Kajian miskonsepsi genetika dan upaya mengatasinya dengan pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing menggunakan perangkat berpendekatan konsep pada SMA berkategori berbeda / Chumidach Roini - Repositori Universitas Negeri Malang

Kajian miskonsepsi genetika dan upaya mengatasinya dengan pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing menggunakan perangkat berpendekatan konsep pada SMA berkategori berbeda / Chumidach Roini

Roini, Chumidach (2013) Kajian miskonsepsi genetika dan upaya mengatasinya dengan pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing menggunakan perangkat berpendekatan konsep pada SMA berkategori berbeda / Chumidach Roini. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Roini C. 2012. Kajian Miskonsepsi Genetika dan Upaya Mengatasinya dengan Pembelajaran Peta Konsep dan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Perangkat Berpendekatan Konsep pada SMA Berkategori Berbeda. Disertasi Jurusan Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. A.D. Corebima M. Pd (II) Prof. Sutiman Bambang Sumitro M.S. D.Sc (III) Prof. Dr. Siti Zubaidah M. Pd. Kata Kunci Miskonsepsi genetika peta konsep inkuiri terbimbing pendekatan konsep kategori sekolah Miskonsepsi genetika terjadi baik pada jenjang sekolah maupun perguruan tinggi. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat mengakibatkan hambatan bagi prestasinya. Miskonsepsi juga dapat berakibat destruktif pada perkembangan akademik selanjutnya. Salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi adalah metode mengajar guru. Miskonsepsi tersebut diharapkan dapat diatasi dengan penerapan perangkat pembelajaran genetika berpendekatan konsep. Penerapan perangkat tersebut diharapkan juga meningkatkan pemahaman dan retensi konsep genetika siswa. Perangkat pembelajaran yang dimaksud terdiri dari silabus RPP LKS handout materi ajar genetika SMA dan instrumen dalam bentuk tes esay. Penelitian ini dilakukan pada guru biologi maupun siswa SMA di kota Ternate. Penelitian dilakukan dengan tiga tahap. Pertama penelitian survai bertujuan mengungkap miskonsepsi siswa maupun guru biologi. Kedua penelitian eksperimen semu. Penelitian ini diawali dengan pengembangan perangkat pembelajaran genetika dan pelatihan guru biologi. Pelatihan guru bertujuan agar guru dapat menerapkan pembelajaran dengan baik menggunakan perangkat yang dikembangkan memberikan penjelasan atau pendalaman materi setelah guru mempelajari perangkat yang dikembangkan dan mengatasi miskonsepsi genetika. Langkah berikutnya adalah penelitian eksperimen semu di kelas yang bertujuan mengetahui pemahaman konsep dan retensi konsep genetika siswa setelah pembelajaran. Ketiga kajian hasil analisis meta bertujuan mengetahui temuan penting dan maknanya serta memberikan saran atau solusi perbaikan terkait miskonsepsi genetika mengetahui keefektifan pembelajaran genetika menggunakan perangkat yang dikembangkan pada setiap konsep utama genetika. Prosedur penelitian yang dilakukan berbeda pada setiap tahap penelitian. Penelitain survai dilakukan dengan penyebaran instrumen tes miskonsepsi berbentuk esay 35 butir. Pengembangan perangkat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah 4-D yaitu pendefinisian perancangan pengembangan dan penyebarluasan. Penelitian eksperimen semu dilakukan pada empat sekolah yaitu dua sekolah kategori atas dan dua sekolah kategori tengah. Kategori sekolah ditentukan berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional (UN) SMA tahun 2011 di kota Ternate. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan tahap penelitian. Pertama pengumpulan data penelitian survai a) mengumpulkan lembar jawaban tes genetika siswa dan guru biologi b) studi dokumentasi perangkat pembelajaran buatan guru c) mengumpulkan lembar jawaban guru tentang pemahamannya terhadap pembelajaran peta konsep inkuiri terbimbing dan pembelajaran genetika berpendekatan konsep. Kedua pengumpulan data penelitian eksperimen semu a) mengumpulkan lembar jawaban tes genetika guru biologi sebelum pelatihan b) diskusi atau tanya jawab dengan guru biologi mengenai materi genetika yang memerlukan penjelasan atau pendalaman c) mengumpulkan lembar jawaban tes genetika siswa pada pretes postes dan retes pembelajaran konvensional peta konsep dan inkuiri terbimbing. Ketiga pengumpulan data untuk kajian analisis meta dengan mengumpulkan semua hasil analisis penelitian survai hingga eksperimen semu serta temuan hasil penelitian lain yang relevan. Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk mengungkap miskonsepsi genetika siswa maupun guru biologi serta membuat kajian hasil analisis meta miskonsepsi. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk a) mengungkap prosentase miskonsepsi guru biologi maupun siswa pada setiap konsep utama genetika b) mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kategori sekolah dan interaksi keduanya terhadap pemahaman konsep dan retensi konsep genetika siswa. Analisis deskripstif kuantitatif dilakukan menggunakan rumus prosentase statistik uji Anacova yang dilengkapi dengan uji lanjut LSD. Hasil penelitian survai menunjukkan bahwa a) guru biologi mengetahui sintaks pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing serta reorganisasi konsep genetika dengan benar sebesar 4 3% b) rata-rata konsep genetika dipahami benar (termasuk dipahami tidak jelas dan tidak lengkap) oleh guru biologi 29 8% dan siswa 21 2%. Hasil penelitian eksperimen semu menunjukkan bahwa a) produk perangkat genetika berpendekatan konsep berupa silabus RPP LKS materi ajar genetika dan soal tes esay 35 butir b) pemahaman konsep genetika guru sebelum pelatihan tergolong rendah c) pemahaman konsep dan retensi konsep genetika siswa pada pembelajaran konvensional tergolong rendah d) pemahaman konsep genetika siswa pada pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing meningkat namun retensinya menurun e) terdapat pengaruh strategi pembelajaran kategori sekolah terhadap pemahaman konsep dan retensi konsep genetika siswa f) interaksi strategi pembelajaran dengan kategori sekolah berpengaruh terhadap pemahaman konsep namun tidak berpengaruh terhadap retensi konsep genetika siswa g) pemahaman konsep genetika siswa pada pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing secara berurut 366% dan 257% lebih tinggi dari konvensional h) pemahaman konsep genetika siswa pada sekolah kategori atas 12 9% lebih tinggi dari kategori tengah i) retensi konsep genetika siswa pada pembelajaran peta konsep dan inkuiri terbimbing secara berurut 41 8% dan 53 1% lebih tinggi dari konvensional j) retensi konsep genetika siswa pada sekolah kategori tengah 12 8% lebih tinggi dari kategori atas. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah a) miskonsepsi siswa dan guru biologi ditemukan pada konsep pengertian genetika dan ruang lingkupnya materi genetik reproduksi materi genetik ekspresi atau kerja materi genetik dan perubahan materi genetik b) pembelajaran peta konsep pada sekolah kategori atas maupun tengah menghasilkan gain pemahaman konsep genetika lebih tinggi dari pada inkuiri terbimbing c) penurunan daya ingat siswa pada sekolah kategori atas lebih besar dari pada kategori tengah e) miskonsepsi genetika siswa berasal dari buku ajar guru buku ajar dan guru serta interpretasi siswa sendiri f) penyebab miskonsepsi genetika adalah penyajian atau pemahaman konsep genetika tidak berpendekatan konsep penyajian atau pemahaman konsep genetika tidak menggabungkan pendekatan molekuler dan nonmolekuler penggunaan analogi yang kurang tepat penggunaan istilah yang bias penggunaan bahasa (kata dan kalimat) yang tidak tepat sebagai refleksi interpretasi diri sendiri dan hasil analisis yang tidak didukung referensi g) miskonsepsi genetika siswa yang bersifat resisten umumnya berasal dari buku ajar guru serta buku ajar dan guru sedangkan miskonsepsi yang mudah diatasi umumnya berasal dari interpretasi siswa sendiri h) pada sekolah kategori tengah pembelajaran peta konsep lebih cocok digunakan untuk konsep pengertian genetika dan ruang lingkupnya materi genetik reproduksi materi genetik dan perubahan materi genetik sedangkan ekspresi atau kerja materi genetik lebih cocok digunakan inkuiri terbimbing i) pembelajaran inkuiri terbimbing lebih cocok digunakan pada sekolah ketegori atas pada kelima konsep utama genetika.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S3 Pendidikan Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 25 Jan 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64620

Actions (login required)

View Item View Item