. Peneliti berperan sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpul data. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil observasi wawancara dan dokumentasi pada Pemerintah Kabupaten Malang. Aset biologis didefinisikan sebagai hewan tanaman hidup.Aset biologis tidak dikecualikan dalam ruang lingkup PSAP 07 Aset Tetap sehingga perlakuannya sama dengan perlakuan terhadap aset tetap. Tidak ada perlakuan secara khusus untuk pengakuan pengukuran dan pelaporan aset biologis. Aset biologis diakui pada saat perolehan berdasarkan nilai perolehan historis tidak dilakukan penilaian kembali terhadap aset biologis pada akhir periode. Sehingga nilai aset biologis yang di laporkan tetap sebesar harga perolehan pada saat pembelian. Aset biologis di laporkan pada Neraca Konsolidasi Pemerintah Kabupaten Malang yang diklasifikasikan sebagai Aset Tetap Lainnya dan di laporkan bersama dengan tumbuhan hewan barang bercorak kebudayaan dan buku perpustakaan sebesar nilai konsolidasi dari aset tersebut. Namun tidak ada klasifikasi secara khusus untuk perlakuan aset biologispadahal aset biologis memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan aset tetap lainnya. Hasil temuan yang diperoleh peneliti berbeda dengan perlakuan yang diterapkan pada PSAP 07 IPSAS 27 dan P3LKPP Industri Peternakan. Perbedaan yang nampak terlihat pada pengakuan aset biologis berdasarkan IPSAS 27 dan P3LKPP aset biologis diakui pada saat perolehan dan saat terjadi penambahan (additional asset) dari induk sapi perah sebesar nilai wajar. Pada PSAP 07 IPSAS 27 dan P3LKPP Industri Peternakan aset biologis harus dinilai pada akhir periode penilaian dapat dilakukan dengan menambahkan harga perolehan dengan biaya yang dikeluarkan selama belum produktif (pertumbuhan) dan mengurangkan dengan akumulasi penyusutan atau akumulasi kerugian penurunan nilai. Sedangkan untuk pelaporan aset biologis di laporkan pada neraca yang diklasifikasikan ke dalam aset tidak lancar sebagai Hewan ternak dalam pertumbuhan dan Hewan ternak telah produksi serta dibuatkan rekonsiliasi pada Catatan atas Laporan Keuangan.Berdasarkan perbedaan perlakuan aset biologis tersebut maka menyarankan untuk membuat kebijakan aset biologis secarakhusus.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Akuntansi (AKU) > S1 Akuntansi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 02 Sep 2016 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2016 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/37147 |
Actions (login required)
View Item |