Penggunaan model pembelajaran penyelesaian penyebab permasalahan (Problem Posing Solving) untuk meningkatkan kemampuan menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIIID SMP Negeri 10 Malang / Mahiroh Azwa Ulfa - Repositori Universitas Negeri Malang

Penggunaan model pembelajaran penyelesaian penyebab permasalahan (Problem Posing Solving) untuk meningkatkan kemampuan menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIIID SMP Negeri 10 Malang / Mahiroh Azwa Ulfa

Ulfa, Mahiroh Azwa (2012) Penggunaan model pembelajaran penyelesaian penyebab permasalahan (Problem Posing Solving) untuk meningkatkan kemampuan menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIIID SMP Negeri 10 Malang / Mahiroh Azwa Ulfa. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci menyimak berita menemukan pokok-pokok berita model pembelajaran PPP Menyimak berita merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi siswa karena dapat menambah informasi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun 2006 untuk jenjang SMP kelas VIII semester II terdapat kompetensi dasar yang berkaitan dengan keterampilan menyimak berita yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa siapa di mana kapan mengapa dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi. Berdasarkan observasi dan wawancara pada saat studi pendahuluan ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran menyimak berita. Salah satunya adalah tidak adanya langkah-langkah yang jelas dalam menemukan pokok-pokok berita. Hal ini menyebabkan siswa terlihat malas misalnya tidak memperhatikan dan kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu hasil tulisan siswa menemukan pokok-pokok berita diketahui bahwa hanya 6 dari 38 siswa (15 78%) yang nilainya mencapai KKM. Masalah tersebut dapat diatasi apabila guru menerapkan model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan meyimak berita. Salah satunya adalah model pembelajaran Penyeleaian Penyebab Permasalahan (PPP) yang artinya merumuskan masalah (pertanyaan) dan memecahkan masalah. Model pembelajaran PPP merupakan salah satu cara yang memudahkan siswa untuk menemukan pokok-pokok berita karena siswa menemukan sendiri permasalahan yang berkaitan dengan berita yang disimak dengan menggunakan langkah-langkah yang jelas. Model pembelajaran PPP juga dapat mengaktifkan siswa dengan cara bertanya dan menjawab. Untuk bertanya dan menjawab diperlukan sikap memperhatikan yang baik. Sikap tersebut juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Data proses dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan guru dan siswa observasi dan dokumentasi berupa foto-foto yang mendukung. Data hasil dalam penelitian ini berupa kemampuan menyimak berita dengan menemukan pokok-pokok berita dengan merumuskan masalah (pertanyaan) dan memecahkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran PPP yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIIID SMP N 10 Malang dilaksanakan dengan 3 tahapan. Pertama setelah apersepsi guru memberikan contoh penggunaan model pembelajaran PPP untuk menemukan pokok-pokok berita. Kedua pemantapan pemahaman secara berkelompok. Ketiga evaluasi secara individu (pengisian LKS). ii Penggunaan model pembelajaran PPP saat pemberian contoh dilaksanakan dengan (1) guru memberi contoh cara merumuskan pertanyaan sesuai dengan topik berita (2) guru memberi contoh menjawab pertanyaan yang disusun dan (3) siswa diminta untuk merumuskan pertanyaan lain yang berkaitan dengan topik berita dan sesuai dengan pokok-pokok berita kemudian dijawab (4) guru memberi konfirmasi (benar/salah). Penggunaan model pembelajaran PPP pada pemantapan pemahaman secara berkelompok dilaksanakan dengan (1) siswa dalam kelas dibagi menjadi empat kelompok (2) 2 kelompok bertugas menyusun pertanyaan sesuai dengan topik berita dan pokok berita dan 2 kelompok yang lain bertugas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok penyusun pertanyaan (3) kelompok penyusun pertanyaan memberi konfirmasi (benar/salah) (4) siswa dan guru membahas pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan. Penggunaan model pembelajaran PPP saat pemantapan pemahaman secara berkelompok terdapat beberapa kekurangan sehingga perlu diperbaiki. Penggunaan model PPP saat pemantapan pemahaman secara berkelompok yang telah diperbaiki dilaksanakan dengan (1) membagi kelas menjadi 4 kelompok besar (2) masing-masing kelompok diberi waktu untuk persiapan (3) kelompok diberi waktu untuk mempersiapkan pertanyaan dan juga jawaban yang akan diajukan (4) masing-masing kelompok dibagi menjadi kelompok kecil dengan cara (a) bangku deret pertama dan kedua menemukan pokok berita fakta peristiwa orang-orang yang terlibat dalam berita dan sebab-sebab terjadinya peristiwa (b) deret ketiga dan keempat menemukan pokok berita waktu tempat kejadian serta proses terjadinya peristiwa dan upaya mengatasi kejadian (5) 2 kelompok bertugas mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik berita secara lisan dan 2 kelompok yang lain bertugas menjawab pertanyaan dan (6) membahas pertanyaan dan jawaban yang diajukan oleh kelompok secara teratur. Penggunaan model pembelajaran PPP saat evaluasi secara individu dilaksanakan dengan (1) Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada siswa dan guru menjelaskan cara pengisiannya (2) siswa dibimbing diarahkan dan diminta untuk merumuskan pertanyaan sesuai dengan topik berita menggunakan kata tanya apa siapa di mana kapan mengapa dan bagaimana dan (3) siswa dibimbing diarahkan dan diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang telah disusun secara lengkap dan tepat. Penggunaan model pembelajaran PPP saat evaluasi secara individu juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menemukan pokok-pokok berita. Penggunaan model pembelajaran PPP diketahui dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menemukan pokok-pokok berita siswa kelas VIIID SMP N 10 Malang. Kualitas proses pembelajaran menemukan pokok-pokok berita yang dapat ditingkatkan adalah perhatian dan keaktifan. Kualitas hasil pembelajaran menemukan pokok-pokok berita diketahui dari nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata siswa siklus I termasuk kualifikasi cukup dan mengalami peningkatan sebesar 25 97 poin (54 41 menjadi 80 38) meskipun terdapat dua siswa yang nilainya turun. Nilai rata-rata siswa siklus II termasuk kualifikasi sangat baik dan mengalami peningkatan sebesar 10 72 poin (80 38 menjadi 91 1) meskipun terdapat satu siswa yang nilainya turun. Penggunaan model pembelajaran PPP dapat meningkatkan kualitas proses berupa perhatian dan keaktifan siswa serta kemampuan menemukan pokok-pokok berita yang didengar dan atau ditonton melalui radio/televisi sehingga perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 11 Jul 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/9257

Actions (login required)

View Item View Item