Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk siswa SMP Negeri seKota Malang oleh Denok Purwaningsih - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk siswa SMP Negeri seKota Malang oleh Denok Purwaningsih

Purwaningsih, Denok (2010) Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk siswa SMP Negeri seKota Malang oleh Denok Purwaningsih. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pendidikan moral merupakan sebuah cara membimbing seseorang yang dilakukan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak untuk memberikan suatu pelajaran nilai atau norma baik buruknya suatu perbuatan. Pendidikan moral dapat dilakukan lewat berbagai media hal ini memberikan kesempatan luas kepada pihak untuk berperan aktif dalam memajukan pendidikan kita. Perkawinan Sedarah atau Incest adalah hubungan badan atau hubungan seksual yang terjadi antara dua orang yang mempunyai ikatan pertalian darah. Dalam hal ini hubungan seksual sendiri ada yang bersifat sukarela dan ada yang bersifat paksaan. Paksaan itulah yang dinamakan perkosaan. Jika itu terjadi antara dua orang yang bertalian darah itulah yang dinamakan Incest. Dan kasus Incest yang lebih banyak diketahui masyarakat adalah perkosaan Incest. Penciptan karya tari dramatik Watugunung bertujuan untuk mengetahui proses penciptaan karya sebagai sarana pengenalan budaya pernikahan sedarah dan pendidikan moral. Sebuah koreografi ini ditujukan tidak hanya untuk pelajar tetapi juga masyarakat umum karena dalam tari ini memberikan sebuah pendidikan moral tentang pernikahan sedarah yang berdampak negatif dan perlu diperhatikan baik dari masyarakat maupun para pelajar khususnya sebagai media pendidikan. Semakin berkurangnya nilai-nilai moral dalam era modernitas ini mendorong koreografer untuk melakukan upaya mengembangkan legenda Watugunung sebagai salah satu legenda perkawinan sedarah di Indonesia ke dalam bentuk karya tari yang membawa pesan dan nilai moral bagi masyarakat luas. Dalam koreografi berjudul Watugunung (dalam wacana Incest) penggarapan koreografi legenda Watugunung sebagai pengenalan budaya dan pendidikan moral koreografer mencoba untuk bisa menawarkan suatu hal baru dalam sebuah karya tari baik saat berproses latihan atau pada saat pementasan. Pembawaan gerak tari yang bernuansa baru dikemas dengan teatrikal dan duet kemudian lighting musik coba di optimalkan pada saat pementasan. Selama proses pembuatan koreografi legenda Watugunung ini banyak sekali bantuan yang diberikan dari tim kreatif dan para penari berupa dorongan kreatifitas semangat dan juga data yang menunjang riset sehingga pelaksanaan pembuatan dan penyusunan koreografi ini berjalan dengan baik. Dari hasil penyusunan koreografi ini terbagi atas empat adegan. Dengan mengambil tema perkawinan sedarah atau Incest. Judul tari Watugunung berasal dari sebuah legenda yang hidup pada masyarakat Jawa dan Bali dimana legenda ini menceritakan seorang anak yang menikahi ibunya sendiri dan legenda ini adalah sebagai dasar munculnya hitungan waktu atau wuku pada masyarakat Jawa dan Bali.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) > Departemen Ilmu Keolahragaan (IK) > S1 Ilmu Keolahragaan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 01 Sep 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/99120

Actions (login required)

View Item View Item