Penalaran dalam debat politik di televisi / Mohamad Jazeri - Repositori Universitas Negeri Malang

Penalaran dalam debat politik di televisi / Mohamad Jazeri

Jazeri, Mohamad (2011) Penalaran dalam debat politik di televisi / Mohamad Jazeri. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Disertasi. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. H. Abdul Syukur Ibrahim (II) Prof. Dr. H. Dawud M.Pd (III) Prof. Dr. H. Imam Syafi ie. Kata Kunci proposisi penalaran konstruksi penalaran strategi penalaran debat politik. Kemampuan bernalar memiliki peranan penting dalam debat politik di TV. Karena peranan pentingnya itu penggunaan kemampuan bernalar dalam debat politik layak untuk diteliti. Penelitian Penalaran dalam Debat Politik di TV ini bertujuan untuk menjelaskan tiga masalah pokok yakni (1) proposisi penalaran dalam debat politik di TV (2) konstruksi penalaran dalam debat politik di TV dan (3) strategi penalaran dalam debat politik di TV. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Karena penggunaan bahasa dalam debat politik juga penuh dengan kepentingan penggunaan analisis pesan politik Vedung dianggap cocok untuk mengungkap motivasi niat kalkulasi dan pertimbangan yang mendasari lahirnya sebuah argumen dalam debat politik. Data penelitian ini adalah unit wacana lisan dalam debat politik yang mengandung (1) proposisi penalaran (2) konstruksi penalaran dan (3) strategi penalaran. Data-data tersebut diperoleh dari peristiwa komunikasi dalam debat politik di TV yakni DEBAT PARTAI dan debat Capres-Cawapres 2009. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan model alir Miles dan Huberman yakni pengumpulan data reduksi data penyajian data serta verifikasi dan penarikan simpulan akhir. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pendirian dalam debat politik dinyatakan dalam proposisi yang beragam. Keragaman proposisi tersebut dapat dibedakan menjadi tiga kategori yakni proposisi kategorik hipotetis dan modalitas. Selain keragaman kategori proposisi dalam debat politik juga beragam dalam isi sesuai dengan sikap institusi yang diwakilinya. Keragaman proposisi tersebut menunjukkan bahwa pendirian dalam debat politik lahir dari sudut pandang yang beragam sesuai logika dan kepentingan politik masing-masing peserta debat. Perbedaan sudut pandang yang digunakan menyebabkan perbedaan penilaian terhadap suatu masalah politik yang diperdebatkan. Perbedaan tersebut semakin besar jika dipengaruhi oleh kepentingan politik yang diperjuangkan oleh peserta debat. Konstruksi penalaran dalam debat politik dapat dibedakan menjadi dua yakni konstruksi penalaran yang sahih dan konstruksi penalaran yang sesat. Konstruksi penalaran yang sahih dinyatakan dalam argumen asosiatif dan disosiatif. Argumen asosiatif yang ditemukan meliputi quasi logis analogi generalisasi kausalitas dan koeksistensial sedangkan argumen disosiatif meliputi disosiasi ideologi dan kebijakan. Dilihat dari elemen pembangunnya konstruksi penalaran membentuk pola yang berbeda dari model Toulmin. Sementara itu penalaran yang sesat terjadi dalam bentuk kesalahan bahasa dan kesalahan relevansi. Kesalahan bahasa terjadi karena penggunaan bahasa yang tidak tepat sedangkan kesalahan relevansi terjadi karena tidak adanya hubungan antara anteseden dan konklusi. Selain itu kesalahan relevansi juga terjadi karena peserta debat melakukan kekerasan verbal seperti menginterupsi mengancam menonjolkan diri merendahkan lawan debat dan mensabotase gilir tutur. Temuan ini menunjukkan bahwa pertama kesahihan dan kesalahan konstruksi penalaran dalam debat politik lebih dipengaruhi oleh motivasi politik bukan kebenaran logis. Kedua kesalahan penalaran sering terjadi karena peserta debat memanfaatkannya sebagai strategi berdebat. Ketiga kecenderungan penggunaan argumen palsu dan kekerasan verbal menunjukkan bahwa penalaran dalam debat politik tidak sekedar pertarungan logika melainkan juga pertarungan kepentingan. Strategi penalaran dalam debat politik secara garis besar dapat dibedakan menjadi strategi afirmatif (mengiyakan) dan strategi negatif (menolak). Strategi penalaran yang dilakukan peserta debat politik di TV dipengaruhi oleh sikap institusi yang diwakili terhadap masalah yang diperdebatkan. Hal ini menunjukkan bahwa penalaran dalam debat politik bersifat kompleks. Kompleksitas tersebut terjadi karena penalaran dalam debat politik dipengaruhi oleh dua kepentingan yakni kepentingan rasionalitas agar argumen yang dibangun masuk akal dan kepentingan institusi yang diwakili agar tujuan politiknya tercapai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penalaran dalam debat politik berada dalam dua kepentingan yaitu kepentingan mengikuti logika formal agar argumen yang dibangun menjadi rasional dan kepentingan mengikuti tujuan politik agar tujuan-tujuan politik praktis dapat tercapai sehingga kesalahan penalaran sering terjadi bahkan digunakan sebagai strategi untuk memenangkan debat.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 03 Oct 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/64251

Actions (login required)

View Item View Item