Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 5 Malang / Retno Wulandari - Repositori Universitas Negeri Malang

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 5 Malang / Retno Wulandari

Wulandari, Retno (2017) Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 5 Malang / Retno Wulandari. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Wulandari Retno. 2017. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 5 Malang. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing Dr. Siti Cholisatul Hamidah M.Pd. Kata Kunci implementasi gerakan literasi sekolah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah gerakan yang bertujuan untuk membudayakan kegiatan membaca bagi siswa. Dibentuknya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) berawal dari berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa di Indonesia rendah. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa terutama membaca melalui sebuah kebijakan. Kebijakan tersebut tertuang dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Melalui kebijakan tersebut dibentuklah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang digunakan sebagai wadah untuk menampung segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa terutama membaca. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan bentuk implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) kendala implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan solusi implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang meliputi tiga tahap yaitu tahap pembiasaan tahap pengembangan dan tahap pembelajaran di SMP Negeri 5 Malang. Terpilihnya SMP Negeri 5 Malang karena tidak semua sekolah menengah pertama menjalankan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) secara komprehensif mengingat kebijakan ini merupakan kebijakan yang masih baru dirancang oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terkait bentuk kendala dan solusi yang diberikan oleh lima responden yaitu guru kepala sekolah koordinator perpustakaan koordinator TLS dan siswa. Data sekunder berupa informasi implementasi kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) oleh guru Bahasa Indonesia terkait pelaksanaan literasi di dalam kelas. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada guru kepala sekolah koordinator perpustakaan koordinator TLS dan siswa serta pemberian angket kepada semua guru Bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia yaitu peneliti sendiri dengan didukung instrumen pedoman wawancara danangket. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan kegiatan perpanjangan pengamatan triangulasi sumber dan waktu. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap pengumpulan data reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil berikut. Pertama bentuk kegiatan implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS)meliputi tiga tahap yaitu pembiasaan pengembangan dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan ditemukan lima kegiatan yaitu 1) 15 menit membaca sebelum jam pembelajaran pertama dimulai 2) 15 menit membaca didampingi oleh guru mata pelajaran jam pertama yang juga berperan sebagai model baca 3) kebebasan memilih bahan bacaan 4) penggunaan jurnal baca harian oleh siswa dan 5) pemanfaatan lingkungan fisik berupa sudut baca. Pada tahap pengembangan ditemukanempat kegiatan yaitu 1) mengomentari bahan bacaan secara tulis dan lisan 2) diskusi bersama terkait kosa kata yang belum dipahami 3) pemanfaatan lingkungan sosial dan afektif melalui kerjasama dengan Radar Malang dan walimurid pemberian nilai non akademik dan tas terhadap pencapaian kegiatan membaca pemanfaatan kegiatan ekstrakurikuler dan ko kurikuler dan 4) pembentukan TLS. Pada tahap pembelajaran ditemukan dua kegiatan yaitu 1) penggunaan metode belajar dengan dihubungkan kegiatan membaca dan 2) penggunaan penilaian akademik dalam pembelajaran di kelas. Kedua kendala implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS)meliputi tiga tahap yaitu pembiasaan pengembangan dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan ditemukan lima kendala yaitu 1) malas melakukan kegiatan membaca 2) lupa membawa bahan bacaan dari rumah 3) peran model baca tidak selalu dilakukan oleh guru 4) pemanfaatkan lingkungan fisik kurang maksimal(tidak ada poster membaca dan hasil karya siswa yang dipajang) dan 5) terbatasnya anggaran dana untuk penyediaan bahan bacaan non pelajaran. Pada tahap pengembangan ditemukan enam kendala yaitu 1) malas melakukan kegiatan membaca 2) penggunaan graphic organizersbelum dimanfaatkan secara maksimal 3) pembagian jam khusus membaca dan mengomentari belum ada 4) perbedaan perlakuan guru pada jurnal baca harian siswa 5) pengembangan lingkungan sosial dan afektif dengan dihubungkan kegiatan membaca kurang dan 6) tugas TLS belum berjalan maksimal. Pada tahap pembelajaran ditemukan tiga kendala yaitu 1) malas melakukan kegiatan membaca 2) kegiatan membaca belum terintegrasi pada semua mata pelajaran dan 3) pemanfaatan lingkungan akademik belum maksimal. Ketiga solusi implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) meliputitiga tahap yaitu pembiasaan pengembangan dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan terdapat empat solusi yaitu 1) diberikannya tugas baca kepada siswa oleh guru 2) bertukar bahan bacaan 3) diberikan hak pinjam oleh perpustakaan pada saat jam khusus membaca dan 4) penggunaan anggaran dana dengan sebaik mungkin oleh koordinator perpustakaan. Pada tahap pengembangan terdapat dua solusi yaitu 1) pemanfaatan jam ko kurikuler sebagai kegiatan memcatat kembali hasil baca dan 2) pemaksimalan TLS melalui perencanaan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada tahap pembelajaran ditemukan dua solusi yaitu 1) penggunaan media pembelajaran dan 2) beragam bahan bacaan. Saran penelitian ini ditujukan kepada guru kepala sekolah koordinator perpustakaan koordinator TLS dan peneliti selanjutnya. Bagi guru kegiatan yang sudah ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Bagi kepala sekolah perlu memaksimalkan wewenangnya dalam menentukan dan menetapkan kebijakan. Bagi koordinator perpustakaan perlu inovasi dalam menyediakan bahan bacaan. Bagi koordinator TLS rancana kegiatan yang telah disusun sebaiknya segera diterapkan. Bagi peneliti selanjutnya mampu menyajikan data dalam lokasi penelitian yang lebih luasdenganmenggunakan panduan GLS yang terbaru.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 20 Jun 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/9580

Actions (login required)

View Item View Item