Pengaruh paparan berulang ikan berformalin terhadap kerusakan hati dan ginjal mencit (Mus musculus) sebagai media pembelajaran keamanan pangan / Hartati Kartikaningsih - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengaruh paparan berulang ikan berformalin terhadap kerusakan hati dan ginjal mencit (Mus musculus) sebagai media pembelajaran keamanan pangan / Hartati Kartikaningsih

Kartikaningsih, Hartati (2010) Pengaruh paparan berulang ikan berformalin terhadap kerusakan hati dan ginjal mencit (Mus musculus) sebagai media pembelajaran keamanan pangan / Hartati Kartikaningsih. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Kartikaningsih Hartati. 2008. Pengaruh Paparan Berulang Ikan Berformalin Terhadap Kerusakan Hati dan Ginjal Mencit (Mus musculus) Sebagai Media Pembelajaran Keamanan Pangan. Disertasi Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing I) Prof. Dr. A. Duran Corebima M.Pd II) Prof. Sutiman Bambang Sumitro S.U D.Sc III) Dr. agr. Mohamad Amin M.Si. Kata kunci paparan berulang ikan berformalin kerusakan hati dan ginjal mencit Formalin merupakan zat pereduksi kuat dapat meracuni tubuh melalui pernafasan kulit dan pencernaan. Formalin yang digunakan untuk mengawetkan ikan adalah suatu penyimpangan. Hasil studi pendahuluan bulan Januari sampai Maret 2006 memperlihatkan ikan segar ikan pindang dan ikan asin yang diproduksi di sentra pendaratan ikan di Sendang Biru Mayangan Brondong dan Prigi yang diambil secara acak mengandung formalin dengan kadar antara puluhan ppm sampai ratusan ppm. Paparan berulang formaldehid dalam jangka lama secara oral bisa dideteksi dengan kerusakan organ hati dan ginjal. Perubahan histologi kedua organ ini terjadi bila zat toksik telah mencapai konsentrasi tinggi. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kepedulian konsumen ikan di Malang terhadap adanya ikan berformalin 2) menguji apakah semakin panjang rantai perdagangan ikan di Malang akan meningkatkan kadar formalin pada ikan 3) menguji apakah kadar formalin pada ikan berformalin bisa menurun dengan pemasakan dan 4) menguji kerusakan hati dan ginjal mencit akibat paparan berulang ikan berformalin/oral/3 bulan pada induk dan pada turunan pertama mencit. Penelitian ini ada 7 tahap yakni sikap konsumen ikan di Kota Malang terhadap keberadaan ikan berformalin pengukuran kadar formalin ikan di pasar Kota Malang pengujian penurunan kadar formalin akibat pemasakan pengujian LD50 ikan berformalin dengan hewan uji mencit pengujian paparan sub kronis ikan berformalin dengan hewan uji mencit pada induk dan pada anak mencit turunan pertama serta pemahaman keamanan pangan ikan berformalin pada konsumen ikan melalui kegiatan KKN. Hasil penelitian memperlihatkan 1) konsumen ikan di Kota Malang memperoleh pengetahuan adanya ikan berformalin dan akibatnya pada kesehatan dari media massa 2) terdeteksinya kadar formalin pada box ikan dan air perebusan ikan pindang di pasar Kota Malang merupakan tanda bukti pedagang ikan di pasar Kota Malang menggunakan formalin 3) terjadi penurunan kadar formalin pada ikan layang segar asin dan pindang berformalin setelah dilakukan pengukusan dan penggorengan meskipun tidak bisa menghilangkan sama sekali kandungan formalin pada daging ikan 4) LD50 ikan nila berformalin 5% dapat dikatagorikan sebagai bahan toksik ringan ikan nila berformalin 10% dan 15% sebagai bahan toksik sedang 5) paparan berulang ikan berformalin 0 2 ppm dan 0 5 ppm/oral/3 bulan pada mencit menyebabkan terjadinya penurunan berat badan serta nekrosis hati dan tubulus ginjal mencit secara fokal pada paparan bulan ke 3 namun pengukuran secara fisiologis (kebutuhan pakan jumlah feses dan jumlah urin). berat organ (hati ginjal usus lambung) serta hasil pemeriksaan serum (SGPT SGOT albumin globulin kreatinin) masih normal 6) pengamatan makroskopis mencit yang mati selama perlakuan memperlihatkan hati menghitam adanya mencit yang bertumor terjadinya kelainan dan kematian anak mencit yang mengindikasikan paparan berulang ikan berformalin membahayakan kesehatan 7) kontrol negatif (paparan ikan) terbukti mengandung logam berat Pb 8) paparan berulang ikan berformalin 0 2 ppm dan 0 5 ppm/oral/1 bulan pada anak mencit dari induk yang telah terpapar ikan berformalin/oral/3 bulan terjadi penurunan berat badan serta nekrosis hati dan tubulus ginjal mencit secara fokal pada lama paparan induk 2 dan 3 bulan namun pengukuran secara fisiologis (kebutuhan pakan jumlah feses dan jumlah urin). berat organ (hati ginjal usus lambung) serta hasil pemeriksaan serum (SGPT SGOT globulin) masih normal kecuali kadar albumin diatas normal 9) kerusakan hati secara makroskopis dari anak mencit yang mati mencapai 80% 10) kematian dan kelainan anak mencit jantan dan betina dari kontrol negatif disebabkan paparan Pb 11) belum dapat dibuktikan perbedaan jenis kelamin mencit dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal dilihat dari pengamatan fisiologi makroskopis pemeriksaan darah dan histologi 12) apoptosis dan nekrosis hati induk dan anak mencit yang terpapar ikan berformalin/oral disebabkan efek toksik formaldehid dan Pb 13) metode pengukuran pengetahuan dan sikap responden dengan pre test dan post test pada penyuluhan kurang tepat. Penyuluhan cocok untuk menyampaikan infomasi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan 1) peredaran formalin untuk memperpanjang daya awet ikan selayaknya mulai dihentikan dengan cara formalin yang dibuat oleh industri dalam negeri ditambahkan senyawa yang berasa pahit namun tidak merubah fungsi formalin untuk industri 2) sosialisasi hilangnya rasa khas ikan pada ikan berformalin untuk konsumen ikan kelas menegah ke atas 3) sosialisasi cara memilih ikan yang tidak berformalin pada konumen ikan kelas menegah ke bawah 4) pengetahuan ikan berformalin dan mengandung Pb perlu dijadikan tema yang diajarkan kepada konsumen ikan oleh mahasiswa yang melakukan KKN 5) pengukuran pengetahuan dan sikap konsumen ikan sebaiknya dengan metode tin slicing 6) diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan logam berat pada ikan yang dipelihara secara mina padi atau kolam sawah dengan sumber air irigasi 7) diperlukan penelitian lanjutan untuk pengukuran kerusakan organ hati dan ginjal mengingat nekrosis hati dan ginjal terkait dengan enzim yang berhubungan dengan proses fosforilasi oksidatif 8) diperlukan penelitian lebih lanjut tentang toksisitas sinergisme Pb dan formalin pada ikan 9) tidak menggunakan pengukuran serum darah untuk toksisitas hati akibat paparan ikan berformalin. ABSTRACT Formalin is a strong reduction substance. It got through inhalation ingestion and sub cutan as a human poisonous. Using formalin as a fish preservative is a big fault. Preliminary study in January-March 2006 shows that sampling sample of fresh fish boiled fish and salt-dry fish at fishing port of Sendang Biru Mayangan Brondong and Prigi have variation formalin content tens until hundreds ppm. The formaldehyde exposure/oral/chronic can be detected in liver and kidney damaged. Histology changes occur if concentration that toxic substance in this organ is high. The aims of the research is 1) to know the attitude of Malang fish consumer toward the existence of fish formaliny 2) to proof long chain trading of fish in Malang will be increase formalin content in fish 3) to examine formalin content in fish formaliny can be decreased with frying and steaming fish 4) to observe liver and kidney damaged caused by fish formaliny exposure repeatedly/orally/3 month in mice maternal and in offspring. This research has 7 phase that is the attitude of Malang fish consumer toward the existence of fish formaliny testing formalin content in fish which trading in Malang traditional marked testing decreasing formalin content caused by fish frying and steaming examining the value of fish formaliny LD50 in mice examining exposure repeatedly fish formaliny/orally/3 month in mice testing exposure repeatedly fish formaliny/orally in offspring mice and comprehension food safety of fish formaliny in fish consumer by community services activity of graduate student. The research shows that 1) Malang fish consumer know the existence of fish formaliny and this consequences in healthy by mass media 2) detection of formalin content at water of dipping fish and boiled fish water at Malang traditional market indicated fish supplier using formalin as fish preservative 3) it is occur decreasing formalin content at Decapterus fresh boiled and dry-salted fish formaliny after steaming and frying of that fish although formalin content in flesh fish can not be destroyed 4) the value of LD50 nila fish formaliny 5% is categorized as light toxic substance while concentration of nila fish formaliny 10% and 15% is categorized as moderate toxic substance 5) fish formaliny exposure repeatedly 0 2 ppm and 0 5 ppm/orally/3 month caused decreasing body weight and liver as well as kidney tubulus focal necrosis in mice at exposure in 3 month but physiological measurement (feed consume sum of feces and urine) organ weight (liver kidney intestine stomach) as well as serum examination (SGPT SGOT albumin globulin creatinine) shows in normal categories 6) macroscopic examination in death mice shows blacking liver tumour offspring mortality and aberration of offspring. It indicated that fish formaliny exposure repeatedly is a healthy risk 7) negative control (fish exposure) was detected has content heavy metal (Pb). Happening mortality tumour and liver as well as kidney necrosis in fish formaliny exposure repeatedly 0 2 ppm and 0 5 ppm indicated that it caused by exposure combination of Pb and formaldehyde 8) offspring exposure repeatedly fish formaliny/orally/1 month from maternal exposure repeatedly fish formaliny/orally/3 month shows body weight decrease liver and kidney tubulus focal necrosis at maternal exposure in 2 and 3 month but physiological measurement (feed consume sum of feces and urine) organ weight (liver kidney intestine stomach) as well as serum examination (SGPT SGOT globulin) shows in normal categories 9) death offspring macroscopic examination shows 80% liver damaged 10) death and aberration of male and female offspring negative control is caused by heavy metal exposure 11) it not yet been proved that mice sex differentiation caused liver and kidney damaged be based on physiology macroscopic histology and serum examination 12) apoptosis and necrosis of mice liver maternal and offspring is caused by exposure repeatedly/orally of Pb and formaldehyde 13) knowledge and attitude measurement of fish consumer using pre test and post test in elucidation is not suitable. Elucidation is suitable for delivery information It is suggested that 1) it has to be stopped using formalin as fish preservative. It is preferable to give bitter substance in formalin national production but not changes formalin function in industries 2) fish consumers at middle and high class economics should know the lose of fish taste in fish formaliny 3) fish consumers at middle class economic and poor society should know choosing fish free of formalin 4) topic of fish formaliny and have content of Pb has to be trained for fish consumer by community services of graduate student 5) examination of knowledge and attitude fish consumer preferable using tin slicing method 6) it need advance research about heavy metal content in fish from fish-rice culture and in pond culture which water sources for culture is gained from irrigation 7) it need advance research to examination liver and kidney damaged because necrocis process related to oxidative phosphorilation. 8) it need advance research about synergist toxicity formaldehyde and Pb in fish 9) it is not suitable to measure formaldehyde toxicity using blood serum.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S3 Pendidikan Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 01 Mar 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64567

Actions (login required)

View Item View Item