Peranan gerakan Pemuda Ansor dalam penumpasan PKI di Dusun Sumbergendul Desa Sidowarek Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri 1965 / Wheny Kholifatul Jannah - Repositori Universitas Negeri Malang

Peranan gerakan Pemuda Ansor dalam penumpasan PKI di Dusun Sumbergendul Desa Sidowarek Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri 1965 / Wheny Kholifatul Jannah

Jannah, Wheny Kholifatul (2009) Peranan gerakan Pemuda Ansor dalam penumpasan PKI di Dusun Sumbergendul Desa Sidowarek Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri 1965 / Wheny Kholifatul Jannah. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Sejarah ditulis untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang terjadi di masa lampau dari berbagai sudut agar mendekati dengan kebenaran. Kebenaran merupakan sesuatu yang selalu dijunjung tinggi dan diperjuangkan dalam hidup entah itu untuk sendiri kelompok bahkan dalam cakupan berbangsa dan bernegara. Sayangnya banyak orang menyembunyikan kebenaran dengan alasan kekuasaan bahkan ketakutan apabila suatu kebenaran muncul dan ironinya kebenaran sering kali digunakan sebagai tameng atas berbagai aktivitas yang cenderung lebih menguntungkan diri/kelompok masing-masing. Berdasarkan konstruk di Indonesia dan jiwa zaman terutama pada pada tahun 1959-1966 kebenaran tidak lagi menjadi prioritas utama kebenaran dapat diterima jika dapat menguntungkan kepentingan banyak orang atau kelompok tertentu. Bahkan tak jarang kelompok atau pihak yang mengambil keuntungan itu merugikan pihak lain dan yang selalu dirugikan dan menjadi korban adalah rakyat kecil. Salah satu contoh yang nampak adalah pembantaian para anggota simpatisan dan orang-orang yang dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia. Hal menarik ketika membicarakan PKI adalah usaha yang dilakukan partai tersebut untuk menarik massa. Tentunya usaha tersebut tidak lepas dari kultur budaya Indonesia seperti yang diungkapkan Kartodirdjo (1973 9) 2 According to ageold popular tradition the experted messiah is a king who will establish justice and peace in a land of great abundance. The spesifically javanese messianic myth refers to the appearance of the Ratu Adil or Just King who will deliver people from illness famine and all kinds of evil. Mitos di Jawa atas munculnya mesias atau utusan yang mengharapkan kedatangan ratu adil atau Imam Mahdi atau juru selamat yang membebaskan rakyat dari kesengsaraan dan akan memimpin masyarakat secara arif bijaksana. Kedatangan PKI dalam masyarakat Sumbergendul sekitar tahun 1955 ketika dalam kondisi carut marut semakin meyakinkan masyarakat bahwa PKI adalah juru selamat itu. Untuk meyakinkannya maka PKI memulai langkahnya dengan pembaharuan program perbaikan citra diri PKI membentuk koalisi lewat Front Persatuan Nasional pengesahan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dan Undang-Undang Pokok Bagi Hasil (UUPBH) yang menguntungkan PKI aksi sepihak yang kemudian akhirnya meletus peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa Gerakan 30 September itu kemudian memicu konflik yang disertai pembantaian diberbagai daerah di Indonesia. Akibat peristiwa itu banyak korban jiwa yang berjatuhan baik dari militer maupun sipil. Bahkan Hermawan Sulistyo menyebutkan dalam bukunya Palu Arit di Ladang Tebu bahwa pembantaian PKI merupakan salah satu pembantaian yang terbesar dalam sejarah pembunuhan massal sepanjang abad ke 20 (2003 vii). Peristiwa itu tentu saja menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat yang hidup sejaman dengan peristiwa tersebut. Hal ini disadari ketika berbagai sumber baik media cetak maupun elektronik dan sumber buku 3 yang ditemukan mengatakan tentang kebiadaban PKI. Sumber-sumber itu antara lain dalam buku Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai (Soerojo 1988 XIX) yang menyebutkan bahwa PKI menculik 6 jendral1 yang dibawa ke Lubang Buaya. Kemudian mereka melakukan makar yang kejam dengan menyilet dan menyayat demikian pula yang ditemukan disumber lain seperti di surat kabar Berita Yudha serta berita dari radio menyebutkan kebiadaban PKI2. Sehingga adanya berita-berita tersebut menambah kebencian masyarakat terhadap PKI. Ditengah kondisi yang mencekam Soeharto kemudian mengambil tindakan dalam rangka ketertiban dan keamanan negara3. Kenyataan tentang kebiadaban PKI tersebut telah ternternalisasi dalam diri masyarakat. Setelah peristiwa penculikan muncul aksi yang menuntut pembubaran PKI4. Pada akhirnya PKI dibubarkan dan muncul perintah untuk menumpas anggota PKI dan ormas-ormasnya. Walaupun dalam kenyataannya banyak kasus terjadi dilapangan tidak demikian. Banyak peristiwa pembantaian terhadap anggota PKI terjadi sebelum adanya perintah pembubaran PKI. Hal ini dapat dimaklumi karena kemarahan kelompok yang non PKI sudah tidak terbendung lagi. Misalnya seperti dibeberapa daerah yaitu di daerah Sumbermalang Situbondo Srengat Blitar dan Burengan Kediri termasuk pula di Sumbergendul. 1 Lampiran 1b halaman 156 Pidato pimpinan AD Mayor Jendral Soeharto tanggal 1 Oktober 1965 2 Lampiran 1d halaman 158 Pidato Mayor Jendral Soeharto di Lobang Buaya dan lampiran 2b Berita Yudha halaman 182. 3 Lampiran 1c halaman 157 Pidato radio Panglima Kostrad Mayor Jendral Soeharto tanggal 3 Oktober 1965 4 Lampiran 2 halaman 181. Berita Yudha merupakan satu-satunya surat kabar yang boleh beredar pada tahun 1965. Ada pula sumber yang menerangkan bahwa Berita Yudha merupakan surat kabar milik militer dan itu menerangkan mengapa Berita Yudha menjadi satu-satunya surat kabar yang eksis saat itu 4 Pembalasan lebih kejam mungkin itu yang mereka dapat atas apa yang PKI lakukan. Demikian pula yang terjadi didaerah-daerah anggota PKI diburu dan dikejar. Kekejaman PKI tersebut telah terbayar dengan nyawa mereka. Bahkan korban dan akibatnya jauh melebihi dengan apa yang telah mereka lakukan. Berita itu kemudian tersebar luas melalui surat kabar dan radio . Adanya berita tersebut menjadikan berbagai masyarakat terutama kelompok masyarakat yang bersebrangan (kelompok agama) dengan PKI ikut ambil bagian menumpas PKI. Penumpasan dan pembersihan terhadap anggota PKI dilaksanakan secara menyeluruh dan besar-besaran. Pertumpahan darah pun tak bisa dielakkan karena konflik mental dan fisik antar kelompok agama dan komunis terjadi cukup lama. Hal ini selain dilatarbelakangi oleh pembunuhan 6 jendral yang terjadi dikalangan tubuh Angkatan Darat juga dilatarbelakangi oleh aksi sepihak dalam rangka landreform serta adanya penodaan agama yang dilakukan oleh anggota PKI didaerah-daerah. Namun disaat genting seperti itupun ternyata masih ada saja orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Beberapa kasus sekitar 10% yang dijumpai dilapangan menyebutkan bahwa ada seorang PKI yang selamat karena menyerahkan hartanya walaupun pada akhirnya akan dibunuh juga jika orang tersebut seorang tokoh PKI. Disisi lain hal yang lebih mengerikan juga terjadi misalnya banyak orang yang bukan anggota PKI juga ikut menjadi korban pembersihan. Banyak pembersihan dilakukan hanya berdasarkan dendam pribadi semata dan dengan cara dituding dan dicap sebagai anggota 5 PKI maka orang itupun ikut dibunuh5. Pembantaian pun terjadi dimana-mana sampai kepelosok desa dan termasuk pula di Dusun Sumbergendul Desa Sidowarek Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri. Sumbergendul merupakan bagian dari wilayah kabupaten Kediri adalah dusun yang terpencil jauh dari pusat kota serta berbagai akses sarana dan prasarana yang minim. Selain itu menurut penduduk setempat Sumbergendul memiliki gua-gua persembunyian yang pada masa pendudukan Jepang juga dipakai untuk pertahanan tentara Jepang. Adanya gua tersebut menjadikan daerah Sumbergendul pada tahun 1965 digunakan sebagai basis pertahanan bagi PKI. PKI di Sumbergendul memiliki pengaruh yang kuat. Semakin kuat pengaruh PKI disuatu daerah maka kemungkinan semakin banyak pula korban pembantaian PKI didaerah itu. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara dengan bapak Ubd6 (tanggal 7 Oktober 2007) dimana korban pembantaian di Sumbergendul mencapai 557 orang7. Ada beberapa pertimbangan mengapa peneliti memutuskan untuk meneliti daerah Sumbergendul. Pertimbangan tersebut antara lain 1) Sumbergendul merupakan daerah yang lokasinya cukup strategis untuk basis PKI tetapi sampai sekarang belum ada yang mengkaji dan meneliti lebih dalam mengenai daerah Sumbergendul 2) Adanya kedekatan emosional karena lokasi Sumbergendul dekat dengan tempat tinggal peneliti 3) Berdasarkan informasi dari informan yang dilakukan saat wawancara Sumbergendul merupakan dusun yang sebagian besar penduduknya menjadi 5 Lihat lampiran 8c halaman 213 wawancara dengan Mrsm 15 Juni 2008 6 Bapak Ubd adalah mantan ketua Ansor anak cabang kecamatan Plemahan 1965 lihat lampiran 5c foto Ubd 7 Lihat lampiran 8 halaman 205 wawancara dengan Ubd dan bandingkan dengan informasi yang diberikan oleh informan lain seperti Mln dan Rmn (lampiran 8.e halaman 222 dan halaman 228) 6 anggota PKI yaitu sekitar 70% . Semakin kuat pengaruh PKI disuatu daerah maka terdapat kemungkinan semakin besar pula korban penumpasan PKI didaerah tersebut 4)Wilayah Sumbergendul cocok untuk persembunyian karena terdapat gua-gua yang pada masa pendudukan Jepang dijadikan tempat persembunyian 5) Dijadikan basis pertahanan PKI 6) Pembantaian anggota PKI dilakukan secara besar-besaran di Sumbergendul pada bulan Oktober 1965 7) Pola penyerangan Ansor di Sumbergendul face to face. Sering kali penumpasan terhadap PKI dilakukan secara serampangan karena ada pembantaian PKI yang dilakukan hanya berdasarkan dendam pribadi semata. Berbeda dengan Sumbergendul dikota lain tipe penumpasan PKI memiliki pola sembunyi-sembunyi yang berupa penculikan misalnya seperti yang terjadi Aceh berdasarkan radiogram yang ditujukan kepada Panglima Angkatan Kepolisian yang menyatakan telah timbul aksi-aksi mengambil orang PKI (Soerojo 1988 251) kemudian di Jombang dimana aksi pembantaian PKI dilakukan dalam bentuk aksi a) Operasi diam-diam habis b) Pembunuhan kolektif c) Pembunuhan perseorangan. Hal ini ternyata juga terjadi di desa Sidowarek kecamatan Plemahan kabupaten Kediri namun yang terjadi disini sedikit berbeda karena penyerangan diawali dengan cara face to face dan kemudian diakhiri dengan aksi pengambilan orang setelah sebelumnya terjadi serangan besar-besaran. Walaupun peristiwa G30S dan PKI sampai sekarang masih kontroversi ternyata cukup banyak pula peneliti yang meneliti bertemakan G30S dan PKI serta cukup banyak pula hasil karya dari penelitiannya. Hasil penelitian tersebut antara lain pertama merupakan hasil disertasi Hermawan 7 Sulistyo yang kemudian dibukukan dan diterbitkan berjudul Palu Arit Di Ladang Tebu Sejarah Pembantaian Massal Yang Terlupakan (1965-1966). Membahas mengenai kasus Jombang-Kediri oleh PKI yang mendasarkan strateginya pada konflik dengan melakukan kampanye besar-besaran untuk merekrut pengikut dan menunjukkan adanya perpecahan sosial kemudian meledak menjadi konflik yang disertai kekerasan dan mematikan setelah muncul peristiwa G 30 September. Kedua sebuah hasil disertasi Aminuddin Kasdi yang kemudian dibukukan dan diterbitkan berjudul Kaum Merah Menjarah Aksi Sepihak PKI/BTI di Jawa Timur 1960-1965. Mengulas tentang berbagai peristiwa aksi sepihak yang terjadi di Jawa Timur (1960-1965) kaitan antara aksi sepihak dan strategi PKI/BTI untuk mencapai tujuan politiknya serta aksi-aksi sepihak sebagai peristiwa sejarah lokal dengan kebijakan yang digariskan ditingkat nasional. Bukunya juga mengulas tentang persoalan tanah yang struktur kepemilikannya kritis sangat potensial bagi munculnya keresahan dan radikalisasi gerakan petani. Ketiga hasil skripsi oleh M Yusup Wibisono yang berjudul Radikalisasi Petani Dan Ruralisasi Politik Studi Tentang Aksi Sepihak PKI/BTI Di Perkebunan Jengkol-Kediri 1961 yang menjelaskan tentang masyarakat tanpa kelas melalui sebuah revolusi agraria dengan memakai implementasi Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) sebagai pembenaran aksinya. Aksi tersebut diwujudkan dengan serangkaian usaha yang bersifat radikal dengan memobilisasi petani di Desa Plosokidul untuk dapat memiliki tanah perkebunan jengkol. Dilihat dari kondisi agraria Desa Plosokidul yang 8 menunjukkan konsentrasi yang terbesar untuk para petani adalah petani tak bertanah pertanian (tuna kisma). Hal ini kemudian mendorong petani untuk melakukan sebuah gerakan radikal untuk mendapatkan tanah pertanian. Keempat hasil skripsi tidak diterbitkan oleh M. Sulhan berjudul Peranan Gerakan Pemuda Ansor Dalam Peristiwa G-30-S/PKI 1965 Studi Kasus Penumpasan PKI Pada Oktober-Desember 1965 Di Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Mengkaji tentang Ansor yang merupakan pengawal dan penerus perjuangan kiai yang tidak lepas dari pola kepemimpinan NU yang bersifat tradisional dengan watak patron-client . Hubungan yang memposisikan santri/Ansor sebagai pihak yang ditolong berhutang budi kepada kiai guru/NU yang memberikan pertolongan menanamkan budi. Usaha-usaha PKI dan ormasnya yang menunjukkan para kiai yang memiliki tanah luas sebagai setan desa dan pelecehan terhadap agama ternyata mendapat perlawanan balik yang berujung pada aksi pembantaian. Aksi pembantaian tersebut bisa ditafsiri sebagai perang suci membela agama dengan bentuk aksi penumpasannya. Kelima hasil skripsi tidak diterbitkan oleh Ahmad Maulidi berjudul Tragedi Berdarah di Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun 1965-1966 yang mengkaji tentang adanya konflik yang terjadi antara dua kubu besar di Situbondo yaitu NU dan PKI. Hal ini dilatarbelakang adanya keterlibatan pihak Angkatan Darat dan perintah dari pimpinan NU di Situbondo. Pihak NU ini tidak dapat dipungkiri bahwa menjadi pelaku pembantaian yang ternyata didekengi oleh Angkatan Darat. Pembantaian mulai reda sejak diberlakukannya kebijakan adanya larangan membunuh bagi anggota NU cabang Sumbermalang. 9 Setelah melihat penelitian sejenis terdahulu tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengkaji dengan tema yang sejenis pula namun dengan fokus penelitian yang berbeda yaitu Peranan Gerakan Pemuda Ansor Dalam Penumpasan PKI Di Dusun Sumbergendul Desa Sidowarek Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri 1965. Dengan pertimbangannya yaitu peneliti terdahulu menampakkan hasil yang memuaskan dengan teknik pencarian sumber yang unik sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ditempat yang berbeda.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 15 Oct 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/91348

Actions (login required)

View Item View Item