Nasionalisme dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya / Tengsoe Tjahjono - Repositori Universitas Negeri Malang

Nasionalisme dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya / Tengsoe Tjahjono

Tjahjono, Tengsoe (2013) Nasionalisme dalam novel Burung-burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya / Tengsoe Tjahjono. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci novel ideologi nasionalisme hermeneutika Sastra merupakan strukturasi pengalaman. Hal itu berarti bahwa karya sastra tidak dapat dilepaskan dari pengalaman hidup dan ideologi pengarang. Ideologi adalah pikiran yang terorganisasi yakni nilai orientasi dan kecenderungan yang saling melengkapi sehingga membentuk perspektif-perspektif ide. Dalam penelitian ini ideologi dipandang dalam perspektif netral. Artinya ideologi dipandang sebagai sistem berpikir tokoh cerita sebagai konstruksi pemikiran pengarang tentang suatu hal. Nasionalisme merupakan sebuah ideologi. Nasionalisme adalah kesadaran bersama yang tumbuh karena adanya persamaan motivasi atau kepentingan cita-cita dan sejarah untuk mencapai mempertahankan dan mengabadikan identitas kemakmuran dan kekuatan bangsa. Berkaitan dengan nasionalisme Y.B. Mangunwijaya (YBM) layak untuk mendapatkan perhatian. YBM menunjukkan perkembangan pemikiran dan sikap mengenai nasionalisme. Dari sekian banyak novel Mangunwijaya Burung-Burung Manyar (BBM) merupakan novel yang secara tersurat dan tersirat banyak mengungkapkan persoalan nasionalisme yang dialami oleh tokoh sentral Setadewa atau Teto. Penelitian ini mengaji nasionalisme dalam novel. Subfokus penelitian ini ialah (1) dimensi nasionalisme yang terdapat dalam novel BBM karya YBM. (2) pembahasaan nasionalisme yang terdapat dalam novel BBM karya YBM melalui narasi dan metafora dan (3) relasi pemikiran nasionalisme YBM dengan pemikiran nasionalisme yang terdapat dalam BBM. Penelitian ini menggunakan tiga tahapan dasar hermeneutika Ricoeur dalam melakukan interpretasi ideologi yaitu analisis sosial analisis pembahasaan dan interpretasi. Dalam analisis sosial dikaji cara tokoh-tokoh dalam BBM saling melakukan aksi dan interaksi dalam bingkai kebangsaan itu. Dalam analisis pembahasaan dikaji serangkaian ungkapan bukan sekadar kejadian yang bersifat sosial dan sejarah tetapi juga konstruksi bahasa yang menunjukkan struktur bermakna. Dalam tahapan interpretasi dikaji relasi pemikiran nasionalisme YBM dengan nasionalisme yang terdapat dalam BBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama BBM berhasil masuk ke dalam aspek terdalam dalam dimensi nasionalisme yang meliputi dimensi psikologis dimensi sosiologis dan dimensi kesejarahan yakni pergolakan dan kesadaran jiwa tokoh-tokoh. Segala peristiwa konflik dan pemikiran yang terdapat dalam karya sastra bukanlah entitas yang otonom karena karya sastra pada dasarnya adalah representasi hidup dan kehidupan manusia. Dengan demikian fakta nasionalisme dalam BBM adalah fakta nasionalisme yang memang terjadi dalam pergolakan anak bangsa dalam mencari menemukan dan memaknai nasionalisme. Kedua BBM merupakan upaya YBM membahasakan pemikiran nasionalisme secara naratif dan metaforik. Pemakaian teknik autobiografi pemakaian sudut pandang ganda dan penarasian dalam alur tokoh dan tema berhasil mengartikulasikan nasionalisme Indonesia yang dialami para tokoh. Ketiga terdapat relasi yang siginifikan antara pemikiran nasionalisme YBM dengan pemikiran nasionalisme dalam BBM. Hal itu membuktikan bahwa membaca BBM sesungguhnya membaca pemikiran nasionalisme YBM yang dikonstruksi ke dalam sastra. Sebagai konstruksi pemikiran BBM ditulis dengan tujuan menyadarkan pembaca perihal pentingnya menafsirkan ulang konsep kebangsaan. Kesadaran lokal kemudian pascalokal (nasional) pascanasional dan seterusnya merupakan perkembangan wajar dari dinamika kebangsaan seiring dengan perkembangan global. Bagi YBM nasionalitas hendaknya tidak hanya berkutat pada persoalan batas-batas teritorial bahasa maupun sejarah namun juga pengedepanan keadilan sosial dan empati kepada mereka yang menderita. Kalau keadilan sosial tidak dijunjung tinggi sia-sia kita menyebut diri sebagai satu bangsa Indonesia walau kita bertanah air dan berbahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bahwa pertama para pemangku kebijakan di bidang pendidikan hendaknya sudah mulai mempertimbangkan betapa pentingnya materi membaca sastra dalam upaya membangun moralitas bangsa. Membaca sastra bukan hanya dihadirkan dalam Bidang Studi Bahasa Indonesia tetapi juga dapat dimasukkan pada Bidang Studi PPKN Pancasila Budi Pekerti dan Bidang Studi lain yang relevan. Kedua dengan kreativitas yang menjadi kekayaannya hendaknya para penulis mampu melahirkan novel teen-lit bertemakan cinta tanah air misalnya yang baik dan tidak menggurui. Pada saat kita mengalami krisis nasionalisme pengarang diharapkan mampu memberikan spirit kepada pembaca agar kembali memiliki kesadaran kebangsaan yang memadai. Ketiga jika ingin mendalami secara tuntas dan mendalam perihal manusia pascanasional para peneliti diharapkan meneliti hal tersebut pada novel Burung-Burung Rantau karya YBM dalam bentuk penelitian lanjutan. Dengan mengaji novel Burung-Burung Rantau akan didapatkan informasi utuh menyeluruh dan mendalam perihal manusia pascanasional yang merupakan pengejawantahan konsep YBM mengenai nasionalisme.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 21 Jan 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64268

Actions (login required)

View Item View Item