Jalur kereta api Kalisat-Panarukan (1897-2004) / Yoseph Baggio Anugrah - Repositori Universitas Negeri Malang

Jalur kereta api Kalisat-Panarukan (1897-2004) / Yoseph Baggio Anugrah

Anugrah, Yoseph Baggio (2017) Jalur kereta api Kalisat-Panarukan (1897-2004) / Yoseph Baggio Anugrah. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Anugerah Yoseph Baggio. 2016. Jalur Kereta Api Lintas Kalisat-Panarukan 1897-2004. Skripsi Jurusan Sejarah Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Marsudi M.Hum (II) Deny Yudo Wahyudi S.Pd M.Hum. Kata Kunci Jalur kereta api eksistensi perkembangan wilayah Jalur rel Jember-Kalisat-Probolinggo-Panarukan yang mulai dibangun pada tahun 1893 dan mulai beroperasi pada tahun 1897 merupakan salah satu jalur yang menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat pada masa itu. Staatsspoorwegen menganggap jalur ini merupakan jalur tujuan ekspor terutama untuk mengangkut komoditas penting seperti gula tembakau kopi beras dan hasil perkebunan lainnya seperti teh yang dihasilkan dari Jember Banyuwangi Bondowoso serta Situbondo menuju ke Pelabuhan Panarukan untuk diekspor ke berbagai negara di Eropa selain itu penulis mempunyai kedekatan emosional dikarenakan rumah penulis jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penelian. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yang akan dikaji yaitu (1) Bagaimana perkembangan jalur kerta api lintas Jember-Situbondo pada tahun 1897-2004 (2) Bagaimana dampak eksistensi jalur kereta api Jember-Situbondo terhadap kawasan di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode tersebut terdiri dari lima tahap yaitu pemilihan topik heuristik (pengumpulan sumber tertulis foto peta dan sumber lisan/wawancara) kritik (intern dan ekstern) interpretasi (analisis dan sintesis) dan historiografi. Metode tersebut digunakan untuk menyusun fakta mendeskripsikan dan menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa fakta sebagai berikut. Pertama pada awal tahun 1897 kereta api di Jember merupakan moda transportasi barang dan akhirnya berkembang dengan transportasi masa. Sebagai wilayah penghubung Jember memiliki peranan besar dalam perkembangan wilayah di sekitar Pelabuhan Panarukan sebagai ujung rangkaian pelabuhan di Situbondo. Kedua sebagai wilayah penghubung tentu Jember menjadi wilayah yang dipadati oleh mobilisasi orang untuk pindah dengan alasan motif ekonominya yang banyak tersedia di wilayah tersebut. Disarankan untuk peneliti yang selanjutnya agar lebih mendalami sejarah perkeretaapian di Indonesia sebagai bagian dari perkembangan kota di masa kolonial. PT KAI Daop 9 Jember untuk mempublikasikan arsip kereta api dan bisa menjadi museum kereta api di Daop 9. Kepada masyarakat Kabupaten Jember - Situbondo supaya melakukan pelestarian terhadap kawasan jalur kereta api dan bangunan penunjang kereta dengan cara menjaga kebersihan keindahan dan kenyamanan kawasannya. Masyarakat juga diharapkan tidak merusak bangunan-bangunan bersejarah yang ada di sekitarnya. ABSTRACT Anugerah Yoseph Baggio. 2016.Railway Line Of Kalisat-Panarukan 1897-2004. Thesis Department of History Science Study Program History Faculty of Social Science State University of Malang. Supervisor (I) Drs. Marsudi Hum (II) Deny Yudo Wahyudi S. Pd M. Hum. Keywords railway line the existence development of the region Railway line Jember-Kalisat-Probolinggo-Panarukan which was built in 1893 and began operations in 1897 was an important line public economy at the time. Staatsspoorwegen consider this line is the path of the export destination primarily for transporting essential commodities such as sugar tobacco coffee rice and other plantation products such as teas produced from Jember Banyuwangi Bondowoso and Situbondo leading to Port Panarukan to be exported to various countries in Europe. This study has two formulation of the problem to be studied are (1) How is the development of the railway line Jember-Situbondo in 1897-2004 (2) How does the existence of the railway line Jember-Situbondo on the surrounding regions. The method used in this study is the historical method consists of five stages namely the selection of topics heuristics (collection of written sources photos maps and the source of oral/interview) criticism (internal and external) interpretation (analysis and synthesis) and historiography. This method used to compile facts describe and concluded the facts that occurred in the past. The results of this study show the following facts. First in early 1897 in Jember rail is the mode of transportation of goods and eventually evolved to transport services. As an connective city Jember has a major role in the development of the area around Port Panarukan as the end series of ports in Situbondo. Second as a connective city of course Jember turned into a crowded area for the purpose of moving for reasons of economic motives are widely available in the region. It is suggested to next researchers in order to further explore the history of railways in Indonesia as part of the development of the city in colonial period. PT KAI Daop 9 Jember to publish archives and realize train museum in Daop 9. To society of Jember-Situbondo in order to perform the preservation of regional railway lines and supporting buildings train by maintaining cleanliness beauty and comfort of the region. People are also expected not to damage the historic buildings in that regions.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 13 Jun 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/91390

Actions (login required)

View Item View Item