Qurniati, Evi (2014) Bentuk fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia (studi kasus di SMPN 2 Lodoyo Blitar) / Evi Qurniati. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Qurniati Evi. 2013. Bentuk Fatis Tuturan Guru dalam Interaksi Kelas Bahasa Indonesia. Skripsi. Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing Prof. Dr. Anang Santoso M.Pd Kata Kunci bentuk fatis interaksi kelas bahasa Indonesia bahasa guru 12288 12288 12288 12288 Bentuk fatis adalah partikel kata dan frase fatis yang bertugas memulai mempertahankan dan mengukuhkan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Bentuk fatis biasanya terdapat dalam konteks wicara bersambutan yaitu kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pembicara dan kawan bicara. Bagian pembukaan akan terdapat kalimat-kalimat sapa seperti selamat pagi. Frase fatis selamat pagi mempunyai fungsi membuka komunikasi yang kemudian membentuk ikatan sosial yang harmonis antara penutur dan mitra tutur. Pada bagian isi komunikasi bentuk fatis digunakan untuk mengukuhkan komunikasi dengan menggunakan partikel pun kan sih lho dan kata halo. Sedangkan pada bagian penutup terdapat kalimat penutup seperti frase selamat siang. Frase selamat siang digunakan untuk menutup komunikasi dan memutus ikatan sosial yang terjalin antara penutur dan mitra tutur. 12288 12288 12288 12288 Dalam penelitian ini terkait dengan bentuk fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi tiga hal yaitu (1) bentuk fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia (2) fungsi fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia dan (3) makna fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang berorientasi pada teori pragmatik. Penelitian ini digunakan untuk memotret penggunaan bahasa guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia. Data penelitian ini berupa tuturan lisan (verbal) guru yang berupa ungkapan fatis dalam interaksi kelas. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen utama. Oleh karena itu kehadiran peneliti wajib. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa camera digital. Pada pengumpulan data peneliti menggunakan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap yaitu peneliti tidak terlibat dalam interaksi komuniksi antara guru dan siswa peneliti hanya menjadi pengamat penuh dalam penggunaan bahasa guru dalam pembelajaran di kelas. 12288 12288 12288 12288 Dari hasil penelitian bentuk fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama bentuk fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia meliputi (1) bentuk fatis berupa partikel dong kok nah -lah kah pun kan dan sih (2) bentuk fatis yang berupa kata ayo halo dan ya (3) bentuk fatis berupa frase selamat pagi dan selamat siang. Kedua fungsi fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indonesia meliputi (1) fungsi menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel kan (2) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel pun (3) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel -lah (4) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel sih (5) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel lho (6) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel deh (7) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel kok (8) menciptakan ikatan sosial yang harmonis dengan partikel dong (9) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan partikel nah (10) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan kata ayo (11) menjaga agar komunikasi tetap berkesinambungan dengan kata ya (12) memecah kesenyapan dengan kata fatis halo (13) memulai komunikasi dengan frase selamat pagi (14) mengakhiri komunikasi dengan frase selamat siang. Ketiga Makna Fatis tuturan guru dalam interaksi kelas bahasa Indoensia meliputi (1) menekankan pembuktian (2) menonjolkan kata yang dilekati (3) sebagai penguat dalam sebutan dan makna imperatif (4) menekankan pertanyaan (5) menyatakan kekagetan (6) memberi persetujuan dan penguat sebutan dalam kalimat (7) menekankan maksud penutur dan mempunyai arti mengapa (8) menghaluskan perintah (9) minta supaya kawan bicara mengalihkan perhatian ke hal lain (10) menekankan ajakan (11) mengukuhkan apa yang ditanyakan kawan bicara dan meminta persetujuan atau pendapat (12) menyapa atau menyalami mitra tutur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru dalam memilih dan menggunakan bentuk fatis dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Adapun saran dalam penelitian ini agar pengajar di sekolah SMPN 2 Lodoyo dapat menerapkan bentuk fatis dalam proses belajar mengajar dan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan materi pelajaran selain bahasa Indonesia.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 24 Mar 2014 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2014 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/9911 |
Actions (login required)
View Item |