Masyarakat Jawa dalam terawangan serat Babad Kediri / Sunoto - Repositori Universitas Negeri Malang

Masyarakat Jawa dalam terawangan serat Babad Kediri / Sunoto

Sunoto (2013) Masyarakat Jawa dalam terawangan serat Babad Kediri / Sunoto. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci peran sosial hubungan sosial ideologi masyarakat Jawa Serat Babad Kediri Dari sudut pandang kewacanaan Serat Babad Kediri (SBK) mengejawantah sebagai representasi kehendak dan tindakan kreator yakni Mas Ngabehi Purbawijaya (MNgP) individu menyosial yang terimanen dan sekaligus juga menstransenden sosio-budaya masyarakat Jawa pada zamannya. Dalam konteks tersebut SBK hadir dimaknai sebagai representamen peradaban masyarakat Jawa pada dimensi kelampauan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan kajian teks dengan tiga fokus sebagai berikut. Pertama diarahkan pada idealitas peran sosial masyarakat Jawa. Kedua pada idealitas hubungan sosial masyarakat Jawa. Ketiga pada tipe dan modus ideologi masyarakat Jawa. Fokus pertama bertujuan untuk menemukan idealitas peran sosial masyarakat Jawa yang berkedudukan superordinasi (superiority) dan subordinasi (inferiority). Fokus kedua dimaksudkan untuk menemukan idealitas hubungan sosial masyarakat Jawa pada dimensi hubungan vertikal horisontal dan diagonal. Fokus ketiga dimaksudkan untuk menemukan tipe dan modus ideologi masyarakat Jawa pada dimensi mitologi etimologi aksiologi dan epistemologi. Masing-masing fokus dan tujuan tersebut ditelusuri dan dikonstruk dalam kehidupan masyarakat Jawa pedukuhan masyarakat Jawa dalam pemerintahan kerajaan (Hindu-Budha dan Islam) dan masyarakat Jawa dalam pemerintahan kolonial Belanda yang terterawangan SBK sebagai sumber data. SBK sebagai sumber data setelah dibaca berulang dan mendalam diperoleh data berupa kutipan kata kalimat dan fragmen cerita. Setelah data terpilih dan terpilah sesuai dengan fokus penelitian kemudian dipahami dan dimaknai dengan pendekatan filologi semiotika historiografi antropologi sosiologi dan psikologi diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. Pertama idealitas peran sosial masyarakat Jawa diketahui mengejawantah simultan dengan keberadaan biner lapis sosial masyarakat Jawa atas (superordinasi) dan bawah (subordinasi). Komponen organis masyarakat Jawa yang berada pada lapis atas (superordinasi) menjalankan idialitas peran yuridiksi dan regulasi yang berada pada lapis bawah (subordinasi) menjalankan idealitas peran publikasi dan komunal. Dalam masyarakat Jawa pedukuhan lapis sosial atas (superordinasi) diduduki mereka yang dilabeli sesepuh sedangkan bawah (subordinasi) diduduki warga. Pada pemerintahan kerajaan Hindu-Budha lapis sosial atas (superodinasi) diduduki mereka yang dilabeli sebagai komponen organis masyarakat Jawa jero beteng (dewa-raja keluarga raja penasihat raja dan punggawa) sedangkan lapis bawah (subordinasi) diduduki mereka yang dilabeli sebagai masyarakat Jawa jaba beteng (kawula hulun nayaka padas tukai). Pada pemerintahan kerajaan Islam lapis sosial atas (superordinasi) diduduki mereka yang dilabeli sebagai masyarakat Jawa jero beteng (sultan/sunan kalipatullah para wali suadagar Islam pangreh praja) sedangkan lapis bawah (subordinasi) diduduki masyarakat Jawa jaba beteng (kawula). Pada pemerintahan kolonial Belanda lapis atas (superordinasi) diduduki mereka yang dilabeli sebagai government (orang-orang Belanda para priyayi raja sultan/sunan kalipatullah keluarga raja adipati pangreh praja beskal) sedangkan lapis bawah (subordinasi) diduduki mereka yang dilabeli sebagai civic (warga pribumi kawula petani pedagang pengrajin dhalang kalithik dan sejenisnya). Pada masyarakat Jawa dengan karakteristik peran sosial tersebut komponen organis yang berada pada lapis atas (superordinasi) mengejawantahkan idealitas kehendak dan tindakan terkait dengan kepentingan pemertahanan akses dan kekuasaan sedangkan yang berada pada lapis bawah (subordinasi) mengejawantahkan idealitas kehendak dan tindakan terkait dengan ketundukan dan kepatuhan sebagaimana peran yang melekat pada kedudukannya. Idealitas peran sosial tersebut diduga menjadikan kehidupan masyarakat Jawa berciri statis tunduk pada tradisi dan alam perubahan sosial tidak datang dari dalam (in group) melainkan dari luar (out group). Kedua idealitas hubungan sosial pada masyarakat Jawa (pedukuhan pemerintahan kerajaan dan pemerintahan kolonial Belanda) pada dimensi vertikal diketahui berciri lini. Tindakan mereka yang berada pada lapis atas (superordinasi) kepada lapis bawah (subordinasi) diketahui terkait dengan kehendak mempertahankan akses dan kekuasaan sedangkan mereka yang berada pada lapis bawah (subordinasi) kepada lapis atas (superordinasi) diketahui terkait dengan kehendak mendapatkan pengakuan. Dampaknya ciri kesetaraan hubungan sosial antar-komponen organisnya pada dimensi horisontal hanya terbatas pada kehendak mendapatkan papan untuk sumber pangan. Kemudian idealitas hubungan antarkomponen organisnya pada dimensi diagonal masih terbatas pada kehendak menciptakan pengaruh untuk mendapatkan akses menuju kekuasaan. Pada masyarakat Jawa dengan karakteristik idealitas hubungan sosial tersebut tindakan pemaksaan kehendak oleh mereka yang berkedudukan pada lapis atas (superordinasi) kepada mereka yang berkedudukan pada lapis bawah (subordinasi) diketahui lebih dominan. Dampak yang diketahui idealitas hubungan sosial yang berciri dialogis dalam kesetaraan untuk kesepahaman belum berkembang. Ketiga tipe dan modus ideologi masyarakat Jawa (pedukuhan pemerintahan kerajaan (Hindu-Budha dan Islam) dan pemerintahan kolonial Belanda) pada dimensi mitologi etimologi aksiologi dan epistimologi diketahui berkembang secara periodik. Pada awal terbentuk masyarakat Jawa pedukuhan (sebelum terbentuk masyarakat Jawa kerajaan Hindu-Budha) ideologi masyarakat Jawa pada masing-masing dimensi tersebut diketahui bertipe mitis sebagai dampak dari modus ketundukan dan kepatuhannya terhadap dominasi kekuasaan alam tradisi dan ruh leluhur. Kemudian berkembang menjadi bertipe mitis-teologis ketika masuk periode pemerintahan kerajaan sebagai dampak dari modus ketundukan dan kepatuhannya terhadap idealitas peran dewa-raja pada pemerintahan kerajaan Hindu-Budha dan idealitas peran sunan/sultan kalipatullah pada pemerintahan kerajaan Islam. Setelah itu berkembang bertipe mitis-teologis-oportunis ketika masuk periode pemerintahan kolonial Belanda sebagai dampak dari modus komponen organisnya dalam mendapatkan penjaminan keberlangsungan hidup serta pemerolehan akses dan kekuasaan dari pemerintahan kolonial Belanda. Pada masyarakat Jawa dengan ideologi bertipe mitis-teologis-oportunis tersebut diketahui pengingkaran terhadap kesepakatan dan kesepahaman diketahui terjadi karena kekuatan pengaruh modus mendapatkan kemudahan akses dan kekuasaan untuk kenikmatan. Dengan merujuk hasil penelitian tersebut disampaikan saran sebagai berikut. Pertama dibutuhkan strategi pengembangan sosial masyarakat Jawa untuk suksesi masyarakat Jawa berkelanjutan yang mampu melahirkan agen-agen sosial atau sesepuh yang mampu menjadi model sosial (tutur dan laku) dalam kerangka pengembangan masyarakat Jawa berciri kreatif-produktif dan tidak tercerabut dari akar keunggulan dan kearifan lokal. Kedua untuk menyedikitkan bias sekat sosial masyarakat Jawa dibutuhkan tindakan pendidikan yang mendorong terciptanya hubungan sosial dialogis dalam keberagaman untuk kesetaraan-kesepahaman bertumpu pada hasil penelitian dasar yang kuat untuk merumuskan konsep (diskursus) dan tindakan (diagrama) bagi terwujudnya masyarakat Jawa yang berciri kreatif-produktif. Ketiga dibutuhkan tindakan penelitian berkesinambungan dan berkelenjutan terhadap jejak pemikiran masyarakat Jawa yang terinskripsi pada beragam produk budaya Jawa (artefak manuscrift dan kelisanan) jika dikaitkan dengan pengembangan masyarakat Jawa yang berkemampuan merevitalisasi keunggulan dan kearifan budaya lokalnya dalam konteks kebutuhan nasional dan global.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 21 Mar 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64269

Actions (login required)

View Item View Item