Styawan, Christyan Agus (2014) Studi tentang makna simbolis bentuk tubuh tokoh Gareng dalam punakawan pada wayang kulit purwa gaya Surakarta / Christyan Agus Styawan. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Styawan Christyan Agus. 2014. Studi tentang Makna Simbolis Bentuk Tubuh Tokoh Gareng dalam Punakawan pada Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Skripsi Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Triyono Widodo M.Sn. (II) Dra. Lilik Indrawati M.Pd. Kata Kunci Makna simbolis tubuh Gareng wayang kulit gaya Surakarta Gareng adalah salah satu tokoh Punakawan ciptaan budaya masyarakat Jawa yang tidak dimiliki pewayangan di negara lainnya. Dari 459 tokoh wayang antara lain 70 tokoh dewa 81 tokoh lokapala dan ramayana serta 308 tokoh Mahabarata Gareng adalah satu-satunya tokoh yang memiliki kecacatan bentuk tubuh paling banyak. Bentuk tubuh Gareng yang serba cacat ini memuat berbagai makna simbolis. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan pembahasan mengenai makna simbolis bentuk tubuh tokoh Gareng. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang makna simbolis bentuk tubuh tokoh Gareng dalam Punakawan pada wayang kulit purwa gaya Surakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa paparan mengenai asal-usul tokoh Gareng dalam Punakawan jenis tatahan yang digunakan pada tubuh dan makna simbolis tubuh Gareng dalam Punakawan pada wayang kulit purwa gaya Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi wawancara dan dokumentasi. Kegiatan analisis data dimulai dengan reduksi data analisis data dan penarikan simpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diproleh tiga simpulan penelitian sebagai berikut. Pertama asal-usul Gareng dalam Punakawan. Gareng bernama Bambang Sukodadi dari desa Bluluktiba yang tampan sakti namun sombong. Sehabis dari pertapaannya Gareng bertarung dengan Petruk sampai tubuhnya cacat. Datanglah Semar untuk melerai mereka diangkat menjadi anak Semar Gareng sebagai anak pertama. Mereka kemudian menjadi pengikut Semar sebagai Punakawan yaitu abdi sekaligus pamong bagi para ksatria berbudi luhur (Pandawa). Kedua jenis tatahan yang digunakan pada tubuh Gareng adalah tatahan bubukan bubukan gede kawatan seritan lajuran tratasan tratasan besar dan motif inten-inten. Ketiga makna simbolis pada tubuh Gareng antara lain mata juling menyimbolkan pandangan yang luas dalam melihat sesuatu hidung bunder terong menyimbolkan kearifan rambut botak sebagian dan jidat nonong menyimbolkan pemikir dan kecerdasan mulut mesem menyimbolkan selalu riang tangan yang cacat menyimbolkan perbuatan yang tidak sempurna jari nuding dan terbuka menyimbolkan menunjukkan yang baik serta terbuka terhadap segala kritikan perut buncit menyimbolkan kenyang akan pengalaman yang baik kaki yang pincang dan jinjit menyimbolkan kehatian-hatian dalam melangkah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Seni dan Desain (SED) > S1 Pendidikan Seni Rupa |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 17 Jun 2014 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2014 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/12787 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |