Basuni, Muh. (2020) The guided reciprocal peer questioning of cooperative learning on college students' critical reading comprehension accross their higher order thinking skills / Muh. Basuni. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
RINGKASAN Basuni Muh. 2019. The Guided Reciprocal Peer Questioning Technique of Cooperative Learning on College Students Critical Reading Comprehension across Their Higher Order Thinking Skills.Disertasi Program Doktor Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Gunadi Harry Sulistyo M.A. (II) Prof. Dr. Yazid Basthomi M.A. (III) Dr. Suharmanto M.Pd. Kata Kunci Pembelajaran Koperatif Guided Reciprocal Peer Questioning Kemampuan Membaca Kritis Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Penelitian ini mencoba mengungkap pengaruh teknik mengajar Guided Reciprocal Peer Questioning terhadap kemampuan mahasiswa memahami teks bacaan secara kritis pada berbagai tingkatan kemampuan berfikir tingkat tinggi mahasiswa yang terbagi dalam tingkatan rendah dan tingkatan tinggi. Terkait dengan pengaruh teknik mengajarGuided Reciprocal Peer Questioning King (1991) menyatakan bahwa tehnik ini mampu meningkatkan kemampuan berfikir mahasiswa sekaligus kemampuan memahami bacaan dan membuat siswa terlibat aktif dalam diskusi yang kritis. Gruenbaum (2012) menyimpulkan bahwa Guided Reciprocal Peer Questioning terbukti meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa kemampuan memahami bacaan dan metakomprehensi. Selain itu Myers (2006) menemukan bahwa Guided Reciprocal Questioning dapat membantu siswa memonitor kemampuan memahami bacaan mereka sendiri dan proses berfikir yang mereka alami. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi-experimental research dengan rancangan penelitian faktorial. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga dan semester lima JurusanTadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung. Sampel penelitian ini diperoleh dengan teknik cluster random sampling sehingga diperoleh kelompok eksperimen sejumlah 40 mahasiswadan kelompok kontrol juga sejumlah 40 mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah Cornell critical thinking test. SAT Critical Reading Comprehension Test diterapkan untuk mengukur kemampuan membaca kritis mahasiswa. Analisa data yang digunakan adalah Independent T-test Pearson Product Moment dan two way ANOVA. Temuan penelitian ini mengungkap bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dalam hal nilai kemampuan memahami teks bacaan secara kritis pada semua tingkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi mahasiswa dimana kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata yang lebih rendah daripada kelompok kontrol meskipun nilai dampak pengaruh strategi pembelajarannya cukup rendah. Berkenaan dengan perbedaan intern antar sel dalam masing-masingkelompok penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sel mahasiswa yang memiliki tingkatan tinggi dan rendah dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi pada kelompok eksperimen dimana metode pembelajaran yang digunakan pada kelompok eksperimen itu berdampak cukup moderat pada sel mahasiswa yang memiliki tingkatan tinggi dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi mereka. Berkaitan dengan interaksi antara faktor perlakuan dan faktor tingkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi dan kemampuan membaca secara kritis temuan penelitian ini menunjukkan tidak ada interaksi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penelitian ini menghasilkan temuan empiris yang menyatakan bahwa meskipun strategi mengajar konvensional lebih efektif meningkatkan kemampuan membaca kritis mahasiswa daripada Guided Reciprocal Peer Questioning yang merupakan bagian dari Cooperative Learning pada berbagai tingkatan keterampilan berfikir tingkat tinggi mahasiswa ternyata dampak strategi pembelajaran tersebut sangat rendah. Dengan demikian terdapat faktor-faktor lain di luar strategi pembelajaran yang lebih menentukan kemampuan berfikir kritis mahasiswa. Dengan demikian jelas bahwa semua tipe kepribadian mahasiswa dapat memperoleh manfaat dari teknik mengajar konvensional untuk mengembangkan kemampuan mereka memahami bacaan secara kritis. Sedangkan teknik mengajar Guided Reciprocal Peer Questioning lebih cocok untuk kelompok mahaisiwa yang memiliki keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi. Implikasi dan beberapa rekomendasi temuan penelitian ini terhadap pembelajaran bahasa Inggris juga dibahas dalam bagian disertasi ini.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Inggris (ING) > S3 Pendidikan Bahasa Inggris |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 14 Jan 2020 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2020 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/115532 |
Actions (login required)
View Item |