Defragmentasi struktur berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah matematis / Kadek Adi Wibawa - Repositori Universitas Negeri Malang

Defragmentasi struktur berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah matematis / Kadek Adi Wibawa

Wibawa, Kadek Adi (2017) Defragmentasi struktur berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah matematis / Kadek Adi Wibawa. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Wibawa K.A. 2017. Defragmentasi Struktur Berpikir Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Matematis. Disertasi. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Promotor (1) Prof. Dr. Toto Nusantara M.Si. (2) Dr. Subanji M.Si. (3) Dr. I Nengah Parta M.Si. Kata Kunci Fragmentasi Struktur Berpikir Defragmentasi Struktur Berpikir Pemecahan Masalah Matematis Fragmentasi struktur berpikir merupakan fenomena pengonstruksian informasi di dalam otak yang tidak efisien sehingga menghambat proses pemecahan masalah matematis. Fragmentasi struktur berpikir tampak ketika mahasiswa mengalami kesulitan atau menghasilkan jawaban yang salah dalam memecahkan masalah matematis. Untuk mengatasi fragmentasi mahasiswa perlu melakukan defragmentasi struktur berpikir. Defragmentasi merupakan satu kesatuan dari proses checking repairing dan ascertaining (CRA) atau proses penataan struktur berpikir dalam memecahkan masalah matematis. Mahasiswa melakukan defragmentasi struktur berpikir atas bantuan dari peneliti melalui pemberian intervensi terbatas . Intervensi terbatas dilakukan dengan memfasilitasi terjadinya disequilibrasi konflik kognitif dan memberikan scaffolding. Penelitian kualitatif ini mengkaji tentang proses defragmentasi struktur berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah matematis berdasarkan kerangka CRA. Proses pemilihan subjek didasarkan pada tiga kategori kesalahan yaitu kesalahan yang sangat esensial esensial dan cukup esensial. Selain itu proses pemilihan subjek juga mempertimbangkan kemampuan komunikasi lisan mahasiswa untuk mempermudah pengumpulan data. Pada penelitian ini mahasiswa diminta untuk menyelesaikan lembar tugas dan mengungkapkan dengan suara keras apa yang sedang dipikirkan (think aloud). Selain itu mahasiswa juga diwawancarai untuk mendalami data yang sudah terkumpul. Data penelitian yang digunakan merupakan hasil think aloud (berupa data tertulis verbal dan ekspresi) dan hasil wawancara. Semua data yang terkumpul selanjutnya dianalisis. Hasil penelitian ini mahasiswa mengalami fragmentasi struktur berpikir dalam memecahkan masalah matematis. Fragmentasi struktur berpikir yang terjadi adalah (1) fragmentasi koneksi tanpa makna (2) fragmentasi konstruksi pseudo-salah (3) fragmentasi ketiadaan koneksi (4) fragmentasi struktur berpikir translasi dan (5) fragmentasi lubang konstruksi. Fragmentasi koneksi tanpa makna terjadi karena mahasiswa mengonstruksi masalah secara tidak utuh dan sistematis sehingga koneksi yang terjadi antar skema tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Fragmentasi konstruksi pseudo-salah terjadi karena mahasiswa melakukan kesalahan yang sebenarnya mahasiswa sudah memiliki skema yang dapat digunakan untuk memecahkan masalahnya. Fragmentasi ketiadaan koneksi terjadi karena mahasiswa tidak memunculkan koneksi antar skema-skema yang telah dikonstruksi. Fragmentasi struktur berpikir translasi terjadi karena mahasiswa melakukan konstruksi pada representasi sumber dan representasi target yang tidak sesuai. Fragmentasi lubang konstruksi terjadi karena mahasiswa tidak memunculkan skema yang dapat digunakan untuk menjustifikasi jawaban benar yang ditentukan. Mahasiswa melakukan defragmentasi struktur berpikir melalui intervensi terbatas yang diberikan peneliti yang disesuaikan dengan fragmentasi struktur berpikir. Defragmentasistruktur berpikir yang terjadi adalah sebagai berikut (1) defragmentasi perajutan skema untuk menata terjadinya fragmentasi koneksi tanpa makna (2) defragmentasi pengaktifan skema untuk menata terjadinya fragmentasi konstruksi pseudo-salah (3) defragmentasi pemunculan koneksi untuk menata terjadinya fragmentasi ketiadaan koneksi (4) defragmentasi penyesuaian skema translasi untuk menata terjadinya fragmentasi translasi dan (5) defragmentasi pemunculan skema untuk menata terjadinya fragmentasi lubang konstruksi. Proses defragmentasi yang terjadi diawali dengan proses checking yang mana mahasiswa memperhatikan kembali masalah yang dihadapi dan akhirnya menyadari kesalahan yang terjadi. Sebelum mahasiswa melakukan proses checking peneliti memfasilitasi terjadinya dissequilibrasi dengan menanyakan keyakinannya terhadap jawaban yang diberikan. Kedua proses repairing atau perbaikan terhadap fragmentasi yang terjadi. Perbaikan yang dilakukan berdasarkan tipe fragmentasi yang dialami. Dalam hal ini peneliti memberikan scaffolding berupa bantuan secukupnya dan memfasilitasi terjadinya konflik kognitif. Ketiga proses ascertaining yaitu pemastian diri atau penyadaran diri bahwa perbaikan yang dilakukan sudah sesuai dengan kesalahan yang terjadi.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S3 Pendidikan Matematika
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 02 Nov 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64540

Actions (login required)

View Item View Item