Anggareni, Peni (2017) Proses berpikir kreatif siswa SMP dalam aktivitas pengajuan masalah matematika / Peni Anggareni. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Anggareni Peni. 2017. Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Aktivitas Pengajuan Masalah Matematika. Tesis. Jurusan Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Dwiyana M.Pd. Ph.D. (II) Dr. Swasono Rahardjo S.Pd. M.Si. Kata Kunci Berpikir Kreatif Tahapan Proses Berpikir kreatif Pengajuan Masalah Geometri. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan ditemukannya fakta di lapangan bahwa terdapat siswa dengan skor IQ dibawah 120 yang memiliki potensi kreatif. Padahal menurut Teori Threshold seseorang akan sangat sukses dalam kegiatan kreatif jika memiliki IQ di atas 120. Pada umumnya siswa di Sekolah-sekolah memiliki skor IQ di bawah 120. Dengan kata lain kemampuan berpikir kreatif siswa dengan skor IQ di bawah 120 memiliki potensi untuk dikembangkan. Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan dengan perencanaan pengajaran yang baik. Oleh sebab itu diperlukan data proses berpikir kreatif untuk merancang pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Dengan demikian perlu adanya suatu penelitian yang dapat mendeskripsikan tahapan proses berpikir kreatif siswa dengan skor IQ di bawah 120. Penelitian ini dilakukan di kelas IX SMP Negeri 5 Kota Malang. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa yang mewakili masing-masing kategori yaitu kategori 1 (skor 1Q 110 119) kategori 2 (skor 1Q 100 109) dan kategori 3 (skor 1Q 90 99). Ketiga subjek tersebut dipilih berdasarkan skor IQ hasil analisis Tugas Pengajuan Masalah Matematika (TPMM) kemampuan berkomunikasi dan kesediaan siswa menjadi subjek. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam secara audio visual ketika subjek mengerjakan TPMM dan merekam secara audio ketika wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengungkapkan proses berpikir kreatif siswa dalam mengajukan masalah. Data yang diperoleh dianalisis dengan mentranskip data menelaah data mereduksi data menggambar struktur proses berpikir kreatif dan membuat kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa secara umum subjek dengan skor IQ dibawah 120 (90 119) hanya melewati 3 tahapan proses berpikir kreatif menurut Wallas yang meliputi persiapan iluminasi dan verifikasi. Subjek tidak mengalami tahap inkubasi. Meskipun subjek terlihat seperti mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan dengan TPMM namun subjek tetap memikirkan tugas yang diberikan. Pada tahap persiapan subjek cenderung memahami maksud TPMM yang diberikan namun belum tentu subjek menggunakan semua informasi yang diketahui untuk mengajukan soal matematika. Selain itu subjek cenderung mengingat soal yang pernah dikerjakan sebelumnya sebagai ide awal mengajukan soal matematika. Pada tahap iluminasi subjek cenderung memperoleh ide-ide mengajukan soal matematika dari situasi yang diberikan dan mengaitkannya dengan struktur pengetahuan yaitu soal yang pernah dikerjakan sebelumnya. Pada tahap verifikasi subjek menulis tidak lebih dari 5 soal matematika dan menguji soal yang diajukan dengan mengitung dua kali. Selain kesamaan pada masing-masing subjek dalam melewati tahap-tahap proses berpikir kreatif dalam aktivitas pengajuan masalah matematika terdapat beberapa keunikan subjek dalam melewati masing-masing tahap tersebut. Pada tahap persiapan subjek kategori 1 dan 2 mengetahui semua informasi yang terdapat pada situasi yang diberikan namun subjek kategori 3 tidak mengetahui 1 informasi. Pada tahap ini subjek kategori 3 hanya mengaitkan situasi dan informasi yang diketahui dengan soal yang pernah dikerjakan sebelumnya. Sedangkan subjek kategori 1 dan 2 selain mengaitkan situasi dan informasi yang diketahui dengan soal yang pernah dikerjakan sebelumnya subjek juga mengaitkan dengan materi yang pernah di pelajari sebelumnya. Selain itu subjek kategori 2 juga memodifikasi gambar yang diberikan sebagai ide awal untuk membuat soal matematika. Pada tahap iluminasi subjek kategori 3 memperoleh ide-ide untuk mengajukan soal matematika dari situasi yang diberikan dan dikaitkan dengan struktur pengetahuan yaitu soal yang pernah dikerjakan sebelumnya. Berbeda dengan subjek kategori 3 subjek kategori 1 dan 2 tidak hanya mengaitkan dengan soal yang pernah dikerjakan sebelumnya tetapi juga dengan materi yang pernah dipelajari sebelumnya. Pada tahap verifikasi subjek kategori 2 hanya mengajukan 3 soal matematika sedangkan subjek kategori 1 dan 3 mengajukan 5 soal matematika. Pada tahap ini subjek kategori 1 dan 3 tidak hanya memeriksa jawaban tetapi juga memeriksa bilangan pada soal yang diajukan bahkan subjek kategori 1 memeriksa redaksi kalimat soal yang diajukan. Selain itu subjek kategori 1 dan 2 merupakan subjek yang paling teliti dalam menguji soal yang diajukan.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 04 Apr 2017 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2017 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/110771 |
Actions (login required)
View Item |