Makna simbolis unsur verbal wayang topeng Malang pada pergelaran lakon Jenggolo Mbangun Candi di Sanggar Asmoro Bangun / Robby Herya Bayu Nugroho - Repositori Universitas Negeri Malang

Makna simbolis unsur verbal wayang topeng Malang pada pergelaran lakon Jenggolo Mbangun Candi di Sanggar Asmoro Bangun / Robby Herya Bayu Nugroho

Nugroho, Robby Herya Bayu (2017) Makna simbolis unsur verbal wayang topeng Malang pada pergelaran lakon Jenggolo Mbangun Candi di Sanggar Asmoro Bangun / Robby Herya Bayu Nugroho. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Nugroho Robby Herya Bayu. 2016. Makna Simbolis Unsur Verbal Wayang Topeng Malang pada Pergelaran Lakon Jenggolo Mbangun Candi di Sanggar Asmoro Bangun. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Djoko Saryono M.Pd. (II) Musthofa Kamal S.Pd. M.Sn. KataKunci makna simbolis unsur verbal semiotika wayang topeng malang Sanggar Asmoro Bangun Sanggar Asmoro Bangun merupakan perkumpulan seniman Wayang Topeng Malang yang masih bertahan hingga dewasa ini. Pergelarannya memiliki ekspresi seni yang khas pada struktur penyajiannya. Di samping itu kesenian tradisional seperti inimasih memegang teguh pakem dan ungkapan-ungkapan sebagai medium untuk menyampaikan makna tersembunyi kepada penonton. Makna tersebut terdapat pada bahasa verbal dalang dan sinden yang dapat dikaji menggunakan teori semiotika. Teori semiotika yang digunakan dalam hal ini adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis. Pertama makna simbolis teks pertunjukan pada lakon JenggoloMbangunCandi. Kedua makna simbolis tembang-tembang pada lakon JenggoloMbangunCandi. Lakon ini digelar di Sanggar Asmoro Bangun Kedungmonggo Karangpandan Pakisaji Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah semiotika. Data penelitian ini berupa data verbal yang diperoleh dari pergelaran lakon Jenggolo Mbangun Candi yaitu teks pertunjukan dan tembang-tembang. Data tersebut didapatkan dari observasi pergelaran berupa video. Video diambil ketika pergelaran berlangsung dengan menggunakan handphone merek LG G3 Stylus. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada Bapak Tri Handoyo (ketua sanggar) Bapak Kamdani (dalang) dan Ibu Saini (sinden) serta studi dokumentasi pada buku kumpulan gending milik Sanggar Asmoro Bangun. Selanjutnya data itu akan direduksi disajikan dan disimpulkan. Pengecekan keabsahan data yang dilakukan peneliti ada tiga cara yaitu (1) triangulasi (2) membercheck dan (3) perpanjangan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolis yaitu tanda berupa unsur verbal merupakan simbol yang selalu memiliki dua tataran tanda. Dua tataran tanda yang dimaksud adalah (1) tataran kebahasaan (denotatif) dan (2) tataran mitis (konotatif). Makna simbolis yang ditemukan pada teks pertunjukan dan tembang-tembang memuat berbagai hal berupa nasehat tentang (1) ketuhanan (2) kemasyarakatan (3) kekeluargaan (4) pendidikan (5) kepemimpinan dan (6) kepribadian.Dan temuan lain adalah adanya penanda adegan yang ditandai dengan (1) tarian (2) janturan dan (3) sendhon penutup. Pertama makna simbolis unsur verbal teks pertunjukan dapat ditemukan pada (1) janturan (narasi) (2) sendhon (suluk/tanda) (3) bala ucana/bagi-binagi (dialog) dan (4) salam penutup. Keempat verbal tersebut tersaji dalam delapan adegan yaitu (1) Jejer Kapisan Kerajaan Rancang Kencana (2) Jejer Kapindho Alun-Alun Negara Jenggolo Manik (3) Perang Gagal (4) Jejer Katelu Adeg Kaputren Jenggolo Manik (5) Sigeg/Bapang (6) Jejer Kapat Alun-Alun Negara Jenggolo Manik (7) Perang Besar dan (8) Penutup. Kedua makna simbolis unsur verbal tembang-tembang dapat ditemukan pada syair tembang. Namun tidak semua syair tembang memiliki makna simbolis. Syair yang memiliki makna simbolis dapat ditemukan pada enam tembang yaitu (1) tembang Ayak Jugag (2) tembang Gagak Setro (3) tembang Kembang Kacang (4) tembang Lambang Malang (5) tembang Pekalongan Jawa dan (6) tembang Bubaran. Peneliti mempunyai saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Saran tersebut ditujukan kepada tiga subjek yaitu (1) peneliti lain (2) pemerhati seni/seniman dan (3) masyarakat pemilik serta bukan pemilik. 8195

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: P Language and Literature > PIN Indonesian Literature
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 20 Feb 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/9855

Actions (login required)

View Item View Item