Tipologi puisi digital Indonesia / Johan Mahyudi - Repositori Universitas Negeri Malang

Tipologi puisi digital Indonesia / Johan Mahyudi

Mahyudi, Johan (2017) Tipologi puisi digital Indonesia / Johan Mahyudi. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Mahyudi Johan. 2017. Tipologi Puisi Digital Indonesia. Disertasi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Djoko Saryono M.Pd. (II) Prof. Dr. Wahyudi Siswanto M.Pd. (III) Dr. Yuni Pratiwi M.Pd. Kata Kunci Tipologi Puisi Digital Indonesia Era digital ditandai oleh penggunaan beragam fitur digital pada berbagai segmen kehidupan manusia. Bagi dunia pendidikan era digital mendorong tumbuhnya pembelajaran berwawasan internet melalui pemanfaatan data-data tidak terstruktur berupa video audio foto dan tumpukan teks media sosial. Dari semua bentuk big data di atas video streaming memakan lebih dari sepertiga lalu lintas internet selama jam normal orang menontol televisi. Ada 864.000 jam video YouTube yang diunggah setiap hari. Para seniman di seluruh dunia kemudian memanfaatkan tradisi berbagi video tersebut melalui upaya hipermaterialiasasi yang salah satunya produknya menghasilkan puisi digital. Penelitian tipologi puisi digital Indonesia dilakukan atas dasar fakta bahwa situs YouTube telah memuat banyak videografi yang memuat elemen-elemen emotif. Kajian tipologi puisi digital sebelum-nya pernah dilakukan oleh Aarseth dengan fokus pada peran teks dalam videografi Engberg mengusulkan tipologi bernuansa tematik dan Johnston mengusulkan tipologi berdasarkan tipografi perangkat lunaknya. Tipologi yang terakhir bahkan cenderung menjauhkan puisi digital dari area diskusinya sebagai hasil kreasi seni yang baru dapat diapresiasi atau dikritik setelah tayangannya disaksikan. Penelitian ini mengadaptasi grounded theory model Charmaz yang diselaraskan dengan penelitian videografi model Jewitt dan penelitian etnografi visual model Pink. Tatalangkah penelitian dan pengembangan kategori tipologi disesuaikan dengan wawasan teoretik yang terhimpun selama penelitian. Videografi menjadi sumber data untuk mengumpulkan menjelaskan dan membingkai kekayaan estetika elemen-elemen emotif di dalamnya. Ada tujuh kategori yang dikembangkan untuk menjelaskan tipologi puisi digital Indonesia. Tiga kategori pertama digunakan sebagai dasar untuk membingkai variasi konstruksi dan empat kategori berikutnya digunakan sebagai dasar untuk membingkai variasi gaya tekstual. Ada tiga dasar tipologi untuk meninjau variasi konstruksi puisi digital Indonesia yaitu variasi visual sonik dan performatif. Secara visual objek-objek yang ditayangkan berupa teks gambar dan koneksi di antara keduanya. Ada dua tipe visualisasi teks puisi digital Indonesia yaitu bertipe statis dan bertipe dinamis. Ada empat tipe visualisasi gambar puisi digital Indonesia yaitu metamorfosa teks menjadi gambar asosiasi teks individu dan properti dalam tayangan representasi ribuan sudut pandang dan evolusi simbol mirip kata. Ada tiga ragam suara yang ditemukan dalam konstruksi puisi digital Indonesia yaitu vokal dari narator musik dan suara sekitar. Idealnya kombinasi atas ketiga ragam suara tersebut menghasilkan tujuh potensi instalasi. Pada puisi digital Indonesia saat ini baru dijumpai penggunaan lima tipe penggunaan suara yaitu instalasi suara vokal musik dan efek suara lain instalasi suara vokal dan musik instalasi suara vokal dan efek suara sekitar instalasi suara vokal dan instalasi suara musik. Dua tipe yang belum ditemukan yaitu instalasi suara musik dan efek suara sekitar juga instalasi murni suara sekitar. Performa puisi digital sepenuhnya ditinjau berdasarkan teori performa seni digital menurut Deleuze dan Guattari. Ketujuh tipe performa puisi digital Indonesia yaitu performa rimpang seperti pada Mimetic Myth karya Afrizal Malna performa sambungan eksperimental seperti pada 3 Suara Kaca karya Afrizal Malna performa mewujud dapat dijumpa pada puisi digital berbentuk film pendek berjudul Rotasi karya Rifki B performa non-representasional seperti pada Surat Cinta untuk Starla karya Virgoun performa efek prematur dan konteks historis seperti pada Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang okulasi oleh Mansur Daman performa aliran seperti pada Photographing Mirror karya Afrizal Malna dan performa keserbaragaman seperti pada Rotasi karya Rifki B. Ramadhani. Ada empat dasar tipologi untuk meninjau variasi gaya tekstual puisi digital Indonesia yaitu berdasarkan variasi model okulasi penggunaan kata keanggunan lirik dan ideologi. Ditinjau dari model okulasinya puisi digital Indonesia dapat diklasifikasi menjadi dua tipe yaitu teks puisi tercetak ditayangkan dan teks puisi tercetak tidak ditayangkan. Berdasarkan penggunaan kata puisi digital Indonesia dapat diklasifikasi menjadi tiga tipe gaya tekstual yaitu anti kata kata-kata derivatif dan bukan kata-kata. Berdasarkan variasi keanggunan liriknya puisi digital Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu puisi digital dengan keanggunan diksi keanggunan metafora serta keanggunan aliterasi dan asonansi. Berdasarkan variasi ideologi puisi digital Indonesia dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe ideologi yang sepenuhnya berasal dari animator dan tipe ideologi yang berasal dari hasil okulasi. Saat ini ideologi yang ditawarkan oleh animator tipe kedua cenderung masih mempertahankan ideologi puisi versi tercetak. ABSTRACT Mahyudi Johan. 2017. Typology of Indonesian Digital Poetry. Dissertation. Study Program of Indonesian Language Education Postgraduate Program of Universitas Negeri Malang. Supervisors (I) Prof. Dr. Djoko Saryono M.Pd. (II) Prof. Dr. Wahyudi Siswanto M.Pd. (III) Dr. Yuni Pratiwi M.Pd Keywords Typology Digital Poetry of Indonesia The digital era is characterized by the use of various digital devices on different segments of human life. For education this era encourages and triggers the growth of Internet-oriented learning through the utilization of unstructured data in the form of video audio photos and piles of social media texts. Of all the big data forms mentioned above streaming video takes up more than a third of internet traffic during normal hours of people to contaminate television. There are 864 000 hours of YouTube videos daily uploaded. Artists worldwide then gain advantage of the video sharing tradition through hypermaterialization that one of its products produces digital poetry. The study of Indonesian digital poetry typology is conducted on the fact that the YouTube site has loads of videography containing emotive elements. The study of the typology of earlier digital poetry has been conducted by Aarseth focusing on the role of text in videography Engberg proposing thematic typology and Johnston proposing typology based on software typography. The latter typology even tends to keep digital poetry away from the discussion as a result of new art creations can be appreciated or criticized after the show is witnessed. This study adapts the grounded theory of Charmaz model which is aligned with the Jewitt s model videography research and Pink s visual ethnography research. The research and development steps of the typology category are adapted to the theoretical insights collected during the study. Videography becomes a source of data for collecting explaining and framing the aesthetic wealth of the emotive elements in it. There are seven categories developed to discover the typology of Indonesian digital poetry. The first three categories are employed as a faoundation for framing construction variations and the next four categories are employed as a basis for framing textual style variations. There are three basic typologies for reviewing the variations of Indonesia s digital poetry constructions namely visual sonic and performative variations. Visually the objects are displayed in the form of text images and connections between them. There are two types of visualization of Indonesian digital poetry text ie static type and dynamic type. There are four types of visualization of Indonesian digital poetry image namely metamorphosis of text into images Associations of texts individuals and properties in impressions Representation of thousands of points of view And the evolution of word-like symbols. There are three kinds of sounds found in the construction of Indonesian digital poetry namely the vocals of narrators music and sounds around. Ideally the combination of these three sounds produces seven potential installations. In today s digital poetry only five types of voice are used vocal sounds music and other sound effects Sound and vocal sound installations Installation of vocal sounds and sound effects around Vocal sound installation And music sound installations. However two types of sound are not discovered yet such as sound installations and sound effects around and pure sound installations around. The performance of digital poetry is comprehensively reviewed based on the theory of digital art performance according to Deleuze and Guattari. The seven types of performance of Indonesian digital poetry namely the performance of rhizomes including the Afimzal Malna Mimetic Myth experimental connection performance as in 3 Voice of Glass by Afrizal Malna the realization performance can be found in a short-form digital poetry entitled Rotation by Rifki B. non-representational performance such as Love Letter for Starla performed by Virgoun premature impact performance and historical context such as the June Rain created by Sapardi Djoko Damono and grafted by Mansur Daman genre based performance as in Afrizal Malna s entitled Photographing Mirror and multiplicity performance as in Rotation from Rizki B. Ramadhani. There are four basic typologies to review the variations in the Indonesian textual style of Indonesian poetry based on variations of the model of grafting the use of words lyrical elegance and ideology. Grounded on the model of grafting Indonesian digital poetry can be classified into two types namely dislpayed printed poetry text and non-displayed printed poetry text. Based on word use Indonesian digital poetry can be cathegorized into three types of textual styles involving anti-word derivative words and non words. Based on the variations of lyrical elegance Indonesia s digital poetry can be divided into three types digital poetry with Dictionary elegance Elegance of metaphor As well as the elegance of alliteration and assonance. Reffering to ideological variations poetry Indonesian digital poetry can be classified into two types namely the type of ideology entirely coming from the animator and the type of ideology derived from the results of grafting. Today the ideology offered by the second type of animator tends to retain the poetic ideology of the printed version.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: library UM
Date Deposited: 28 Aug 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64342

Actions (login required)

View Item View Item