Pendidikan informal keluarga petani dalam pewarisan budaya bercocok tanam pada anak di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang / Yunita Chomisyiya Firdausi - Repositori Universitas Negeri Malang

Pendidikan informal keluarga petani dalam pewarisan budaya bercocok tanam pada anak di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang / Yunita Chomisyiya Firdausi

Firdausi, Yunita Chomisyiya (2020) Pendidikan informal keluarga petani dalam pewarisan budaya bercocok tanam pada anak di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang / Yunita Chomisyiya Firdausi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

RINGKASAN Firdausi Yunita Chomisyiya. 2020. Pendidikan Informal Keluarga Petani dalam Pewarisan Budaya Bercocok Tanam Pada Anak di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Tesis Program Studi S-2 Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. M. Ishaq M.Pd (2) Dr. Zulkarnain M.Pd M.Si. Kata Kunci pendidikan informal pewarisan budaya keinginan belajar Budaya bercocok tanam merupakan budaya turun-temurun dari nenek moyang yang telah dilaksanakan sejak tahun 1774 bagi masyarakat Desa Ngadas. Hampir seluruh keluarga memiliki lahan pertanian. Hal tersebut dikarenakan ladang ataupun tanah di Desa Ngadas tidak dapat dibeli dan diambil alih oleh masyarakat yang bukan penduduk Desa Ngadas. Tanah tersebut merupakan tanah turun-temurun pada setiap keluarga. Hingga saat ini setiap keluarga yang memiliki ladang tetap mempertahankan mata pencahariannya sebagai petani kemudian diwariskan kepada anak keturunannya. Adanya warisan berupa ladang tersebut keluarga yang memiliki ladang diharuskan untuk mempertahankan budaya bercocok tanam dengan cara mewariskan kepada generasi selanjutnya melalui pendidikan informal. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pola pewarisan budaya bercocok tanam pada anak usia 12 mdash 20 tahun (2) menganalisis pembelajaran untuk ketaatan terhadap budaya bercocok tanam dan (3) menganalisis keinginan dan peluang belajar anak usia 12 mdash tahun untuk melanjutkan pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik snowball sampling untuk memilih informan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Ketua Adata petani anak usia 11 mdash 20 tahun dan Ketua PKBM. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pewarisan budaya bercocok tanam pada anak usia 12 mdash 20 tahun melalui beberapa proses yaitu Pola pendidikan informal dalam pewarisan budaya bercocok tanam dapat diinterpretasikan bahwa orangtua mengajarkan anak dalam bercocok tanam melalui beberapa proses yaitu (1) memperkenalkan budaya bercocok tanam kepada anak melalui tutur tinular (nasihat/petuah) (2) anak melihat orangtua bercocok tanam dengan cara anak digendong ke ladang untuk anak yang masih usia dua tahun dan berdiri di samping orangtua yang sedang bercocok tanam untuk anak usia 12 mdash 20 tahun (3) anak mempraktikkan bercocok tanam dengan cara orangtua memberi contoh kemudian anak menirukan (4) orangtua mewariskan ladang kepada anaknya saat usia 18 tahun atau pada saat sudah menikah. Adanya budaya bercocok tanam anak dapat mengelola ladang anak menjaga alam dan menghasilkan ekonomi dari berladang. Adapun Alat utama berococok tanam adalah cangkul selain itu ciri khas masyarakat Tengger salah satunya Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang adalah penggunaan sarung (untuk laki-laki) dan sewek (untuk perempuan) dalam bekerja di ladang. Profesi utama masyarakat Desa Ngadas adalah petani. Hal itu terjadi karena adanya proses pewarisan budaya bercocok tanam secara turun-temurun melalui pendidikan informal. Profesi petani di Desa Ngadas tidak boleh ditinggalkan alasannya adalah (1) profesi petani merupakan turun-temurun dari nenek moyang sejak tahun 1774 (2) ladang tidak boleh dijual kepada warga yang bukan berasal dari Desa Ngadas dan (3) petani merupakan profesi utama masyarakat Desa Ngadas. Masyarakat Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang sadar akan pentingnya pendidikan sehingga masyarakat Desa Ngadas tetap menempuh pendidikannya. Anak usia 12 mdash 20 tahun memilih program kejar paket c di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) penyebabnya adalah (1) belum ada sekolah SMA/sederajat di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang (2) ingin mendapat wawasan (3) waktu pembelajaran yaitu Sabtu dan Minggu (4) dapat fokus bekerja di ladang (5) lebih santai dan (6) mendapatkan ijazah setara dengan SMA. Bagi anak yang melanjutkan pendidikan formal tetap bercocok tanam dan lebih fokus ke pendidikan sehingga waktu untuk bercocok tanam tidak sama ketika anak melanjutkan ke Pusat Kegiatan Belajar (PKBM) yaitu setelah pulang sekolah pada saat hari libur atau sesuai ketentuan keluarga.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S2 Pendidikan Luar Sekolah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 29 Apr 2021 04:29
Last Modified: 09 Sep 2021 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/159163

Actions (login required)

View Item View Item