Wahyu, Iranda Dwi (2020) Mantra komunikasi tiga dunia : studi kasus seni bantengan paguyuban Sidodadi model semiotik riffaterre / Iranda Dwi Wahyu. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Seni bantengan di Malang masih terus berkembang hingga sekarang salah satunya yaitu seni bantengan Paguyuban Sidodadi dari desa Ngroto Kecamatan Pujon. Desa Ngroto merupakan sentra pendidikan di wilayah kecamatan pujon karena letak desa berada ditengah pusat perkembangan pendidikan dan perdagangan. Kehidupan sosial masyarakat masih sangat menjaga tradisi dan adat istiadat menjadikan desa Ngroto sebagai pusat kegiatan seni dan budaya. Seni bantengan sebagai seni pertunjukkan yang menggabungkan tarian musik seni bela diri serta mantra yang mengandung magis. Seni bantengan telah berkembang mulai zaman perjuangan kolonial sebagai bentuk perlawanan. Terdapat tiga bentuk penokohan yang berkembang dalam seni bantengan yaitu banteng melambangkan rakyat jelata harimau sebagai lambang penjajah dan monyet sebagai lambang provokator. Mantra sebagai salah satu bentuk tradisi lisan memiliki makna dan fungsi yang terkandung didalamnya. Fokus penelitian ini yaitu 1) sistem tanda 2) mengetahui makna mantra dan 3) mengetahui fungsi mantra. Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Batasan yang ditentukan dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah melihat bagaimana bentuk mantra kesenian bantengan Paguyuban Sidodadi yang terdapat di daerah Pujon Kabupaten Malang yang dianalisis menggunakan teori Semiotika Riffaterre sehingga mengetahui makna dan fungsi mantra tersebut. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif yang meliputi pengumpulan data transkripsi data transliterasi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya merujuk pada analisis data semiotika. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga tahapan pembacaan mantra kesenian bantengan Paguyuban Sidodadi yaitu mantra meminta izin mantra pemanggil mantra mengeluarkan. Makna dan fungsi yang terkandung dalam mantra kesenian bantengan Paguyuban Sidodadi yaitu meminta izin kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya senantiasa diberi perlindungan dalam melaksanakan pentas memanggil roh ghaib atas seizinNya supaya dijauhkan dari segala macam gangguan mengembalikan roh ghaib dan mengembalikan roh penari ke dalam jasadnya lalu memohon kepadaNya untuk menjauhkan roh penari dari ganguan roh ghaib supaya bisa kembali normal.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 09 Jun 2020 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2020 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/263536 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |