Tri, Suharto (2016) Bahasa politik dalam teks pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono / Tri Suharto. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Tri Suharto. 2016. Bahasa Politik dalam Teks Pidato Susilo Bambang Yudhoyono. Disertasi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Pascasarjana. Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Anang Santoso M.Pd. (II) Prof. Dr. Djoko Saryono M.Pd. (III) Prof. Dr. Sumadi M.Pd. Kata kunci bahasa politik dan teks pidato. Teks pidato adalah sarana berkomunikasi seorang tokoh terhadap mitra komunikasinya. Di sini komunikasi bukan sekadar penyampaian informasi akan tetapi informasi-informasi yang disampaikan sarat dengan muatan ideologi. Ideo-logi yang berlaku adalah ideologi yang dimiliki dan diperjuangkan oleh komuni-katornya. Penelitian ini mengkaji bahasa politik dalam teks pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penelitian ini menggunakan rancangan analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Fairclough. Data penelitian ini berupa teks pidato SBY diambil dari internet dan Kantor Sekretariat Negara (Sekneg) di Jakarta. Analisis diarahkan pada tiga fokus umum yaitu (1) representasi ideologi bahasa politik (2) wujud bahasa politik dan (3) praktik wacana dan praktik sosiokultural dalam teks pidato presiden SBY. Fokus pertama diperinci ke dalam fitur-fitur kebahasa- an yang membawa ideologi meliputi metafora ekspresi eufemistik kosa-kata for-mal dan nonformal ketransitifan serta pronomina persona. Fokus kedua diperinci ke dalam tiga dimensi analisis model Fairclough meliputi ideasional relasional dan identitas. Fokus ketiga diperinci analisis praktik wacana dan analisis sosial budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa ternyata ideologi itu dapat direpresen-tasikan ke dalam fitur-fitur bahasa meliputi metafora ekspresi eufemistik kosa-kata formal dan nonformal ketransitifan serta pronomina persona. Ideologi juga dapat direpresentasikan ke dalam struktur teks meliputi ideologi tiga pilar pem-bangunan nasional kesejahteraan rakyat indikator keberhasilan pembangunan kamtibmas transformasi demokrasi mendirikan negara berterima kasih adil dan demokratis makna kemerdekaan ekonomi pemberantasan korupsi dan ideologi hidup-mati . Terakhir ideologi juga dapat direpresentasikan ke dalam dimensi praktik sosiokultural meliputi kalimat santun dan memuji kalimat permohonan kalimat perintah kalimat keluh kesah dan kalimat ancaman. Berdasarkan hasil analisis tersebut disarankan (1) saran untuk politisi da-lam berbahasa hendaknya mengedepankan kebenaran dan kejujuran. Kebenaran dan kejujuran dalam berbahasa akan menumbuhkan kepercayaan pada pihak pen-dengar terhadap para pembicara (2) saran untuk guru bahasa Indonesia guru ba-hasa Indonesia tidak cukup hanya mengetahui dan menguasai teori sastra tataba-hasa kalimat efektif paragraf yang memiliki unsur kesatuan kekompakan dan koherensi ejaan yang benar atau bahasa ilmiah saja tetapi juga harus mengenal dan menguasai bahasa politik untuk dikembangkan dan diajarkan dan (3) saran untuk peneliti bahasa politik yang sangat dinamis ini hendaknya terus dicermati diteliti dikembangkan dan disebarluaskan sebagai bahan pembelajaran sehingga pada masa yang akan datang dapat menjadi bahasa yang proporsional dalam pro-ses komunikasi politik.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 11 May 2016 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2016 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/64315 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |