Sejarah kya-kya kembang jepun Surabaya (2003-2008) / Lukluk Zakiyatul Miskiyah - Repositori Universitas Negeri Malang

Sejarah kya-kya kembang jepun Surabaya (2003-2008) / Lukluk Zakiyatul Miskiyah

Miskiyah, Lukluk Zakiyatul (2009) Sejarah kya-kya kembang jepun Surabaya (2003-2008) / Lukluk Zakiyatul Miskiyah. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Surabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan utama di wilayah Indonesia Timur kondisi tersebut menyebabkan Kota Surabaya menjadi salah satu pusat perekonomian Indonesia. Pada awal abad ke-20 Surabaya merupakan pusat perdagangan di Indonesia. Salah satu perdagangan besar di Surabaya pada masa Jepang terletak di Jalan Kembang Jepun. Pada pertengahan abad ke-20 perdagangan di Kembang Jepun ini mulai menurun dengan adanya pergeseran pudsat perdagangan di segitiga emas yang terletak di Jalan Basuki Rahmat Jalan Pemuda dan Jalan Panglima Sudirman. Pada tahun 2000 Surabaya membangun fasilitas perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah kota maupun swasta. Salah satunya adalah menghidupkan kembali kawasan Pecinan di Kembang Jepun dengan menekankan kawasan perdagang tetapi tidak ada tanggapan dari pedagang kaki lima dan masyarakat Kota Surabaya. Pada tahun 2003 akhirnya didirikan pusat perdagangan Kya-Kya di Kembang Jepun oleh pihak swasta dengan pimpinan Dahlan Iskan yang diterima baik oleh pedagang kaki lima karena Kya-kya menampung pedagang kaki lima. Pendirian Kya-kya ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah Kya-kya merupakan usaha swasta dalam menghidupkan kembali budaya Tionghoa yang pada masa orde baru sempat dilarang dan merupakan perdagangan antar budaya Jawa Madura dan Tionghoa serta merupakan usaha pemerintah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya. Pemilihan tema Sejarah Kya-kya Kembang Jepun Surabaya 2003-2008 ini dengan pertimbangan bahwa Kota Surabaya merupakan kota yang menjadi pusat perdagangan di Indonesia sehingga peneliti tertarik tentang sejarah perdagangan Kota Surabaya yaitu perdagangan Kya-kya selain itu Kya-kya merupakan salah satu perdagangan yang unik di Surabaya keunikan tersebut dapat dilihat dari arsitektur perdagangan yaitu arsitektur Tionghoa dan pedagang yang ada di Kya-kya bukan hanya pedagang Tionghoa tetapi juga terdapat pedagang Jawa dan Madura meskipun perdagangan Kya-kya berarsitektur Tionghoa. Permasalahan pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana kondisi umum Kota Surabaya 2003-2008 (2) Bagaimana berdirinya Kya-kya Surabaya (3) Bagaimana perkembangan Kya-kya Surabaya 2003-2008. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kondisi umum Kota Surabaya berdirinya Kya-kya Surabaya serta perkembangan Kya-kya Surabaya 2003-2008. Jenis penelitian ini adalah deskriptif naratif. Metode yang digunakan dari kajian penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut (1) Pemilihan topik (2) Heuristik (Pengumpulan sumber) yang terdiri dari sumber primer sumber skunder dan sumber tersier. Langkah berikutnya adalah (3) Kritik Sumber yang terdiri dari kritik eksteren dan kritik interen. (4) Interpretasi yang terdiri dari analisis dan sintesis kemudian langkah yang terakhir yaitu (5) Historiografi. Hasil penelitian ini adalah (1) Surabaya terletak di 07 21 Lintang Selatan dan 112 36 - 112 54 Bujur Timur dan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kondisi sosial-ekonominya maju karena Surabaya sebagai salah satu pintu gerbang perdagangan utama di wilayah Indonesia Timur. Banyak pedagang dari berbagai wilayah Indonesia bahkan pedagang Asing ada di Surabaya. (2) Kya-kya merupakan salah satu bentuk usaha Pemerintahan Kota Surabaya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Surabaya. Kya-kya ini dibangun di Jalan Kembang Jepun Surabaya yaitu perdagangan yang khusus menjual makanan dan minuman yang berarsitektur Tionghoa. Pendirian Kya-kya didukung oleh beberapa faktor yaitu Pada tahun 2003 yaitu pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid mencabut Instruksi Presiden No 14/1967 dan menerbitkan Keputusan Presiden No 6/2000 Perda yang disahkan DPRD Surabaya pada 19 September 2003 tentang PKL Surabaya dan menghidupkan kembali kawasan Kembang Jepun sebagai pusat perdagangan. (3) Pada awal pembukaan tahun 2003 pedagang Kya-kya mencapai 87 pedagang dan pada tahun 2004 pedagang meningkat mencapai 105 pedagang tetapi pada tahun-tahun berikutnya selalu mengalami penurunan yang mencapai puncaknya pada tahun 2007-2008 jumlah pedagang hanya 29 pedagang. Perkembangan Kya-kya juga dapat dilihat dari pendapatan Kya-kya yang selalu rugi. Pada tahun 2003-2004 kerugian yang harus ditanggung Rp.(1.551.690.981) kerugian tersebut meningkat pada tahun 2005 sebesar Rp.(1.618.323.417). Jumlah kerugian Kya-kya dari tahun 2003-2008 sebesar Rp.(4.443.782.678). Kerugian Kya-kya disebabkan oleh beberapa faktor Internal yaitu Manajemen yang kurang bagus pemilihan makanan tidak selektif dan adanya pedagang yang tidak professional. Faktor ekternal yaitu Surabaya Utara adalah wilayah yang dijauhi oleh masyarakat masyarakat cenderung mendekati daerah Surabaya Selatan sebagai pusat Industri. Selain itu juga kurangnya dukungan pedagang yang ada di pinggiran perdagangan Kya-kya yaitu pada malam hari pedagang-pedagang atau toko-toko tersebut tutup serta tidak adanya sumbangsi dari pemerintah yang akhirnya Kya-kya tepat pada 29 Februari perdagangan ini ditutup. Berdasarkan hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa Kya-kya merupakan salah satu perdagangan yang latar belakangnya adalah membangkitkan kembali sejarah budaya Tionghoa yang pernah dibatasi pemerintah orde baru. Kya-kya menjadi salah satu perdagangan besar di Surabaya tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah Kota Surabaya yang mengakibatkan runtuhnya Kya-kya tersebut.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 13 Jul 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/91345

Actions (login required)

View Item View Item