Kristayulita (2018) Kesalahan penalaran analogi siswa dalam menyelesaikan masalah analogi indirect / Kristayulita. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
vi RINGKASAN Kristayulita. 2018. Kesalahan Penalaran Analogi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Analogi Indirect. Disertasi. Program Studi S3 Pendidikan Matematika. Pascasarjana. Universitas Negeri Malang. Promotor (I) Prof. Dr. Toto Nusantara M.Si. (II) Dr. Abdur Rahman As ari M.Pd M.A. (III) Prof. Dr. Cholis Sadijah M.Pd. M.A. Kata Kunci Kesalahan Penalaran Analogi Masalah Analogi Indirect Masalah analogi indirect merupakan masalah sumber dan masalah target yang tidak memiliki hubungan langsung baik dalam kesamaan secara konseptual maupun prosedural. Penyelesaian masalah analogi indirect diperlukan proses kognisi yang lebih rumit daripada penyelesaian masalah analogi direct. Siswa dapat melakukan kesalahan penalaran analogi dalam menyelesaikan masalah analogi indirect. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses terjadinya kesalahan penalaran analogi siswa dalam menyelesaikan masalah analogi indirect. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas sebanyak 30 siswa. Siswa yang melakukan kesalahan penalaran analogi sebanyak 23 siswa. Siswa telah mendapatkan materi matematika terkait dengan persamaan kuadrat. Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap menggunakan instrumen bantu yaitu masalah analogi indirect dan wawancara. Pada tahap pertama siswa menyelesaikan masalah analogi indirect sambil mengeraskan suara (think aloud). Pada tahap kedua wawancara berbasis tugas untuk mendalami proses terjadinya kesalahan penalaran analogi siswa dalam menyelesaikan masalah analogi indirect. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan tahapan mentranskrip data mereduksi data kategorisasi data menggambar struktur berpikir dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian tentang proses terjadinya kesalahan penalaran analogi siswa dalam menyelesaikan masalah analogi indirect berdasarkan teori pemrosesan informasi terdiri atas proses terjadinya kesalahan penalaran analogi lokal dan proses terjadinya kesalahan penalaran analogi global. Proses terjadinya kesalahan penalaran analogi lokal melalui beberapa tahap. Pertama Represetation and mathematical modeling siswa memberikan attention dengan memanggil informasi yang benar terkait dengan masalah yang dihadapi sehingga memberikan perception dalam menyelesaikan masalah. Siswa me-retrieval pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang tersimpan baik di long-term memory dan diterapkan di short-term memory. Siswa memperoleh model matematika yang merupakan masalah baru. Kedua Structuring siswa memberikan attention dengan memanggil informasi yang benar terkait dengan masalah baru yang dihadapi sehingga muncul perception terhadap suatu konsep dalam menyelesaikan masalah tersebut. Siswa memanfaat pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang tersimpan baik di long-term memory dan diterapkan di short-term memory. Ketiga Mapping siswa menghubungkan langkah penyelesaian masalah target yang dihadapi dengan masalah sumber sebelumnya. Keempat Applying siswa tidak mampu vii menyelesaikan masalah tersebut karena proses memanggil kembali informasi tentang penggunaan faktorisasi untuk menentukan nilai yang memenuhi persamaan kuadrat mengalami hambatan yang disebabkan tidak dapat menentukkan dua bilangan yang merupakan faktor dari suatu bilangan. Kelima Verifying siswa tidak melakukan verifikasi terhadap hasil jawaban dari masalah yang diberikan yang disebabkan siswa tidak menemukan solusi dari masalah tersebut. Akhirnya siswa meng-encoding proses penyelesaian masalah matematika di long-term memory kembali. Sementara proses terjadinya kesalahan penalaran analogi global melalui beberapa tahap. Pertama Represetation and mathematical modeling siswa memberikan attention dengan memanggil informasi yang benar terkait dengan masalah yang dihadapi. Siswa me-retrieval tentang volume kotak sama dengan volume balok yang berada di long-term memory. Siswa memiliki perception rumus volume kotak tanpa tutup berbeda dengan rumus volume balok dan diterapkan di short-term memory. Siswa memperoleh model matematika yang merupakan masalah baru. Kedua Structuring siswa memberikan attention dengan memanggil informasi yang benar terkait dengan masalah baru yang dihadapi sehingga muncul perception terhadap suatu konsep dalam menyelesaikan masalah tersebut. Siswa memanfaat pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang tersimpan baik di long-term memory dan diterapkan di short-term memory. Ketiga Mapping siswa menghubungkan langkah penyelesaian masalah target yang dihadapi dengan masalah sumber sebelumnya. Keempat Applying siswa tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut karena proses memanggil kembali informasi tentang penggunaan faktorisasi untuk menentukan nilai yang memenuhi persamaan kuadrat mengalami hambatan yang disebabkan tidak dapat menyelesaikan masalah persamaan kuadrat. Kelima Verifying siswa tidak melakukan verifikasi terhadap hasil jawaban dari masalah yang diberikan yang disebabkan siswa tidak menemukan solusi dari masalah tersebut. Akhirnya siswa meng-encoding proses penyelesaian masalah matematika di long-term memory kembali.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S3 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Sep 2018 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2018 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/64545 |
Actions (login required)
View Item |