Lichen sebagai bioindkator pencemaran udara di Kota Malang dan upaya pengembangan produk pembelajarannya / Mohammad Jamhari - Repositori Universitas Negeri Malang

Lichen sebagai bioindkator pencemaran udara di Kota Malang dan upaya pengembangan produk pembelajarannya / Mohammad Jamhari

Jamhari, Mohammad (2010) Lichen sebagai bioindkator pencemaran udara di Kota Malang dan upaya pengembangan produk pembelajarannya / Mohammad Jamhari. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Jamhari Mohammad. 2009. Lichen sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di Kota Malang dan Upaya Pengembangan Produk Pembelajarannya. Disertasi Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Aloysius Duran Corebima M.Pd. (II) Dr. Bagyo Yanuwiadi M.Sc. dan (III) Dr. Hedi Sutomo S.U. Kata kunci Lichen pencemaran udara Transportasi merupakan kegiatan antropogenik di perkotaan yang berperan sebagai sumber utama pencemaran udara. Aktivitas perkotaan berpengaruh terhadap perubahan kondisi meteorologi lokal. Ketika terjadi perubahan kondisi meteorologi maka terjadi pula proses-proses transformasi fisiko-kimia yang mengubah pencemar primer menjadi unsur atau partikulat bentuk lain yang dikenal sebagai pencemaran sekunder. Untuk memantau pencemaran udara diperlukan alat baik berupa alat elektronik ataupun berupa organisme. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan sebagai alat pemantau pecemaran udara adalah lichen. Lichen secara integral mencerminkan lingkungan yang mempengaruhi makhluk hidup dan dapat dipahami serta digunakan oleh semua orang dengan melalui latihan sederhana. Respon lichen terhadap perubahan lingkungan akibat adanya pencemaran udara dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran udara dimana lichen tumbuh. Lichen mampu memberikan respon secara cepat dan lambat. Respon cepat ditunjukkan secara fisiologis. Sementara itu respon lambat ditunjukkan secara ekologis. Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk (1) mengungkap perbedaan kandungan Pb dalam lichen yang ditemukan di Kota Malang dan hubungan kandungan Pb di udara dengan kandungan Pb yang temukan dalam lichen (2) meneliti hubungan bahan pencemar yaitu Sulfur dioksida (SO2) Karbon monoksida (CO) Nitrogen dioksida (NO2) dan Pb di udara dengan konsentrasi klorofil a dan b laju fotosintesis keanekaragaman lichen (3) meneliti hubungan jumlah kendaraan bermotor yang melintasi stasiun penelitian dengan keanekaragaman lichen dan (4) memperoleh informasi mengenai implementasi kajian lichen sebagai bioindikator pencemaran udara pada mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Penelitian ini dilakukan di kota Malang. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasional dan komparasi kausal. Variabel yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu bahan pencemar udara dan variabel terikat yaitu konsentrasi klorofil a dan b laju fotosintesis kandungan Pb dalam lichen dan keanekaragaman lichen. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama dilakukan penelitian tentang kandungan Pb di udara dan kandungan Pb dalam lichen hubungan bahan pencemar di udara dengan konsentrasi klorofil a dan b laju fotosintesis dan keanekaragaman lichen hubungan jumlah kepadatan kendaraan dengan keanekaragaman lichen. Tahap kedua dilakukan penelitian tentang implementasi lichen sebagai bioindikator pencemaran udara dikaitkan dengan pengetahuan lingkungan mahasiswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis perbedaan yaitu uji independent sample t test Analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda metode backward. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lichen yang teridentifikasi sebanyak 12 jenis. Selanjutnya diambil 2 jenis untuk dianalisis di laboratorium. Kedua jenis tersebut adalah X. xanthofarinosa dan Peltigera sp..Kandungan klorofil a dalam X. xanthofarinosa terendah 0 486 mg/g dan tertinggi 1 432 mg/g sedangkan kandungan klorofil b terendah 0 333 mg/g dan tertinggi 1 170 mg/g Pb dalam X. xanthofarinosa tertinggi 0 072 mg/m3 dan laju fotosintesis terendah 0 694 cm3/detik dan tertinggi 2 3148 cm3/detik. Kandungan klorofil a dalam Peltigera sp. terendah 0 410 mg/g dan tertinggi 1 564 mg/g kandungan klorofil b terendah 0 332 mg/g dan tertinggi 1 313 mg/g Pb dalam Peltigera sp. tertinggi 0 129 mg/m3 dan laju fotosintesis terendah 0 694 cm3/detik dan tertinggi 2 546 cm3/detik. Hasil uji t-test menunjukan bahwa kandungan Pb dalam X. xanthofarinosa dan Peltigera sp. perbedaannya tidak signifikan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hubungan antara Pb di Udara dengan kandungan Pb dalam X. xanthofarinosa signifikan sedangkan hubungan antara Pb di Udara dengan kandungan Pb dalam Peltigera sp. tidak signifikan. Hubungan antara bahan pencemar di udara secara bersama-sama dengan konsentrasi baik klorofil a maupun klorofil b dalam X. xanthofarinosa tidak signifikan hubungan antara bahan pencemar di udara secara bersama-sama dengan konsentrasi baik klorofil a maupun klorofil b dalam Peltigera sp. tidak signifikan. Sementara itu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara bahan pencemar di udara secara bersama-sama dengan laju fotosintesis X. xanthofarinosa dan juga Peltigera sp. Bahan pencemar di udara dan keanekaragaman lichen memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan jumlah kendaraan secara keseluruhan dengan keanekaragaman lichen tidak signifikan. Tapi bila dilihat secara parsial yaitu jumlah kendaraan roda 6 dan roda 4 memiliki hubungan yang signifikan dengan keanekaragaman lichen. Sementara jumlah kendaraan roda 4 juga memiliki hubungan yang signifikan dengan keanekaragaman lichen. Hasil implementasi menunjukan bahwa rata-rata persentase penilaian dosen pada penuntun praktikum adalah 88 30% dengan kualifikasi sangat layak untuk digunakan rata-rata persentase penilaian mahasiswa pada penuntun praktikum adalah 84 48% dengan kualifikasi sangat layak untuk digunakan Rerata persentase penilaian dosen pada buku nonteks sebesar 86 56% dengan kualifikasi sangat layak untuk digunakan. Bila ditinjau dari kandungan Pb dalam X. xanthofarinosa dan Peltigera sp. serta hubungannya dengan Pb di udara maka keduanya merupakan bioakumulator. Kalau dilihat hubungan bahan pencemar dengan laju fotosintesis dan keanekaragaman lichen serta dihubungkan dengan jumlah kendaraan bermotor maka lichen yang ditemukan di kota Malang dapat disimpulkan sebagai bioindikator pencemaran udara. Namun demikian masih diperlukan data-data pendukung lainnya guna memperoleh hasil yang lebih meyakinkan. Penelitian lanjut perlu dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut penelitian perlu dilakukan dalam waktu jangka panjang cakupan lokasi penelitian diperluas dan perlu penelitian eksperimen di laboratorium.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S3 Pendidikan Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 10 Feb 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64583

Actions (login required)

View Item View Item